Abdul Mu'ti Beberkan Alasannya Tolak Jadi Wamendikbud
Merdeka.com - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti memutuskan untuk menolak menjadi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbub). Dia seharusnya dilantik di Istana Negara pada hari ini, rabu (23/12).
Abdul Mu'ti membeberkan alasannya menolak jabatan yang ditawarkan Kabinet Indonesia Maju itu. Dia merasa, dirinya tidak mampu untuk mengemban amanah yang dianggapnya sangat berat.
"Setelah melalui berbagai pertimbangan, saya memutuskan untuk tidak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju dalam jabatan wakil menteri. Saya merasa tidak akan mampu mengemban amanah yang sangat berat itu," katanya dikutip dari akun facebook pribadinya, Rabu (23/12).
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
-
Siapa yang pecat Jokowi? Pengumuman tersebut disampaikan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun, dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di Jakarta.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa saja yang dipecat selain Jokowi? Selain Jokowi, Gibran, dan Bobby, terdapat 27 kader lain yang juga menerima sanksi berupa pemecatan. Keputusan ini menunjukkan bahwa tindakan tegas diambil terhadap semua pihak yang terlibat dalam pelanggaran.
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
Awalnya, dia merasa senang dengan tawaran tersebut. Abdul Mu'ti bahkan sudah sempat menerima tawaran itu tersebut, namun berubah pikiran.
Dengan segala pertimbangan yang matang, akhirnya Abdul Mu'ti memutuskan untuk tidak menerima jabatan Wamendikbud yang ditawarkan itu.
"Awalnya, ketika dihubungi oleh Pak Mensesneg dan Mas Mendikbud, saya menyatakan bersedia bergabung jika diberi amanah, tetapi, setelah mengukur kemampuan diri, saya berubah pikiran," kata guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah itu.
Bahkan, Abdul Mu'ti menegaskan bahwa dirinya bukanlah sosok yang tepat untuk mengisi kursi Wamendikbud. Dia pun berharap, keputusannya ini merupakan pilihan yang terbaik.
"Saya bukanlah figur yang tepat untuk amanah tersebut. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik," tutupnya.
Sebagai informasi, pria kelahiran 1968 ini menyandang gelar Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M. Ed. Dia menamatkan Pendidikan tingginya di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang tahun 1991, kemudian melanjutkan gelar S2 ke Flinders University of South Australia tahun 1997.
Dia juga mengambil pasca sarjana di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2008. Pada 2 September 2020, Abdul Mu'ti dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membantah tuduhan meminta jatah menteri ke PDIP.
Baca SelengkapnyaBudiman mengaku akan menerima tawaran menjadi menteri. Apabila tidak ada orang yang lebih baik dari dirinya untuk mengisi jabatan tersebut.
Baca SelengkapnyaWanita terang-terang meragukan kapasitas Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai calon wakil presiden.
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) memberhentikan KH Ate Mushodiq sebagai Ketua Umum MUI Kota Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran mengatakan, pemakzulan tidak tertulis dalam konstitusi UUD 1945.
Baca SelengkapnyaSeorang mahasiswa menantang Cak Imin apakah berani mundur jika dianggap gagal.
Baca SelengkapnyaCawapres Mahfud Md terang-terangan membeberkan alasannya menolak menjadi cawapres Anies Baswedan dan memilih mendampingi Capres Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaIsu kondisi sejumlah menteri kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang sudah tidak nyaman sebelumnya mulai menyeruak ke publik.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, perdebatan keputusannya baru mundur menjelang pencoblosan atau sebelum dicalonkan sebagai cawapres Ganjar merupakan hal lazim dalam politik.
Baca SelengkapnyaJanji Capres Prabowo Subianto soal jatah kursi menteri ditagih.
Baca SelengkapnyaTawaran tersebut bukan berasal dari partai koalisi, melainkan dari beberapa perwakilan PKS.
Baca SelengkapnyaPartai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai langkah pengunduran diri Mahfud MD lebih dilandasi kepentingan elektoral, bukan etis.
Baca Selengkapnya