70 Hiu hidup hasil buruan di Tarakan gagal diselundupkan ke Bali
Merdeka.com - Petugas balai karantina Tarakan, Kalimantan Utara, menahan pengiriman 70 ekor hiu tokek dari Tarakan tujuan Denpasar, yang disinyalir hasil perburuan nelayan di perairan Berau, Kalimantan Timur. Ditahannya pengiriman hiu itu, menyusul permintaan Pemkab Berau yang telah melarang perburuan hiu di perairan mereka.
"Benar, ada 70 ekor hiu yang ditahan di Tarakan, rencananya akan dikirim ke Denpasar. Itu untuk diekspor keluar negeri," kata Kabid Budidaya Perikanan Dinas Perikanan kabupaten Berau, Yunda Zuliarsih, saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (9/3).
"Awalnya, tanggal 1 Maret kemarin sekitar jam 6 pagi, saya ditelpon dari Tarakan, menginformasikan ada pengiriman hiu 26 ekor dalam 20 koli ke Denpasar. Kita sinyalir, itu hiu dari perairan Berau. Kita putuskan, kita minta pengiriman ditahan, tidak dikirim ke luar," ujar Yunda.
-
Kenapa buaya Heru Gundul lepas? Heru mengatakan sebenarnya ia dari awal ingin menyerahkan buaya itu ke BKSDA. Namun karena di hari Jumat saat penangkapan buaya itu ia sedang padat acara, dan hari Sabtu dan Minggu kantor BKSDA tutup, buaya terpaksa harus transit dulu di rumahnya sebelum diserahkan pada Senin (19/2).
-
Buaya apa yang dievakuasi Heru Gundul? Dalam video yang diunggah pada Rabu (21/4), pencinta satwa Heru Gundul sedang mengunjungi rumah salah seorang warga. Di belakang rumah itu, ada sebuah kolam tempat untuk menyimpan seekor buaya muara. Diketahui, rumah itu milik salah seorang tokoh pencinta satwa liar yang meninggal dunia setahun lalu bernama Aji Rachmat, mantan ketua Sioux Ular Indonesia.
-
Dimana Heru Gundul mengevakuasi buaya? Dalam video yang diunggah pada Rabu (21/4), pencinta satwa Heru Gundul sedang mengunjungi rumah salah seorang warga. Di belakang rumah itu, ada sebuah kolam tempat untuk menyimpan seekor buaya muara. Diketahui, rumah itu milik salah seorang tokoh pencinta satwa liar yang meninggal dunia setahun lalu bernama Aji Rachmat, mantan ketua Sioux Ular Indonesia.
-
Dimana hiu gergaji terancam punah? Hiu gergaji atau Pristis microdon Latham adalah spesies hiu langka yang kini terancam punah di Indonesia.
-
Bagaimana cara hiu ini berburu? Dengan ekor panjangnya, mereka memiliki keahlian menggembalakan ikan sebelum secara efektif menggunakan ekornya untuk membuat ikan pingsan dan mengambilnya sebagai mangsa.
-
Kenapa buaya itu dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
Namun demikian, belakangan diduga, pengiriman hiu diduga dari perairan Berau ke Tarakan, terus bertambah. "Jadi sejak 1 Maret 2017 kemarin, sampai Senin (6/3) kemarin, jumlah kesemuanya ada 70 ekor yang ditahan di Tarakan. Itu hiu hidup," tambah Yunda.
Diterangkan Yunda, permintaan Pemkab agar pengiriman hiu dari Tarakan ke Denpasar ditahan, bukan tanpa alasan.
"Dari Pemkab, tanggal 2 Februari 2017 kemarin, ada pertemuan dengan semua pihak di Berau termasuk nelayan. Semua jenis hiu dan pari dari laut Berau, disepakati tidak diburu. Pemkab juga tengah menyusun draft Perda, untuk larangan menangkap, menampung dan mendaratkan dan membawa keluar jenis hiu dan pari. Saat ini, edaran Bupati Berau Muharram juga sudah siap diedarkan," terang Yunda.
"Semua ini kita jadi waspada, karena sebelumnya ada brosur pengusaha yang menyatakan siap beli hiu buruan warga di kepulauan Derawan. Mereka homestay di Derawan, tapi izin usahanya dikeluarkan dari Tarakan. Jadi sejak pertemuan 2 Februari itu, mereka tidak lagi homestay di Derawan, tapi pemungutnya ada masih di Derawan," sebut Yunda.
"Saat ini, pembelian dari Tarakan itu dihentikan sejak ditahannya 70 ekor hiu di Tarakan. Jadi, semua jenis hiu di perairan Berau, bukan hampir punah atau langka. Laut Berau itu, masuk gugusan segitiga karang dunia, sehingga memiliki keanekaragaman hayati tertinggi nomor 2 di Indonesia, dan nomor 3 di dunia," jelasnya.
Dengan begitu, lanjut Yunda, perairan Berau memang banyak memiliki keanekaragaman hayati.
"Otomatis namanya keanekaragaman hayati itu, banyak hiu dan pari beragam jenis, itu biota laut. Secara kuantitas populasinya terbatas. Jadi, kalau diburu dan diekspor secara masif, bisa hilang dan habis," demikian Yunda. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat terjaring pukat, hiu itu tidak melawan, malah tampak seperti bermain-main dengan nelayan.
Baca SelengkapnyaSeekor ikan Hiu Tutul ditemukan mati terdampar di pantai selatan Munggangsari, Purworejo pada Rabu (16/8) siang.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaBangkai ikan besar ini masih berada di tepi pantai dan menanti tindakan lebih lanjut dari instansi yang berwenang.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.
Baca SelengkapnyaSeorang penyelam asal Inggris mendapatkan pengalaman yang luar biasa karena dapat bertemu hiu langka dari masa prasejarah.
Baca SelengkapnyaIni merupakan hiu paus kedua yang ditemukan mati di kawasan itu dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaPetugas juga menangkp seorang pria berinisial EB (61) asal Jawa Tengah dan telah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca Selengkapnya174 Ribu benih lobster nyaris diekspor secara ilegal ke Singapura. Beruntung upaya tersebut berhasil digagalkan.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca Selengkapnya