9 WNA asal China jadi buruh pembuat bata diamankan Imigrasi Bekasi
Merdeka.com - Kantor Imigrasi Kelas II Bekasi, mengamankan sebanyak sembilan Warga Negara Asing (WNA) asal China dari sebuah perusahaan pembuat bata di Jalan Serang-Cibarusah, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Bekasi, Sutrisno mengatakan, kesembilan WNA asal China itu diamankan ketika digelar operasi pengawasan orang asing di PT Batawang Indonesia pada Rabu (11/1) siang sekitar pukul 14.00 WIB.
"Ada sembilan Warga Negara Asing asal China yang melakukan kegiatan sebagai tenaga kerja asing," kata Sutrisno, Kamis (12/1).
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Apa yang dilakukan WNA tersebut? Selama tinggal di kampung, Mojorejo, Modo, Lamongan, dia kerap buat onar.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Apa yang dilakukan polisi China? Sang polisi bahkan tak segan turun tangan mempromosikan dagangan sang penjual dengan pengeras suara. 'Enam mao per setengah kilogram,' katanya. Saat salah seorang calon pembeli melirik, sang polisi turut menggiring sosoknya ke lapak.'Silakan kalau mau lihat dulu,' ungkapnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, kata dia, sembilan orang tersebut di antaranya delapan memegang Kartu Izin Tinggal Terbatas bukan keluaran dari Imigrasi Bekasi, sedangkan satu orang menggunakan izin kunjungan.
"Sembilan orang tersebut diduga menyalahgunakan izin tinggal yang dimiliki," jelasnya.
Menurut dia, dalam izin mempekerjakan orang asing disebutkan bahwa mereka bekerja di jajaran direksi seperti manajer, komisaris, dan lainnya.
"Tapi fakta di lapangan, mereka bekerja sebagai pekerja biasa memproduksi bata atau hebel," katanya.
Kini lembaganya telah mendalami dugaan pelanggaran yang dilakukan sembilan WNA asal China tersebut. Apabila terbukti, kesembilan warga China itu terancam dideportasi, bahkan ditingkatkan sampai ke penyidikan tindak pidana keimigrasian.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WN China itu baru berada di Indonesia selama dalam hitungan bulan.
Baca SelengkapnyaUntuk mengelabui petugas, mereka masuk ke wilayah Bali tidak secara bersamaan.
Baca SelengkapnyaApabila ditemukan cukup pelanggaran terhadap tindak pidana keimigrasian maka terhadap WNA tersebut dideportasi.
Baca Selengkapnya103 WNA Ditangkap di Bali, Diduga Lakukan Kejahatan Siber
Baca SelengkapnyaRumah kontrakan ini dihuni puluhan pengangguran asal China.
Baca SelengkapnyaPihaknya melakukan operasi pengawasan di dua lokasi berbeda yakni Seminyak dan Kuta.
Baca SelengkapnyaMarak Penyalahgunaan VoA, Ini Langkah Imigrasi untuk Tertibkan WNA Overstay
Baca Selengkapnyaberdasarkan data jumlah wisatawan asing masuk Indonesia naik 30 persen terhitung hingga Mei 2024
Baca SelengkapnyaSebanyak 12 wanita asal Vietnam ditangkap atas dugaan menjadi PSK dengan kedok sebagai ladies companion (LC) di tempat karaoke di kawasan Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaTernyata ada WNA China jadi joki untuk ujian bahasa Inggris. Sekarang dia ditangkap.
Baca SelengkapnyaDelapan imigran gelap ini berangkat dari Bangladesh ke Malaysia dan melanjutkan perjalanan ke Medan, Sumatera Utara hingga tiba ke Kabupaten Belu, NTT.
Baca SelengkapnyaMereka dideportasi karena kegiatan selama di Bali tidak sesuai dengan tujuannya awal datang ke Indonesia.
Baca Selengkapnya