Abu Bakar Baasyir disebut korban konspirasi politik

Merdeka.com - Tim pembela muslim (TPM) dan para pendukung yakin bahwa Amir Jamaah Ansyorut Tauhid, Abu Bakar Baasyir tidak terlibat dalam pelatihan terorisme di Pegunungan Jalin Janto, Aceh di tahun 2010. Keyakinan tersebut diungkapkan anggota TPM, Ahmad Michdan di sela-sela persidangan, Selasa (26/1).

"Dari empat sidang yang sudah dijalankan dan tiga saksi yang ada sebelumnya menjelaskan dengan rinci, bahwa mereka menyangsikan dan menolak tuduhan terhadap ustaz Abu Bakar Baasyir," katanya.

Dia mengemukakan, dalam kesaksian Habib Rizieq juga disebutkan dengan tegas bahwa Abu Bakar Baasyir adalah korban dari seperti halnya anggota FPI.

"Dari lima saksi yang dihadirkan memberikan keterangan, tidak satu pun yang bilang ustaz Abu Bakar Baasyir terlibat," jelasnya.

Dia mengemukakan, sebelum sidang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Cilacap, TPM pernah melakukan walk out lantaran proses persidangan Abu Bakar Baasyir dinilai bukan dalam rangka pencarian fakta.

"Kami tolak karena waktu itu, karena meminta keterangan saksi melalui telekonferens. Tadi sempat juga terungkap beberapa fakta baru," katanya.

Ahmad Michdan sendiri meyakini, Ustaz Abu Bakar Baasyir bisa dibebaskan dari segala tuduhan terhadap dirinya yang dikaitkan sebagai penyandang dana pelatihan militer di Jalin Janto, Aceh. Senada dengan TPM, pendukung Abu Bakar Baasyir yang datang menyatakan dari dua kali persidangan di PN Cilacap menunjukkan ada fitnah kepada pemimpin mereka.

"Kalau melihat keterangan saksi yang ada terutama dari ustaz Habib Rizieq, bahwa segala sesuatu yang dituduhkan kepada ustaz Abu Bakar Baasyir adalah fitnah dari konspirasi politik negeri ini. Itu sudah dibuktikan secara jelas dan nyata ada beberapa hal yang dipaksakan dan kemudian di-counter dari saksi yang hadir," kata bekas santri Abu Bakar Baasyir di Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki yang datang dari daerah Blora, Deno Aji Murti.

Ia juga mengemukakan, semuanya saksi meringankan Abu Bakar Baaayir dan tidak diada-adakan. "Sangat tidak relevan sekali seorang Sofyan Tsauri yang memfasilitasi pelatihan militer di Pegunungan Janto saja sudah bebas. Namun ustaz Abu Bakar Baasyir yang tidak terbukti terlibat belum bebas, dan ini kejanggalannya," ucapnya.

Dia sendiri berkeyakinan Abu Bakar Baasyir bisa menghirup udara kebebasan dengan keterangan saksi yang disampaikan dalam sidang PK tersebut.

"Kalau tidak bebas, bisa diringankan, karena beliau sudah menjalani setengah perjalanan (masa tahanan) yang ada. Apalagi ustaz sudah sering sakit-sakitan," katanya yang beberapa kali berkesempatan membesuk Baasyir di Pulau Nusakambangan. (mdk/cob)