8 Kali gempa vulkanik Anak Krakatau, wisatawan dilarang mendekat
Merdeka.com - Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargo Pancuran, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi, mengungkapkan Gunung Anak Krakatau pada Kamis (19/5) mengalami kegempaan vulkanik dalam sebanyak delapan kali gempa, dan kegempaan dangkal sebanyak 11 kali.
"Meski intensitas kegempaannya turun, namun status Gunung Anak Krakatau tetap pada level dua atau waspada. Kami tetap melakukan pemantauan," ujar Andi, Jumat (20/5).
Meski status Gunung Anak Krakatau masih normal, Andi tetap meminta para nelayan dan wisatawan untuk tidak mendekati gunung berapi aktif di Selat Sunda itu dalam radius satu kilometer.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Kenapa Gunung Anak Ranakah bikin peneliti kaget? Munculnya Gunung Anak Ranakah bikin kaget para peneliti pada waktu itu. Hal ini dikarenakan pada kompleks Gunung Mandasawu Ranakah tidak pernah ada catatan erupsi.
-
Bagaimana Gunung Karang terlihat dari Jakarta? Dalam foto yang ditampilkan, terlihat Gunung Karang berada di arah barat alias satu jalur dengan semburat merah matahari terbenam.
-
Bagaimana memprediksi erupsi gunung berapi? Cara lain untuk melihat kapan gunung berapi akan erupsi adalah dengan mengukur gas yang keluar. Ketika magma bergerak ke permukaan, gas keluar dengan cepat dan mendahului magma. Gas ini bisa diukur dari angkasa atau dari daratan.
-
Apa status Gunung Slamet saat ini? “Kami sudah berkoordinasi dengan PVMBG dan mendapat informasi jika Gunung Slamet saat ini masih berstatus Level I atau normal,“
-
Mengapa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta? Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.
"Kondisi Gunung Anak Krakatau sulit diprediksi," jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Kawasan Gunung Anak Krakatau merupakan cagar alam laut di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan itu telah menjadi objek wisata banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.
Wisatawan mancanegara kebanyakan mengunjungi Gunung Anak Krakatau dari Anyer, Provinsi Banten, sebagian dari Dermaga Canti di dekat Kalianda, Lampung Selatan. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau melontarkan abu dengan tinggi kolom hingga 1.400 meter di atas puncak atau sekitar 1.557 meter di atas permukaan laut.
Baca SelengkapnyaJarak pantai Anyer ke Gunung Anak Krakatau 45-50 Km, dan radius tidak aman akibat erupsi berada di 5 Km
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Kamis dini hari
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaSetelah tertidur selama 22 tahun, pada 16 April 2024 Gunung Ruang kembali erupsi.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaTingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas) terhitung mulai Senin (4/11) pukul 24.00 WITA.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Deteksi 19 Gempa Guguran Gunung Ruang
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca Selengkapnya