77 Pemabuk di Makassar Ditangkap, Banyak yang Menangis saat Dipertemukan Orang Tua
Merdeka.com - Kepolisian Resor Kota Besar Makassar membebaskan 77 remaja yang sebelumnya ditangkap pada Sabtu (15/10), saat pesta minuman keras (miras) di Kanal Pa'baeng-baeng. 77 remaja tersebut dibebaskan setelah dipertemukan dengan orang tua.
Kepala Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Budhi Haryanto mengatakan 77 remaja yang diamankan karena melanggar hukum. Meski demikian, pihaknya memberikan kesempatan kepada 77 remaja tersebut untuk taubat.
"Kita dari pihak kepolisian masih memberikan kesempatan kepada anak-anak kita yang melakukan pelanggaran untuk memperbaiki perbuatannya. Maka dari itu hari ini kita libatkan orang tua, sekaligus aparat pemerintah kita undang supaya semua pihak bersama-sama bertanggungjawab apa dilakukan anak-anak kita ini. Harapan kita, setelah kita kembalikan, sadarkan mereka akan menjadi masyarakat yang baik," ujarnya saat jumpa pers di Mapolrestabes Makassar, Senin (17/10).
-
Kenapa muda-mudi terjaring razia? Petugas juga memergoki pemuda bersama 2 orang wanita dalam satu kamar.
-
Kapan 37 warga Makassar ditangkap di Madinah? 'Jadi kemarin hari Sabtu (1/6/2024) ada 37 warga Indonesia dan informasi yang kami dapat adalah warga Makassar yang ditangkap di Madinah.
-
Siapa yang menangkap 37 warga Makassar di Madinah? Sebanyak 37 orang warga Kota Makassar diamankan Askar, polisi Arab Saudi karena coba masuk ke Kota Madinah untuk melaksanakan ibadah haji.Tiga puluh tujuh orang tersebut diamankan oleh Askar Arab Saudi karena tidak menggunakan visa haji.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Kenapa 37 orang warga Makassar ditangkap di Madinah? Sebanyak 37 orang warga Kota Makassar diamankan Askar, polisi Arab Saudi karena coba masuk ke Kota Madinah untuk melaksanakan ibadah haji.Tiga puluh tujuh orang tersebut diamankan oleh Askar Arab Saudi karena tidak menggunakan visa haji.
Berdasarkan pantauan merdeka.com, banyak di antara pelaku yang menangis saat bersimpuh di hadapan orang tua. Bahkan ada yang memegang erat kaki orang tuanya sambil menangis.
Budhi mengatakan sebelum dibebaskan, 77 remaja tersebut membuat surat pernyataan di hadapan orang tuanya. Hal tersebut sebagai pertanggungjawaban tidak akan lagi melakukan tindakan pidana.
"Surat pernyataan tentunya sebagai pertanggungjawaban hukum apabila setelah ini mereka mengulang (kesalahan). Kita sudah memberikan kesempatan ke mereka untuk berbuat baik, namun kalau kesempatan ini disalahgunakan akan kita lakukan penegakkan hukum," tegasnya.
77 remaja tersebut pesta miras berpotensi membuat tindak kejahatan. Apalagi saat pesta miras tersebut warga merasa terganggu.
"Dari pemeriksaan awal, mereka hanya diundang seseorang yang namanya Bayu. Mereka sama-sama kondisi mabuk dan tidak sadar, nah ini bisa menimbulkan potensi berbuat kejahatan. Di sini saya minta kepada seluruh masyarakat, apabila menemukan hal-hal seperti ini segera informasikan ke kita supaya perbuatan kejahatan mereka bisa kita cegah," tuturnya.
Dari 77 remaja yang diamankan sebelumnya, satu merupakan buronan Polres Takalar. Selain itu, ada lima perempuan yang turut diamankan.
"Ada satu orang dari 77 ini masuk dalam DPO Polres Takalar. Lima perempuan ini mungkin diajak minum," ucapnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkap sebelum temuan 7 mayat, polisi sempat menyisir lokasi untuk berpatroli siber.
Baca SelengkapnyaSatpol PP mengundang pihak sekolah sebagai pendamping, untuk mengetahui apa yang tengah dilakukan siswanya.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut sekelompok remaja itu izin ke orang tuanya karena ada pesta ulang tahun.
Baca SelengkapnyaSebanyak 60 remaja berkumpul di Jalan Cipendawa di bedeng atau gubuk di depan perusahaan semen di Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (21/9).
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Metro Tangerang mengamankan 22 anak dan remaja yang diduga mengganggu ketertiban umum dan melakukan pelemparan terhadap polisi.
Baca SelengkapnyaNgajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi.
Baca SelengkapnyaTotal ratusan pelajar, petasan, hingga puluhan motor yang digunakan untuk konvoi telah diamankan.
Baca SelengkapnyaKompolnas mendukung penuh pihak kepolisian menyelidiki kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaMereka diduga kuat masih ada kaitan dengan tujuh mayat mengambang di Kali Bekasi yang akan tawuran di daerah Jatiasih, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaIa menangis histeris saat ibunya menolak permintaan maafnya pasca diamankan di kantor kepolisian.
Baca SelengkapnyaPara korban tersebut menenggak minuman keras sebelum digerebek Tim Patroli Perintis Presisi.
Baca SelengkapnyaPolisi membongkar awal mula menemukan puluhan anak yang hendak tawuran di Bekasi.
Baca Selengkapnya