731 Hektare di Riau terbakar, termasuk lahan percontohan Badan Restorasi Gambut
Merdeka.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger mengatakan, terhitung sejak tanggal 14 Januari hingga hari ini Senin (26/2) luas kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau sejumlah 731,5 hektare. Sebelumnya 680 hektare, jumlah ini bertambah karena ada lagi lahan yang terbakar.
"Ada kebakaran lahan lagi, yaitu di Jalan Parit Jawa, Dusun I, Desa Mesim, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis seluas 5 hektare. Kemudian tiga desa di Kabupaten Siak, Desa Penyengat seluas 10 hektare, Desa Bunsur seluas 6 hektare dan Desa Tuah Indrapuri seluas 30 hektare," ujar Edwar kepada merdeka.com, Senin (26/2).
Di Siak dan Bengkalis, petugas gabungan TNI/Polri dan BPBD setempat dibantu warga sekitar, masih melakukan upaya pemadaman dan pendinginan.
-
Kapan kebakaran terjadi? Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Menurut Edwar, daerah paling luas lahan yang terbakar di Kabupaten Kepulauan Meranti. Di sana, lahan sagu dan semak belukar serta lahan percontohan Badan Restorasi Gambut ikut terbakar.
"Kebakaran di Kepulauan Meranti seluas 213 hektare. Jenis tanahnya gambut, ada juga lahan BRG yang terbakar," ucapnya.
Sedangkan kebakaran lahan di Kabupaten Indragiri Hulu mencapai 121,5 hektare, Kota Dumai 109,5 hektare, Bengkalis 100 hektare, Siak 59,5 hektare, Kota Pekanbaru 31 hektare, begitu juga dengan Pelalawan seluas 31 hektare.
Untuk di Kabupaten Rokan Hilir ada 26 hektare lahan terbakar, di Indragiri Hilir 24 hektare, Kampar 15,25 hektare dan di Rokan Hulu seluas satu hektare. Hanya di Kabupaten Kuantan Singingi yang tidak terjadi kebakaran lahan.
Upaya yang dilakukan tim gabungan berupa pemadaman melalui darat, serta udara dengan 1 helikopter milik Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru, serta 3 Heli perusahaan swasta.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luas lahan terbakar di Provinsi Riau sepanjang 2023 ini sudah mencapai 1.906 hektare (ha) yang terbakar.
Baca SelengkapnyaWilayah lereng yang paling banyak terbakar di Kecamatan Kubu, Karangasem Bali, dan untuk di Kecamatan Abang
Baca SelengkapnyaCuaca panas ekstrem melanda Kota Pekanbaru, Riau. Suhu rata-rata di kota tersebut mencapai 38 derajat Celcius.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, 874 hektare lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran, baik saat membuka lahan atau membuang puntung rokok sembarangan.
Baca SelengkapnyaCagar Biosfer Giam Siak Kecil merupakan hutan yang dilindungi negara di bawah naungan Unesco PBB.
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan di Kawasan Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis diduga ada oknum yang tidak bertanggung jawab.
Baca Selengkapnya"Jangan kasih kendor bagi pelaku-pelaku kebakaran lahan baik perorangan maupun perusahaan," kata Kapolda Riau.
Baca SelengkapnyaLahan seluas 312 Hektare di Inhu Riau terbakar. Proses pendinginan masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaRatusan hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang musim kemarau tahun ini. Kebakaran terparah terjadi di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca SelengkapnyaDiduga membakar lahan seluas 1 hektare di Kabupaten Bengkalis, hingga kini masih buru dalang dibalik bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca Selengkapnya