6 Mahasiswa IAIN Palangka Raya yang Joget di Atas Ambulans Bakal Disidang Etik Kampus
Merdeka.com - Polisi melimpahkan kasus enam mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya berjoget di atas ambulans ke kampus. Enam mahasiswa itu sebelumnya diperiksa polisi setelah aksi berjoget di atas ambulans viral di media sosial.
"Iya (tidak dilanjuti proses hukumnya), sanksi dari akademik kampus," kata Kasat Reskrim Polres Kapuas AKP Kristanto Situmeang saat dihubungi, Kamis (26/8).
Adapun kronologi kejadian viral aksi joget di atas ambulans itu terjadi pada 21 Agustus 2021 sekitar pukul 10.00 WIB di jalam menuju perusahaan HTI menuju dusun Bereng Basuran, Mentanggai, Kapuas, Kalimantan Tengah. Para mahasiswa itu sedang melangsungkan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Apa yang membuat kampus heboh? Udinus jadi heboh karena Azizah Salsha dan Pratama Arhan mampir.
-
Bagaimana kasus viral membuat polisi bergerak? Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
Mereka yang ditemani salah seorang warga desa hendak pergi ke Dusun Bereng Basuran hendak mengambil kayu untuk dibuat sebagai tanda petunjuk arah ke desa tersebut.
"Para mahasiswa berangkat dengan meminjam atau menggunakan mobil ambulans milik Desa Humbang Raya," kata Kristanto.
Saat di tengah penjalanan, mereka yang kala itu sedang manaiki ambulans terpaksa menghentikan perjalanannya, karena jembatan putus. Sehingga mereka turun dari mobil dan memeriksa kondisi jalan.
Lalu, salah satu mahasiswa secara spontan memutar musik menggunakan handphone yang disambungkan dengan pengeras suara ambulans. Mendengar musik tersebut, mereka sontak berjoget di pintu mobil hingga naik ke atas ambulans.
Aksi mereka direkam salah satu rekannya tanpa maksud apapun. Namun kemudian rekaman itu dibagikan ke WhatsApp Story oleh salah seorang mahasiswa.
"Sehingga beredar dan viral di media sosial dunia maya dan menimbulkan kegaduhan di media sosial," ujar dia.
Pada kesempatan terpisah melalui video yang diterima merdeka.com, terlihat salah satu mahasiswi yang mewakili teman- temannya turut mengucapkan permohonan maafnya atas aksi mereka berjoget di atas ambulans.
"Sebelumnya kami ingin meluruskan bahwa kami tidak berniat membuat video tersebut berniat pergi ke hutan kemudian menggunakan ambulans untuk melakukan aksi video atau membuat konten video. Tetapi semuanya terjadi secara spontan, kami menyadari secara sadar bahwa apa yang kami lakukan itu sangat melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia," ujar salah satu mahasiswi.
Mereka pun menyadari apa yang dilakukan tidaklah pantas, karena itu dia meminta maaf kepada seluruh pihak atas kegaduhan yang terjadi akibat aksi joget di atas ambulans.
"Kepada seluruh pihak yang dirugikan atas kejadian ini, terutama kepada pihak desa kemudian juga pihak satgas untuk penyalahgunaan fasilitas yang telah kami lakukan. Kami menyesali perbuatan kami, kami berjanji tidak akan melakukan kegiatan tersebut lagi, tidak akan melakukan aksi yang seperti ada di video tersebut lagi," terangnya.
Sedangkan pada video selanjutnya, pihak kampus IAIN menyatakan akan melakukan proses sidang kode etik atas apa yang dilakukan kepada para anak didiknya tersebut.
"Kami investigasi juga dan ini mungkin ada sidang kode etiknya, saya adalah ketua sidang kode etik mahasiswa dan semoga dapat kami selesaikan juga termasuk nanti ada orang-orangnya siapa yang share, siapa yang foto," kata akil Rektor III IAIN Palangka Raya, Sadiani dalam video tersebut.
"Sampai nanti siapa yang bisa sudah lulus. Ini sudah lulus pak, sudah lulus KKN, mengulang. Kemudian ada yang skor kode etik, ada yang dikurangi mata kuliahnya, dihilangkan di nol kan mata kuliah itu," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi Etik Unand melakukan pemeriksaan untuk dapat mengungkapkan masalah tersebut secara objektif.
Baca SelengkapnyaViral Konvoi Pesilat Halangi Laju Mobil Damkar di Sragen
Baca SelengkapnyaViral Penghuni Indekos di Tangsel Ngaku Diintimidasi saat Beribadah, Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Baca SelengkapnyaPelaku diserahkan ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaKemenag sepakat pelanggaran hukum pada kerusuhan di Pamulang, Tangerang Selatan harus diproses
Baca SelengkapnyaDalam mobil tersebut diketahui berisi tiga orang saat menabrak bus kuning UI
Baca SelengkapnyaTotal ratusan pelajar, petasan, hingga puluhan motor yang digunakan untuk konvoi telah diamankan.
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut pelaku tindak keras dan intimidasi adalah masyarakat setempat dan juga ketua RT.
Baca SelengkapnyaDiduga, mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak bus kuning hingga rusak parah
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap 16 pelaku bentrok mahasiswa antarfakultas di Universitas Islam Makassar (UIM) yang menyebabkan sejumlah ruang sekretariat rusak.
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, ada tujuh siswa luka berat yang kini dirawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) Depok.
Baca Selengkapnya