9 Orang Penyelenggara Pemilu di Cianjur Meninggal, Puluhan Petugas Sakit
Merdeka.com - Sembilan orang penyelenggara Pemilu 2019 di Cianjur, Jawa Barat meninggal dunia, diduga akibat kelelahan selama menjalani proses tahapan hingga penghitungan suara di tingkat kecamatan.
Petugas yang meninggal dunia berasal dari pengawas TPS, tepatnya di TPS 01 Desa Pagermaneuh, Kecamatan Tanggeung. Sebelumnya anggota KPPS di Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas dilaporkan meninggal dunia akibat kelelahan.
Komisioner Bawaslu Cianjur Hadi Dzikri Nur mengatakan, pengawas TPS yang meninggal dunia atas nama Ceppy Cahyadi sempat mendapatkan pertolongan medis di puskesmas setempat.
-
Kenapa petugas pemilu di Klaten meninggal? Camat Gantiwarno Retno Setyaningsih mengatakan, beberapa hari sebelumnya ia sempat mengeluh sakit. Walau begitu pada hari pemungutan suara, Dewi berada dalam kondisi fit. 'Tapi kan KPPS banyak kerjaannya. Mungkin capek. Beliau punya Riwayat penyakit gula,' kata Retno dikutip dari ANTARA pada Kamis (15/2).
-
Bagaimana petugas pemilu di Sleman meninggal? Di Kabupaten Sleman, seorang petugas satuan perlindungan masyarakat (linmas) dilaporkan meninggal dunia sehari setelah mengamankan pemungutan suara Pemilu 2024. Petugas linmas itu bernama Sukidi, bertugas di TPS 1 Bulus Kidul, Candibinangun, Pakem, Sleman.
-
Dimana petugas pemilu di Jateng meninggal? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno.
-
Siapa petugas pemilu yang meninggal di Klaten? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Ia bernama Dewi Indriyani (43), sebelumnya diketahui bahwa ia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Kenapa suporter meninggal di Stadion Kanjuruhan? Banyaknya korban jiwa disebabkan penggunaan gas air mata oleh polisi dan diperparah pintu stadion terkunci sehingga terjadi penumpukan massa di satu lokasi.
"Almarhum diduga kelelahan usai menjalankan tugas, tepatnya setelah penghitungan suara di tingkat TPS. Almarhum sempat dibawa ke layanan kesehatan, namun Jumat (26/4) meninggal dunia," terangnya, Sabtu (27/4).
Ia menuturkan, pengawas TPS yang meninggal dunia merupakan yang pertama di Cianjur, namun petugas yang sakit, baik ringan atau pun berat jumlahnya mencapai puluhan orang.
"Untuk pengawas yang merupakan bagian dari Bawaslu Cianjur, satu orang yang meninggal dunia akibat kelelahan. Sedangkan puluhan orang dilaporkan sakit setelah menjalankan tugas," katanya pula.
Menurutnya, petugas pengawas Pemilu dari tingkatan kecamatan, desa, hingga yang paling bawah selalu diingatkan untuk menjaga kondisi kesehatan dan menjaga pola makan selama bertugas terutama pada malam hari.
"Kami imbau untuk tetap menjaga kesehatan, makan secara teratur dan perbanyak minum air putih karena proses tahapan penghitungan hasil pemilu masih panjang," tuturnya.
Sebelumnya, petugas KPPS yang meninggal dunia atas nama Ane Liane (22), anggota KPPS di TPS 28, Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas dilaporkan meninggal dunia setelah mendapatkan pertolongan medis di salah satu klinik.
Namun, korban akhirnya meninggal dunia di rumah ibunya di Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet. Sebelum meninggal, korban sempat mengalami pendarahan di bagian hidung.
Meninggalnya Ceppy dan Anne menambah panjang daftar penyelenggara pemilu di Cianjur yang meninggal dunia, menjadi sebanyak sembilan orang yang diduga akibat kelelahan menjalani proses tahapan Pemilu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas yang menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan juga akan mendapat santunan lain sebagaimana porsinya.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat 12 petugas Pemilu Sumbar meninggal dunia dan 50 orang jatuh sakit pada pelaksanaan Pemilu.
Baca SelengkapnyaRatusan petugas pemilu di Garut jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas.
Baca SelengkapnyaJumlah itu meruapakan angka kematian terhitung hingga 8 Desember 2024.
Baca SelengkapnyaLima petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia seusai mengawal pelaksanaan Pemilu 2024. Mereka diduga kelelahan.
Baca Selengkapnyastres ditandai gejala mual, pusing, hilang nafsu makan hingga sulit tidur.
Baca SelengkapnyaKeduanya meninggal usai melakukan serangkaian proses persiapan pencoblosan.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar mengungkapkan jumlah petugas KPPS yang sakit jumlahnya terus bertambah.
Baca SelengkapnyaMenurut Bima, angka tersebut jauh lebih rendah dibanding Pileg dan Pilpres 2019 silam.
Baca SelengkapnyaMereka meninggal di saat sedang dan usai bertugas pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBanyak petugas yang mengalami kelelahan sehingga beberapa dari mereka meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja mengatakan, 30 petugas pengawas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang meninggal dunia.
Baca Selengkapnya