81 Penyelam siaga di KRI, Moeldoko yakin sisa black box ketemu
Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengutarakan keyakinannya kepada tim penyelam TNI AL mampu menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) black box pesawat AirAsia QZ8501 yang belum ditemukan. Keyakinannya itu didasari karena 81 penyelam masih siaga di KRI Banda Aceh.
"Masih ada 81 penyelam prajurit saya di KRI Banda Aceh. Untuk itu saya yakin VDR dapat ditemukan segera," kata Moeldoko saat menggelar konferensi pers di Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Senin (12/1).
Selain itu, sambung Moeldoko prioritas utam tim SAR gabungan masih difokuskan untuk mencari body pesawat dan jenazah. Untuk itu segala unsur TNI tetap ditekankan untuk terus mencari dimana keberadaan body pesawat yang siduga masih banyak jenazah didalamnya.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
"Pencarian jenazah dan body pesawat tetap prioritas. Sudah saya sampaikan ke prajurit-prajurit saya. Kita akan optimalkan baik pencarian dari unsur laut,udara, dan penyelam kita," tegasnya.
Sebelumnya, salah satu bagian terpenting dari black box sudah ditemukan oleh Tim SAR Gabungan kemarin, namun baru diangkat pada Senin pagi tadi pada pukul 07.00 WIB. Bagian tersebut adalah rekaman data penerbangan atau Flight Data Recorder(FDR) dari pesawat nahas tersebut.
Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi(KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan, FDR tersebut akan langsung diantarkan ke Laboratorium milik KNKT di Jakarta untuk diivestigasi lebih lanjut.
""Nanti diperiksa sama Andre (investigator KNKT). Ada saksi dari Prancis, Singapura dan negara lain yang minat, untuk meyakinkan bahwa (FDR) ini diperiksa disini (Kantor KNKT)" kata Tatang yang turut hadir dalam konferensi pers di Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah ini.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaSuasana Kali Bekasi tepatnya di titik kawasan Jatiasih Pondok Gede mendadak ramai petugas, Minggu (22/9).
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi satu korban meninggal dunia akibat tenggelamnya KM Yuiee Jaya II di Pulau Kayuadi, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sabtu (16/3).
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca Selengkapnya