9 tahun menyimpan dendam, anak Amrozi kini hormat pada merah putih
Merdeka.com - Untuk kali pertama, puluhan mantan narapidana teroris (napiter) di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur hormat kepada Bendera Merah Putih. Mereka adalah warga binaan Yayasan Lingkar Perdamaian (YLK) pimpinan eks perakit bom Jamaah Islamiyah, Ustaz Ali fauzi, yang juga adik pelaku bom Bali jilid satu, Amrozi bin Nurhasyim.
Pemandangan tak biasa ini diceritakan kembali oleh Bupati Lamongan, Fadeli saat mendampingi Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa yang tengah mengunjungi puluhan mantan napiter.
"Kemarin (17/8) yang lebih membanggakan, ada pandangan tidak seperti biasa. Di Desa Tenggulun ada upacara memperingata proklamasi kemerdekaan yang dibawa komando Yayasan Lingkar Perdamaian," terang Fadeli kepada Mensos.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
Di upacara peringatan HUT RI ke 72 itu, Ali Fauzi bertindak sebagai pembaca teks proklamasi. "Begitu juga saya melihat ada anaknya Amrozi (Zulia Mahendra) yang merupakan pelaku bom Bali itu sebagai pembawa bendera. Yang tidak kalah pentingnya, inspektur upacaranya Pak Kapolres. Luar bisa berjalan dengan baik, lancar, dan ini menunjukkan pengakuan NKRI harga mati," tandas Fadeli.
Pun begitu dengan Ali Fauzi. Jebolan anggota Specialist Elite Force Moro Islamic Leberation Front (MILF) ini mengatakan, selain anak Amrozi, tim pengibar Bendera Merah Putih juga dilakukan oleh salah satu pelaku teror di Poso.
"Di acara HUT RI ke 72, di Indonesia baru pertama kali mantan napi teroris, mantan kombatan yang kemudian hormat pada bendera, menyanyikan Indonesia Raya. Bahkan salah satu pengibar bendera ada bermasalah di kakinya, masih ada pelornya, masih ada pelurunya karena pernah baku tembak dengan polisi di Poso," terang Ali fauzi.
Diceritakan, pada moment istimewa itu, anak terpidana mati kasus bom Bali jilid satu tersebut, setelah sembilan tahun 'mengharamkan' dirinya hormat kepada bendera negaranya, kini bersedia kembali mengangkat tangan: hormat kepada merah putih.
Zulia Mahendra begitu dendam kepada negaranya yang telah menghukum mati ayahnya sebagai seorang teroris pada 2008. Tak sekadar membenci, bahkan Zulia membentangkan spanduk bertuliskan: Akan aku lanjutkan perjuangan abi (ayah). Tapi kini semuanya berubah, anak Amrozi yang akrab disapa Hendra itu sudah sadar dan tinggal di YLK bentukan mantan napi teroris dan kombatan di Desa Tenggulun.
Bagi Zulia, tak mudah melepaskan diri dari dendam kesumatnya itu. Dan baru satu tahun lalu dia berhasil lepas dari luka akibat kematian sang ayah berkat bimbingan pamannya, Ali Fauzi. "Nah, di momen upacara 17 Agustus-an kemarin Hendra bertugas mengibarkan bendera bersama dua anak mantan teroris lainnya, yaitu Syaiful Arif dan Khoerul Mustain. Sekarang Hendra sudah tak punya dendam pada negaranya dan mau angkat tangan hormat pada Sang Merah Putih," tandas Ali Fauzi. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Raja Juli mengajak masyarakat bersama-sama menjaga tanah wakaf dengan melakukan sertifikasi.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaPutra tokoh penting Partai Masyumi lulus dari Taruna Akpol. Begini momen harunya.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaPembacaan itu dilakukan ketika dirinya tengah menjalani masa tahanan kasus terorisme.
Baca Selengkapnya"Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad. Yang bertanda tangan dibawah ini saya nama munarman," lanjut Munarman.
Baca SelengkapnyaTurut hadir pula Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Tonny Nainggolan.
Baca SelengkapnyaStafsus Presiden, Diaz Hendropriyono komentari momen kebersamaan ayahnya bersama jenderal-jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaEmosional ibunda Imam Masykur ketika menatap langsung ketiga tersangka, yang membunuh anaknya
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaKetua Bappilu DPD Gerindra Sulsel, Harmansyah sebelumnya mengaku diancam anggota TNI yang mendatangi rumahnya.
Baca Selengkapnya