Abu Sayyaf beri tenggat waktu bayar tebusan 4 ABK selama 15 hari
Merdeka.com - Kelompok Al Habsy Misaya, salah satu faksi militan Abu Sayyaf, dikabarkan memberikan tenggat waktu bagi pemerintah untuk membayarkan tebusan 4 ABK Charles yang sedang mereka tawan. Sampat saat ini, upaya negosiasi terus dilakukan Crisis Center bersama dengan penyandera.
Al Habsy Misaya, kembali mengontak keluarga korban sandera ABK, saat berada di Jakarta, sejak Senin (1/8) kemarin. Disebutkan, mereka memberikan tenggat waktu 15 hari terhitung sejak 1 Agustus 2016 untuk membayarkan tebusan 250 juta peso Filipina.
Adapun keempat sandera yang kini berada dalam tawanan Al Habsy Misaya adalah Ismail, Robin Piter, Muhammad Nasir dan Muhammad Sofyan.
-
Siapa yang meminta tebusan USD 8 juta? 'Mereka minta tebusan USD 8 juta,' ujar dia.
-
Siapa yang bisa ngungkapin kata terakhir? Anda bisa mengungkapkan kata-kata terakhir yang bikin nangis untuk kekasih hati.
-
Tahiyat akhir untuk apa? Tahiyat akhir memiliki peran penting sebagai bentuk penutup dalam ibadah yang penuh makna spiritual.
-
Apa yang dikorbankan? Anak laki-laki dan perempuan menjadi sasaran pembunuhan ritual pada masa itu, namun karena sebagian besar korban adalah remaja, para peneliti kesulitan untuk menentukan jenis kelamin yang tepat.
-
Kenapa tahiyat akhir dilakukan? Selain itu, tahiyat akhir juga merupakan waktu yang tepat untuk membaca salawat, dzikir, dan doa untuk umat muslim di seluruh dunia. Tahiyat akhir juga merupakan wujud rasa syukur dan kesadaran akan kebesaran allah setelah menunaikan sholat.
Juru bicara PT Rusianto Bersaudara, Taufik Rahman, saat dikonfirmasi soal tenggat waktu itu, tidak membantah. Menurut dia, komunikasi dan upaya negosiasi, terus berjalan. Bahkan hingga tawar menawar nilai tebusan yang dilakukan tim Crisis Center, yang di dalamnya terdapat unsur perusahaan dan pemerintah.
"Ya, ada komunikasi dengan Jakarta. Mengenai tenggat waktu, memang saya mendengar tapi belum tahu detailnya berapa hari. Komunikasi terus berjalan," kata Taufik, kepada wartawan di kantornya, Jalan Mulawarman, Samarinda, Selasa (2/8) siang.
"Dari perusahaan memang dengar dari beberapa nego, apakah 250 juta apakah 150 juta peso, sekarang ada dinamika tawar menawar di tim itu (Crisis Center)," ujar Taufik.
Menurut dia, perusahaan hanya mengikuti bagaimana koordinasi dan arahan pemerintah, khususnya di Kementerian Luar Negeri. Sejauh ini, negosiasi lebih terbuka, terutama terkait nominal dan tenggat waktu penyanderaan.
"Memang ada batasan waktu tapi belum tahu satuan hari, 15 hari, 20 hari? Mereka (penyandera) meminta sesegera mungkin," sebut Taufik.
Taufik juga menjelaskan, besaran nilai tebusan terus menjadi pertimbangan, meski akhirnya nanti itu menjadi opsi terakhir untuk membebaskan sandera.
"Berapapun nilai tebusan menjadi pertimbangan perusahaan. Yang dipandang baik perusahaan, belum tentu dipandang baik oleh pemerintah," ungkap Taufik.
"Soal siap atau tidak perusahaan membayar, saya tidak bisa mengatakan itu. Kalau siap, berarti kan tidak akan terjadi nego angka (tebusan) dong. Angka itu, itu bukan satu-satunya pendekatan. Kalau itu (pembayaran tebusan) jadi jalan akhir, tim akan menganalisa tentang itu," imbuh Taufik.
Diketahui, Al Habsy Misaya yang menyekap 4 sandera ABK Charles masing-masing Ismail, M Nasir, Robin Piter dan M Sofyan. Tidak kurang kontak 3 kali mengontak istri Ismail, Dian Megawati Ahmad. Mereka menyampaikan permintaan tebusan 250 juta peso, untuk menebus keempat sandera itu. Jika tidak, penyandera menyebar teror membunuh satu per satu keempat sandera. Namun sayang, tidak diketahui keberadaan dan nasib 3 sandera lainnya yakni Edi Suryono, kapten Ferry Arifin dan Mabrur.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya