6 Orang nekat palsukan tiket tempat wisata Pantai Tanjungpakis
Merdeka.com - Aparat kepolisian dari Unit Satreskrim Polres Kabupaten Karawang, Jawa Barat menangkap enam pelaku pungutan liar di tempat wisata Pantai Tanjungpakis.
"Keenam pelaku itu terjaring dalam operasi tangkap tangan Polres Karawang," kata Kapolres setempat AKBP Slamet Waloya, di Karawang, seperti dilansir Antara, Minggu (24/6).
Para pelaku melakukan pungutan liar dengan memalsukan tiket tanda masuk. Modusnya, pelaku meminta uang sebesar Rp 20 ribu per pengunjung.
-
Siapa yang melakukan pungli di objek wisata? Pungli biasa dilakukan pihak yang tidak berwenang, seperti kelompok masyarakat atau pejabat yang menyalahgunakan kekuasaannya.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Bagaimana cara pengunjung Pantai Tanjung Kait membayar retribusi? Dari unggahan yang terlihat, dirinya dimintai uang retribusi dan diberi semacam tiket kertas berwarna biru.
-
Dimana pengunjung Pantai Tanjung Kait diminta membayar retribusi? Penarikan retribusi dilakukan di dua lokasi menuju Pantai Tanjung Kait.
Setelah menerima uang tersebut, pelaku memberikan pengunjung tiket masuk objek wisata Pantai Pakisjaya palsu.
"Mereka memalsukan tiket masuk objek wisata dengan cara di-scan dan dicetak kembali. Tiket itu diketahui jelas palsu karena jenis tiketnya berbeda dengan tiket yang dikeluarkan pengelola tempat wisata itu," kata dia lagi.
Atas perbuatan pelaku, kata Kapolres, para pengunjung objek wisata Pantai Pakisjaya dirugikan. Seharusnya pengunjung hanya cukup membayar tiket masuk sebesar Rp10.000 seperti tiket yang diterbitkan pengelola.
Tapi pelaku meminta uang ke setiap pengunjung dengan tiket masuk palsu sebesar Rp20.000 sebagai tiket masuk. Itu baru satu pintu, sedangkan untuk menuju objek wisata pantai itu, pengunjung harus melewati empat pintu masuk.
"Untuk melalui empat pintu masuk dan sampai ke objek wisata Pantai Pakisjaya, pengunjung harus mengeluarkan uang Rp 70.000. Itu sangat merugikan pengunjung," kata dia.
Atas hal tersebut, enam pelaku pungutan liar yang masing-masing berinisial IS, CM, YY, SK, KT, dan YD ditangkap pihak kepolisian setempat.
Keenam pelaku pungutan liar itu merupakan warga setempat, yakni warga Desa Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Karawang.
Dari penangkapan itu, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti uang senilai Rp839 ribu, 93 lembar tiket palsu, dan satu bundel tiket masuk tempat wisata Pantai Tanjungpakis.
"Keenam pelaku diancam pasal 263 ayat (2) KUHP dengan hukuman pidana penjara enam tahun," kata Kapolres.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kepolisian bersama pihak terkait akan terus melakukan penyelidikan hingga kasus dugaan pungli tersebut terungkap," kata Ipda Dicka
Baca SelengkapnyaModus operandi yang dilakukan para pelaku dengan menggunakan penipuan lowongan kerja.
Baca SelengkapnyaWaspadai penipuan terkait tiket pesawat murah. Para pelaku seringkali memanfaatkan akun palsu dan menawarkan diskon besar untuk menjerat korban.
Baca SelengkapnyaViral parkir liar di sekitar Taman Lapangan Banteng.
Baca SelengkapnyaAksi pungutan liar (pungli) terjadi di pemandian air Sidebu-debu, Berastagi viral di sosial media, pengunjung diminta dua kali bayar.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus jukir liar ini sebelumnya telah sempat diungkap oleh Polres Metro Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaMenanggapi ini, Dinas Pariwisata dan Satpol PP Kabupaten Buleleng, Bali, sudah mendatangi Air Terjun Sekumpul.
Baca SelengkapnyaDalam operasi tersebut dilakukan lintas kecamatan Cengkareng hingga Kembangan.
Baca SelengkapnyaDua turis itu berulang kali meminta untuk turun, tetapi mobilnya terus melaju sambil memalak dua bule.
Baca SelengkapnyaPenarikan retribusi dilakukan di dua lokasi menuju Pantai Tanjung Kait.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Hartono menanggapi soal marak parkir liar di sekitar Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaPemerasan tersebut diduga akibat adanya komunikasi yang keliru antara korban dan pelaku.
Baca Selengkapnya