6 Petani di Ngawi Keracunan Usai Minum Jamu Gendong
Merdeka.com - 6 orang petani di Desa Cantel, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, mengalami keracunan. Hal ini terjadi setelah keenam orang tersebut meminum jamu racikan yang dibuat oleh penjual jamu keliling.
"Ada enam orang yang keracunan setelah minum jamu racikan," kata Kapolsek Pitu Iptu Subandi, Senin (22/7).
Ia menyebutkan, awalnya sebanyak 10 petani menghentikan penjual jamu gendong. Mereka memesan jamu sasetan yang dicampur dengan racikan yang dibuat oleh penjual jamu, berupa rempah-rempah, anggur hitam dan beras kencur.
-
Kenapa orang minum jamu? Mengkonsumsi jamu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi budaya lokal di Indonesia. Selain sebagai cara menjaga kesehatan, minum jamu juga merupakan warisan leluhur yang terus dijaga hingga kini.
-
Siapa yang membeli semua jamu? Melansir dari video unggahan akun Instagram @divisihumaspolri, Ipda Michael dibuat terkesima atas pengakuan ibu penjual jamu itu.
-
Apa itu jamu tradisional? Jamu, sebagai minuman herbal tradisional, telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
-
Bagaimana jamu dibuat di masa lalu? 'Sebenarnya pengobatan yang digunakan oleh masyarakat masa lalu tidak kalah dengan saat ini. Hanya saja tergerus perkembangan zaman,' kata Puger dikutip dari Kemdikbud.go.id.
-
Siapa yang boleh minum jamu? Jamu, sebagai warisan tradisional Indonesia, telah memperoleh pengakuan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sebagai bentuk pengobatan tradisional yang dapat diakui secara klinis.
-
Siapa yang aman minum jamu kunyit jahe? Kebanyakan bahan yang digunakan dalam jamu, seperti kunyit dan jahe, dapat dikonsumsi dengan aman oleh orang yang menderita diabetes.
Berselang 30 menit kemudian, 6 dari 10 orang yang memesan jamu itu merasakan mual, pusing, muntah dan badan lemas. Keenam orang tersebut yaitu Sumanto (57), Supinah (55), Sarwan (49), Kasiran (45), Sugeng (50) dan Purwanto (36).
"Mereka langsung muntah-muntah. Karena tidak kuat, mereka yang keracunan itu dirujuk ke Puskesmas Pitu," terangnya.
Namun rupanya dari keenamnya, kondisi korban Sumanto, Supinah dan Sarwan semakin memburuk. Sehingga membuat pihak Puskesmas Pitu merujuknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeroto.
"Karena memang kondisinya semakin mengkhawatirkan. Dokter di puskesmas tidak mau mengambil resiko. Sampai sekarang belum diperbolehkan pulang oleh dokter," bebernya.
Sedangkan korban yang bernama Sugeng masih dirawat di Puskesmas Pitu. Sementara itu, untuk Kasiran dan Purwanto kondisinya semakin membaik dan diperbolehkan pulang.
"Ada juga yang sudah pulang karena sudah membaik. Satu masih dilakukan perawatan di Puskesmas. Untuk yang dirawat di Puskesmas mungkin besok sudah boleh pulang," tambahnya.
Sementara, peracik jamu telah dilakukan pemeriksaan secara intensif. Dari hasil pemeriksaan, penjual menjelaskan bahwa pembuat jamu hanya mencampur jamu yang dibuat home industry di Kabupaten Sragen dengan racikannya.
"Ini masih kami periksa. Tentu juga melakukan penelusuran lebih lanjut jamu sasetannya berasal darimana," terangnya.
Barang bukti sudah disita polisi, demikian juga dengan jamu saset dan sisa jamu yang diminum para korban, sudah dibawa untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
"Kami bawa barang buktinya untuk pemeriksaan lab lebih lanjut," tegasnya.
Jika nanti dinyatakan bersalah, penjual jamu gendong itu dikenakan Pasal 196 dan atau pasal 197 UURI no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaKorban keracunan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit setelah hasil pemeriksaan diharuskan dirujuk.
Baca SelengkapnyaPuluhan pegawai Pemkab Gowa dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf. Mereka diduga keracunan seusai menyantap hidangan acara pernikahan di Gedung Adi Jaya.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa dua orang pemilik acara, yakni pasangan suami istri (pasutri) SY dan DM.
Baca SelengkapnyaAcara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.
Baca Selengkapnya