7 Siswa SD yang ditusuk di NTT alami trauma berat
Merdeka.com - Sebanyak tujuh siswa SDN 1 di Sabu Raijua ditikam secara membabi buta oleh IR, pria berusia 32 tahun. Kini, para korban mengalami trauma berat.
"Tentunya (trauma). Namanya kekerasan apalagi dilukai sajam (senjata tajam) akan berimbas ke sana," ujar Kabag Mitra Ropenmas Divisi Humas Polri Kombes Awi Setiyono kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (14/12).
Untuk itu, kata Awi, diperlukan pendampingan untuk menyembuhkan trauma. "Kalau nanti perlu pendampingan healing trauma tentu akan kita bantu kan kita sinergi dengan Pemda," ungkapnya.
-
Bagaimana membantu anak mengatasi trauma? Anda dapat memberikan dukungan dengan mendengarkan anak dengan penuh perhatian, membiarkan anak mengungkapkan perasaannya, dan meyakinkan anak bahwa ia tidak sendirian.
-
Siapa yang bisa membantu anak mengatasi trauma? Anak membutuhkan dukungan emosional dari orang tua atau orang dewasa yang dipercaya untuk membantu mereka memahami dan mengatasi trauma yang dialaminya.
-
Siapa yang bisa membantu anak SD beradaptasi? 'Secara psikososial dan emosional ini menjadi penting bagi anak untuk melihat kesiapannya agar ia dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan menyenangkan,' kata Samanta.
-
Bagaimana cara membantu anak SD beradaptasi? Mengajarkan anak bermain bersama teman melalui simulasi bermain dalam kelompok kecil atau dalam skala ruang bermain yang lebih ramai juga bisa membantu. Mengajarkan anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri, seperti memakai sepatu sendiri, mengganti baju, dan lulus toilet training, sangat penting.
-
Siapa yang mengalami trauma berat? Dua anak Aiptu FN mengalami trauma berat dan harus mendapat pendampingan karena selalu teringat peristiwa perampasan mobil ayahnya oleh 12 debt collector.
Meski demikian, kini kondisi ketujuh korban penikaman sudah berangsur pulih.
"Sudah berangsur-angsur pulih ya makanya kemaren ada dua yang kritis alhamdulilah sudah bisa berbicara," tandasnya.
Sebelumnya, saat kejadian, pelaku datang ke dalam kelas 5 dan menyerang tujuh murid di bagian leher dan wajah. Polisi masih menyelidiki detail mengenai kasus yang menggegerkan warga setempat itu.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penanganan medis terhadap korban juga dilanjutkan dan akan didukung secara penuh, termasuk biayanya.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaKondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaAksi perundungan itu terjadi pada Agustus 2024 setelah orangtua korban melihat gelagat aneh anaknya.
Baca SelengkapnyaTim meminta Kepala sekolah SMP I Sindangbarang bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena dianggap lalai.
Baca SelengkapnyaSelain itu, alasan keluarga sepakat damai karena orangtua pelaku dan pondok pesantren sudah datang ke rumah.
Baca SelengkapnyaSiswi SD yang menjadi korban kekerasan seksual dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), di Bandung K (12) kini menjalani pemulihan trauma.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaAktivitas-aktivitas tersebut dirancang untuk mengembalikan keceriaan anak-anak, mengurangi rasa takut, dan membangun kembali semangat mereka.
Baca SelengkapnyaPihak SMA Negeri 70 melakukan langkah-langkah antisipatif agar kejadian serupa tak terulang di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini korbannya siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaKomisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan juga memberikan pendampingan terhadap pelajar pelaku kekerasan dan perundungan di SMA Binus School Serpong.
Baca Selengkapnya