6 Petunjuk yang asumsikan MH370 berakhir di Samudera Hindia

Merdeka.com - Sudah lebih dari 2 pekan, pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 belum juga ditemukan. Berbagai misteri menyelimuti keberadaan pesawat berisi 227 penumpang dan 12 kru itu.

Kejadian itu mendorong 26 negara membantu Malaysia menemukan posisi terakhir pesawat nahas itu. Penggunaan teknologi canggih belum juga berhasil menemukan puing pesawat tersebut.

Terakhir, pemerintah Australia mengungkap penemuan dua objek asing di selatan Samudera Hindia. Lokasi ini berjarak 2.500 kilometer dari Perth. Berbagai negara pun memindahkan pencarian ke lokasi yang diduga puing dari pesawat MH370.

Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai dua objek yang mengambang di selatan Samudera Hindia itu. Namun, Perdana Menteri Najib Tun Razak telah mengumumkan, lokasi itu merupakan posisi terakhir dari penerbangan Malaysia Airlines dengan rute Kuala Lumpur-Beijing.

Berikut beberapa petunjuk yang membuat pemerintah Malaysia berkesimpulan pesawat tersebut jatuh di Samudera Hindia:

Hilang kontak dari ATC

Tepat tanggal 8 Maret 2014, maskapai Malaysia Airlines mengumumkan telah kehilangan kontak dengan pesawat MH370. Pernyataan tersebut disampaikan beberapa saat setelah pesawat tersebut terbang sekitar 120 mil laut dari Kota Bharu di Laut China Selatan.Lima hari berikutnya, Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein menyatakan, pesawat tersebut membelokkan arah dari Laut China Selatan ke Selat Malaka. Pencarian pun diperluas hingga 43.500 kilometer persegi yang mencangkup Laut Andaman, bagian barat Thailand dan Selat Malaka yang berada di Peninsula Melayu dan Sumatera.Selang sehari kemudian, kantor berita Reuters melaporkan, menemukan petunjuk yang menggambarkan pesawat tak diketahui melayang di antara Peninsula Melayu hingga ke Kepulauan Andaman.Dalam tulisannya, Reuters menyebut penyelidik percaya bahwa pesawat itu mengikuti rute navigasi, yang juga menjadi lokasi terakhir pesawat sebelum hilang dari pantauan radar militer Malaysia di garis pantai barat laut. Diduga, pesawat itu diterbangkan orang yang ahli dalam penerbangan.

Pesawat dimatikan dan dibelokkan

15 Maret 2014, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyatakan, seseorang telah mematikan sistem komunikasi dan alat pelacak pesawat yang hilang tersebut. Sistem itu diketahui mati dalam tujuh jam setelah dilaporkan hilang.Dalam konferensi pers, Najib menyebut data terakhir diketahui pesawat tersebut sedang menuju ke arah utara Kazakhstan, atau selatan Samudera Hindia. Dengan pernyataan itu, Malaysia menghentikan operasi pencarian di Laut China Selatan.Berdasarkan data yang dimiliki, otoritas Malaysia tidak mencari lokasi terakhir kontak dengan pesawat, malah membuat dua koridor pencarian baru. Berdasarkan sumber, koridor selatan mungkin digunakan menjadi rute lain pesawat, sebab koridor utara lebih sibuk dan besar kemungkinan terdeteksi.

Pesan terakhir pilot

Dua hari setelah itu, Malaysia Airlines mengungkap kata-kata terakhir kopilot Fariq Abdul Hamid sebelum hilang. Dalam rekaman tersebut, Fariq mengucapkan selamat malam kepada menara ATC yang memantau lalu lintas udara."Baiklah, selamat malam," ucap Fariq.Berdasarkan sinyal dari sistem ACARS, sebuah komputer pemeliharaan status pesawat, yang diterima 12 menit sebelum dipastikan sebagai kata-kata terakhir. Transporder pesawat, yang menghubungkan informasi keberadaan pesawat, dimatikan hanya dua menit setelah pesan suara tersebut disampaikan.Mantan pilot British Airways dan anggota Royal Aeronautical Society, Hugh Dibley menilai, dimatikannya transporder bertentangan dengan prosedur standar penerbangan. "Pilot wajib membaca kembali instruksi untuk mengontak pusat kontrol termasuk panggilan penerbangan."

Sinyal relay di barat daya Perth

Hanya sehari setelah Australia diberi kewenangan untuk memimpin pencarian di koridor selatan Samudera Hindia, tim SAR negara ini memfokuskan pencarian sekitar 3.000 kilometer barat data Perth.Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) menyatakan, zona pencarian mencapai 600 ribu kilometer persegi di tengah lautan. Seluruhnya menggunakan data-data relay satelit yang didapat dari pesawat yang hilang tersebut.Informasi yang sama menyebutkan gambar pantulan dalam jarak yang sama di belahan bumi bagian utara.

Dua objek mencurigakan di selatan Samudera Hindia

20 Maret 2014, pesawat Australia menjelajahi sisi selatan Samudera Hindia setelah AMSA menerima gambar satelit tentang keberadaan dua objek asing. Keduanya dirasa menjadi petunjuk pesawat Malaysia Airlines MH370.Dua benda tersebut berada sekitar 2.500 kilometer barat daya Perth. Australia lantas mengerahkan empat pesawat mereka, bersamaan dengan Amerika Serikat dan New Zealande untuk menyisir area tersebut, tapi tidak ditemukan apapun.Dua hari setelah itu, gambar satelit China mendeteksi objek yang lebih besar dalam jarak 120 kilometer barat daya dari citra sebelumnya. Satelit Perancis juga menemukan petunjuk selanjutnya yang mengambang sekitar 850 kilometer dari lokasi pencarian.Secara umum, lokasi pencarian telah diperluas hingga 68.000 kilometer persegi di laut lepas.

Melacak ping terakhir lewat satelit

Di tengah berlangsungnya pencarian di koridor selatan, sebuah satelit milik perusahaan asal Inggris mengklaim menemukan rute terakhir penerbangan Malaysia Airlines. Temuan itu membuat PM Malaysia menyebutkan Boeing 777 telah jatuh ribuan mil jauhnya di selatan Samudera Hindia, dan seluruh isinya tewas.Dengan menggunakan satelit Inmarsat buatan abad ke-19 berhasil menganalisa tujuh ping yang berada di MH370 sekaligus tujuan akhir pesawat itu. Ping secara otomatis ditransmisi setiap jam dari pesawat setelah sistem komunikasi dihentikan, yang mengindikasikan pesawat tersebut melanjutkan penerbangan selama beberapa jam setelah dinyatakan hilang.Dari waktu ke waktu, sinyal itu mencapai satelit dan ketinggian pesawat. Inmarsat juga menyebut dua busur, satu di utara dan satu di selatan tempat yang diduga menjadi perlintasan MH370.