71 Pelajar Peserta Ujian di Timor Tengah Selatan Keracunan Makanan
Merdeka.com - Puluhan pelajar SMPN Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), keracunan usai mengkonsumsi menu makan siang.
Para pelajar ini sempat menikmati nasi bungkus untuk makan siang di SMPN Amanuban Selatan dalam kegiatan Ujian AKM (Asismen Kompetensi Minimum), gabungan tiga sekolah.
"10 orang korban diopname dan 61 orang diobservasi selama 1 x 24 Jam oleh dokter dan staf Dinas Kesehatan Kabupaten di Puskesmas Panite," kata Kapolsek Amanuban Selatan Ipda Maks Tameno kepada wartawan, Selasa (5/10).
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Apa saja gejala keracunan makanan pada anak? Secara umum, gejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
-
Siapa yang rentan mengalami keracunan makanan? Sejumlah organisme ini rentan menyebabkan keracunan pada orang tua, bayi, anak-anak kecil, wanita hamil beserta bayi yang dikandungnya, dan mereka yang rentan.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
Ujian AKM diikuti siswa dari SMPN Satu Atap Hautenu Desa Oekiu, Kecamatan Amanuban Selatan, SMPN Kobekaka, Desa Enoneten, Kecamatan Amanuban Selatan dan SMP Amsal Fatububut, Desa Oe Ekam, Kecamatan Noebeba.
Ada 71 orang siswa yang menjadi korban keracunan makanan dari tiga sekolah yakni, siswa SMPN Satu Atap Hautenu berjumlah 21 orang, siswa SMPN Kobekaka 40 orang dan SMP Amsal 10 orang.
Maks Tameno mengatakan, pada Senin (4/10) sekitar pukul 11.00 WITA, Mace Tobe selaku seksi konsumsi dari SMPN Amanuban Selatan memesan 117 nasi bungkus dengan lauk bervariasi seperti ikan, telur, daging ayam dan daging babi di Kedai 88 Panite, Kecamatan Amanuban Selatan.
Para siswa dan siswi dari tiga sekolah serta guru menikmati makan siang sekitar pukul 13.00 WITA. 10 menit usai menikmati makan siang ini, para siswa siswi mulai mual-mual, kepala sakit, gatal-gatal, pusing dan muntah-muntah.
Guru dari masing-masing sekolah kemudian mengantar para korban ke Puskesmas Panite dan ditangani dr. Vinolia Sanam, kepala puskesmas Panite bersama para perawat.
Para perawat bersama dokter kemudian memeriksa satu per satu korban sebagai tindakan pertama.
Ketua tim penanganan Puskesmas Panite dipimpin Kepala Puskesmas dr. Vinolia Sanam melakukan penanganan medis berupa observasi dan memberikan infus.
Para siswa yang harus menjalani perawatan ada enam orang dari SMP Kobekaka yakni, Jire Nau (14), Marli Tse (13), Ogrido Tamonob (13), Fransina Sesfaot (14), Margarita Suni (13) dan Seprianto Tamonob (14).
Tiga orang siswa dari SMP Satap Hautimu yakni, Maya Ora (15), Nahor Fina (14) Rifin Boimau (14). Serta satu siswi dari SMP Amsal Fatububut yakni Novi Tefa (13).
Pihak Puskesmas memanggil Norlina Moi, Dina Raja dan Adi Tateni yang membantu di Kadai 88 untuk dimintai keterangan.
Pihak Puskesmas juga memanggil pemilik Kadai 88, Agustina Konay namun yang bersangkutan berada di Soe, ibu kota Kabupaten TTS.
Sejumlag staf Dinas Kesehatan Kabupaten TTS juga datang melakukan wawancara dengan korban di ruangan opname dan yang sedang diobservasi.
Polisi sudah mendatangi lokasi kejadian dan mengumpulkan keterangan, serta menginterogasi Agustina Konay selaku pemilik Kedai 88.
Staf Dinas kesehatan Kabupaten TTS juga telah mengambil sampel dari sisa makanan yang di konsumsi para korban untuk diuji di laboratorium.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca Selengkapnya30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaPermen semprot yang sebabkan keracunan juga terdaftar di BPOM
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 121 warga Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, diduga keracunan makanan seusai menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga.
Baca SelengkapnyaAcara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.
Baca Selengkapnya