9 Perempuan yang cor kaki tolak pabrik semen kembali ke Istana
Merdeka.com - Sembilan wanita yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) melakukan aksi protes dengan mengecor kaki mereka dengan semen. Aksi ekstrem ini dilakukan untuk menolak pembangunan pabrik semen di lahan pertanian mereka yang ada di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah.
Aksi ini sebelumnya dilakukan di depan Istana Negara pada Selasa (12/4) kemarin. Saat ini mereka menginap di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Saat ini, kaki 9 perempuan ini masih terbujur dan di penjara kerasnya semen yang mengering di atas kotak kayu berukuran 100 x 30 sentimeter. Dengan dibantu teman, mereka sesekali berdiri untuk sedikit melemaskan otot-otot kali mereka.
-
Mengapa petani Kendeng menolak pabrik semen? Untuk menolak pembangunan itu, pada tahun 2016 dan 2017 lalu mereka melakukan aksi cor kaki. Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
-
Bagaimana aktivitas penambangan tanah di Gunung Gedang? Tampak dalam sebuah video yang dibagikan pemilik kanal YouTube RaraTV, tampak deretan truk muatan dan ekskavator memadati kawasan bukit Gunung Gedang. Bukit itu telah tandus sepenuhnya. Tak ada lagi vegetasi yang tumbuh di sana.
-
Kenapa Revolusi Industri menyebabkan kerusakan lingkungan? Semenjak 1760 ketika Revolusi Industri meletus dan polusi menyebar, manusia adalah penyebab utama dari kerusakan lingkungan yang ada di planet ini.
-
Apa dampak negatif dari merusak lingkungan? Dampak dari kerusakan alam juga mencakup pencemaran lingkungan, kebakaran hutan, dan pemanasan global.
-
Kenapa demonstrasi Semanggi 1 terjadi? Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap agenda dan pelaksanaan Sidang Istimewa MPR yang menunjuk B.J Habibie sebagai presiden menggantikan penguasa Orde Baru.
-
Mengapa pembangunan pabrik semen di Kaltim penting? Isran menjelaskan, peresmian pabrik semen ini menandai perkembangan industri hilir di Kalimantan Timur.
Riem Ambarwati (32), salah seorang perempuan yang kakinya ikut dicor mengatakan makna aksi ini adalah karena penambangan dan pabrik semen dapat merusak ekosistem Gunung Kendeng. Melihat dampak luar biasa yang akan ditimbulkan, dapat menjadi alasan kuat pabrik PT Semen Indonesia ditolak oleh warga Kendeng.
Dia mengibaratkan semen yang membelenggu kaki mereka seperti bumi yang mati, karena semen bisa membuat semua makhluk hidup sekitarnya tak dapat hidup.
"Kita rela mengecor kaki karena semen membelenggu Indonesia, semen ini ibarat bumi, jadi kalau udah dibuat semen akan mati semua. Makanya ibu-ibu menolak adanya penambangan semen," kata Riem di LBH, Jakarta Pusat, Rabu (13/4).
Aksi ini, katanya, akan terus dilakukan sampai Presiden Joko Widodo mau menemui kita dan mendengarkan suara mereka dan seluruh warga Gunung Kendeng.
"Agar Pak Jokowi mau nemuin kita. Kalau belum ditemuin Pak Jokowi kita begini terus. Semoga Pak Jokowi dengerin kita," tandasnya.
Rencananya, siang ini 9 perempuan ini akan kembali menyambangi Istana Negara untuk menindak lanjuti aspirasi yang mereka sampaikan kemarin.
"Nanti kita akan ke Istana lagi mas jam 1 atau jam 2 seperti kemarin. Pak Jokowi harus membantu memecahkan masalah ini," jelas Riem.
Untuk diketahui, dalam aksi ini ada sekitar 12 orang yang turut serta. Adapun 9 orang yang kakinya dicor dan 3 lainnya membantu segala aktivitas mereka. Mereka berasal dari Purwodadi, Pati, dan Rembang.
Kesembilan perempuan itu adalah Supini, Surani, Riem Ambarwati, Deni, Ngadinah, Sukinah, Karsupi, Murtini dan Surani.
Riem bercerita saat menggelar aksi di Istana, kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki dan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani menemui dan mencoba mendengarkan aspirasi mereka. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR, Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka dengan lantang mengatakan di depan Dirut Semen Indonesia, untuk tidak lagi membangun pabrik.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaMereka menuntut kepada Majelis Hakim Mahkamah Agung untuk menegakkan keadilan masyarakat Dairi dalam mempertahankan ruang pertanian
Baca SelengkapnyaPabrik yang berada di sisi Sungai Ciliwung itu saat ini masih disegel dengan garis kuning milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaHal yang menjadi sorotan utama OIKN adalah durasi perizinan pertambangan yang tidak bisa dihentikan begitu saja.
Baca SelengkapnyaAksi ini merupakan bentuk protes terhadap berbagai isu yang dinilai merugikan para pekerja di industri tekstil.
Baca SelengkapnyaWarga Nagari Air Bangis khawatir Proyek Strategi Nasional (PSN) akan membuat kehidupan mereka terancam.
Baca SelengkapnyaTahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca SelengkapnyaSejak 1975 silam, ternyata pabrik arang itu sudah beroperasi di sana. Tetapi seiring padatnya penduduk di sana, keberadaan pabrik menjadi masalah.
Baca Selengkapnya