83 WNI terindikasi gabung ISIS
Merdeka.com - Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie saat ini masih monitoring 83 Warga Negara Indonesia yang terindikasi masuk jaringan ISIS. Menurut Ronny, warga Indonesia paling banyak yang diduga gabung ISIS.
"Terdapat 234 orang masuk dalam daftar pencarian DPO yang terkait dengan ISIS terdapat 91 orang yanh terdiri dari warga negara Algeria 1 orang, Indonesia 83 orang, Kuwait 2 orang, Arab Saudi 2 orang, Syria 1 orang dan Turki 2 orang," kata Ronny F Sompie di kantor Imigrasi, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (5/7).
Ronny mengatakan data tersebut diterima Imigrasi dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Polri. Ronny mengaku hanya mendapatkan data nama saja, tanpa informasi lengkapnya terkait identitas lengkap DPO ISIS yang berasal dari Indonesia.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
WNI apa yang sudah dipulangkan? Berdasarkan data Kemlu, terdapat 10 WNI di Gaza. Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Siapa yang menyerukan WNI untuk mengikuti prosedur? Oleh karena itu, saya menyerukan kepada semua yang ingin bekerja di Kamboja untuk mengikuti prosedur penempatan PMI yang telah ditetapkan.
-
Apa itu NISN? NISN merupakan Nomor Induk Siswa Nasional. Cara cek NISN dengan nama sekolah sebetulnya tidak begitu sulit.
"DPO cuma ada nama, paspornya enggak ada. Jadi enggak tahu itu dari daerah mana," ungkap Ronny.
Selain itu, Llantaran Imigrasi tidak mempunyai kewenangan atas menindaklanjuti proses penyidikan teroris, maka dibantu dari pihak lain. "Kami sering dapat data dari Polri, BNPT ketika ada WNI yang kemungkinan akan terlibat ISIS apakah mereka dalam bentuk tertekan, dikuasai atau sadar sendiri," ditambahkan Ronny.
Sedangkan dalam DPO terorisme terdapat 143 orang. Yakni 18 orang termasuk warga negara Indonesia. "DPO terorisme 143 orang dengan 5 warna negara terbesar yaitu Algeria 19 orang, Indonesia 18 orang, Mesir 10 orang, Pakistan 10 orang dan Irak 6 orang," kata Ronny.
Ronny menyebutkan jika Imigrasi juga siap bekerja sama dengan pihak lain guna mempermudah proses adanya terorisme. "Di sini memang perlu kerja sama. Mulai pembuatan paspor sampai keberangkatan sudah diantisipasi. Jadi minimalisasi dengan kerja sama. Imigrasi tidak tahu kalau tidak kerja sama karena tidak menangani kasus terorisme," ucap Ronny.
Terakhir Ronny menambahkan jika Imigrasi telah dibentuk 496 sekretariat Tim Pora diseluruh Indonesia dan melakukan kegiatan bersama sebanyak 37 kali untuk kegiatan pengawasan orang asing yang masuk ke Indonesia.
"Melakukan pengawasan dan penegakan hukum kepada WNI pada saat menerbitkan paspor dan berlintas di TPI," jelas Ronny.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaHal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.
Baca SelengkapnyaDensus 88 tangkap puluhan pendukung ISIS dalam satu hari di 3 lokasi
Baca SelengkapnyaBNPT meminta gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dimasukan ke dalam daftar terduga terorisme dan organisasi terorisme (DTTOT).
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKedua terduga teroris itu berinisial RJ dan AM. Petugas melakukan penangkapan pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaKarena sejauh ini anggotanya masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap para pelaku.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaIkrar sumpah setia pada NKRI itu dilakukan secara hibrida dengan dipusatkan di Lapas Khusus Kelas IIA Gunungsindur, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaKetiga WNA tersebut hadir dalam persidangan tanpa didampingi penasihat hukum, kecuali didampingi ahli alih bahasa atau penerjemah.
Baca Selengkapnya