9 Perempuan pendemo pegal-pegal saat cor kaki dengan semen
Merdeka.com - Sembilan perempuan yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) melakukan aksi protes dengan mengecor kaki mereka dengan semen.
Aksi ekstrem ini dilakukan untuk menolak pembangunan pabrik semen di lahan pertanian mereka yang ada di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.
Sembilan perempuan tersebut kini telah melepas coran semen di kali mereka itu usai Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki berjanji memenuhi keinginan mereka bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Mengapa petani Kendeng menolak pabrik semen? Untuk menolak pembangunan itu, pada tahun 2016 dan 2017 lalu mereka melakukan aksi cor kaki. Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
-
Dimana pabrik semen di Kaltim dibangun? Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor meresmikan pabrik semen milik PT Kobexindo Cement di Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
-
Kenapa buruh Semarang menolak Tapera? 'Setelah 50 tahun, uang iuran itu baru akan terkumpul Rp48 juta. Lima puluh tahun lagi, mana ada harga rumah Rp48 juta. Rumah saat ini paling murah saja Rp155 juta. Jadi ini cuma akal-akalan pemerintah saja. Menurut kami ini bukan jaminan sosial,' kata Aulia Hakim, sekretaris KSPI Jateng, mengutip YouTube Liputan6 pada Senin (10/6).
-
Mengapa pembangunan pabrik semen di Kaltim penting? Isran menjelaskan, peresmian pabrik semen ini menandai perkembangan industri hilir di Kalimantan Timur.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
Koordinator Aksi Djoko Priyatno mengungkapkan saat sembilan perempuan tersebut mengecor kakinya dengan semen, mereka hanya merasakan pegal-pegal di pergelangan kaki.
"Yang dirasakan ibu-ibu ketika dicor nggak apa-apa. Tapi ketika tidur karena sejak kemarin sudah dicor jadi yang dialami pegel. Pegel-pegel pada pergelangan kaki," kata Djoko di depan Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/4).
Djoko menjelaskan aksi demonstrasi tersebut dilakukan demi menjaga ekosistem di daerah tempat mereka tinggal. Sebab, pembangunan pabrik semen berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem.
"Kami jelas menuntut kepada pemerintah untuk tidak membangun, pabrik semen di pegunungan Kendeng. terutama di Rembang, Pati, Grobokan dan Blora. Karena di situ memang kawasan khas yang itu merupakan bahan baku semen. Kami menolak karena itu faktor lingkungan. Karena di situ ketika di tambang ekosistemnya akan rusak," ujarnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaTujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Baca SelengkapnyaAksi pengecoran di gang perumahan ini disayangkan lantaran banyak orang yang tidak bisa beraktivitas karena jalanan masih basah oleh semen.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaMereka menuntut kepada Majelis Hakim Mahkamah Agung untuk menegakkan keadilan masyarakat Dairi dalam mempertahankan ruang pertanian
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ini menangis melihat ladangnya rusak akibat ulah supporter bola yang terlibat kerusuhan.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaMereka menolak rencana pembangunan pemukiman di atas tanah negara eks Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) di Cimulang, Bogor.
Baca SelengkapnyaMereka mengkritisi kenaikan harga bahan pokok, terutama beras, setelah pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMereka memprotes dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024 untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaAksi ini merupakan bentuk protes terhadap berbagai isu yang dinilai merugikan para pekerja di industri tekstil.
Baca Selengkapnya