Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada 2 padepokan penggandaan uang di Samarinda seperti Dimas Kanjeng

Ada 2 padepokan penggandaan uang di Samarinda seperti Dimas Kanjeng Padepokan Dimas Kanjeng di Samarinda. ©2016 Merdeka.com/Nur Aditya

Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Samarinda, mensinyalir ada dua padepokan lain di Samarinda, yang diduga menjalankan praktik penggandaan uang. Meski tidak setenar padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, dua padepokan lain itu dinilai meresahkan.

MUI Samarinda dalam setahun terakhir menerima laporan adanya tiga padepokan yang meminta mahar. Salah satunya adalah padepokan Taat Pribadi, yang berlokasi di Jalan Ir Sutami, Sungai Kunjang, Samarinda, yang terhitung mulai hari ini ditutup.

"Di Samarinda, ini pemberitahuannya sudah setahun lalu, ada tiga padepokan. Ada penggandaan uang dari Jawa Timur, diminta bayar sejumlah uang per orang, dan bisa bertemu dengan Tuhan," kata Ketua MUI Kota Samarinda KH Zaini Naim kepada wartawan di Samarinda, Kamis (6/10).

"Jadi sekarang, ada dua tempat lainnya di Samarinda setelah di Sungai Kunjang itu. Ada di Kecamatan Samarinda Utara dan Sambutan (di Samarinda Ilir). Ada pengikutnya yang memberitahukan ke MUI," ujar Zaini.

Di Sambutan misalnya, pengikut padepokan merasa dibohongi dengan pengelola padepokan, yang dipimpin seorang ustaz. "Laporan merasa dibodohi. Kok uang tidak kembali, kemudian tidak bisa lihat Tuhan. Dan ustaz ternyata tidak datang-datang lagi," sebut Zaini.

"Sepertinya dari Jawa Timur ini, seperti membentuk semacam sales di sini, mencari para pengikutnya. Kalau yang di Sungai Kunjang (Padepokan Taat Pribadi) ini, Lurahnya memberitahukan resmi ke MUI," terang Zaini.

"Kepada masyarakat saya ingatkan bahwa jika bertemu ustaz, kalau ujung-ujungnya bicara uang, bicara seks, itu tidak benar. Yang benar itu, adalah keikhlasan. Apakah yang di Samarinda Utara dan Ilir ini pengikut Dimas Kanjeng juga, saya belum tahu persis," tegas Zaini.

Namun demikian, masih diterangkan Zaini, terkait jumlah pengikut padepokan Majelis Ta'lim Daarul Ukhuwah, sejauh ini belum bisa dipastikan. "Kalau jumlah persis pengikut, belum ada data. Tapi memang banyak pengikutnya," lanjutnya.

"Hati-hati ketika mau belajar agama dengan seseorang itu perhatikan kualitas agamanya bagaimana. Apa yang diajarkan, kalau doa yang diajarkan apa? Medianya benar atau tidaknya, kemudian motivasinya apa?"

Juga dijelaskan Zaini, MUI telah mengeluarkan fatwa di Gontor tahun 2006 lalu, agar masyarakat bisa jeli membedakan. "Jangan hanya melihat penampakan bersorban. Jangan cuma yang tersirat, tapi harus tahu yang tersurat," ungkap Zaini mengingatkan.

"Di agama kita, gelar ustaz atau kiai, tidak mudah, dan memang itu repot. Ustaz itu orang yang paham benar tentang agama. Kalau kiai diikuti dengan amalnya. Apa yang diucapkan, sama dengan tindakannya," demikian Zaini. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Akhir 'Petualangan' Pengedar Uang Palsu di Perkampungan Lebak, Terbongkar Setelah Transaksi di Warung
Akhir 'Petualangan' Pengedar Uang Palsu di Perkampungan Lebak, Terbongkar Setelah Transaksi di Warung

Pengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.

Baca Selengkapnya
Polisi Ringkus Pengedar dan Pembuat Uang Palsu di Batang
Polisi Ringkus Pengedar dan Pembuat Uang Palsu di Batang

Pengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.

Baca Selengkapnya
Fakta Baru: Tersangka Cetak Uang Palsu di UIN Alauddin untuk Biaya Kampanye Pilkada Barru
Fakta Baru: Tersangka Cetak Uang Palsu di UIN Alauddin untuk Biaya Kampanye Pilkada Barru

Salah satu tersangka produksi uang palsu untuk dibagikan saat kampanye Pilkada Barru.

Baca Selengkapnya
Waspada Peredaran Uang Palsu di Garut, Diedarkan Ibu dan Anak saat Berbelanja
Waspada Peredaran Uang Palsu di Garut, Diedarkan Ibu dan Anak saat Berbelanja

Tak hanya pecahan besar, ibu dan anak juga edarkan pecaan kecil. Waspada.

Baca Selengkapnya
Tergoda Tawaran Penggandaan Uang dan Suara Berlimpah, Caleg Golkar di Pekalongan Tertipu Rp300 Juta
Tergoda Tawaran Penggandaan Uang dan Suara Berlimpah, Caleg Golkar di Pekalongan Tertipu Rp300 Juta

Polres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Berkedok Dukun Pengganda Uang, Pasutri di Lumajang Diringkus Polisi
Berkedok Dukun Pengganda Uang, Pasutri di Lumajang Diringkus Polisi

Pelaku mulai melakukan aksi liciknya dengan mengaku bisa menggandakan uang.

Baca Selengkapnya
Ditangkap di Mamuju, Tampang 7 Pelaku Sindikat Peredaran Uang Palsu Jaringan UIN Alauddin Makassar
Ditangkap di Mamuju, Tampang 7 Pelaku Sindikat Peredaran Uang Palsu Jaringan UIN Alauddin Makassar

Ketujuh terduga pelaku diboyong ke Kabupaten Gowa untuk menjalani pemeriksaan guna pengembangan.

Baca Selengkapnya
Minta Tambah Bukti, Kejari Gowa Kembalikan Berkas 18 Tersangka Uang Palsu Sindikat UIN Alauddin Makassar ke Polisi
Minta Tambah Bukti, Kejari Gowa Kembalikan Berkas 18 Tersangka Uang Palsu Sindikat UIN Alauddin Makassar ke Polisi

Sebelumnya, penyidik Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Gowa mengirimkan berkas perkara ke Kejari untuk ditelaah.

Baca Selengkapnya
Beli di Surabaya, Mesin Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar juga Dipakai Cetak Surat Berharga Negara Rp700 T
Beli di Surabaya, Mesin Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar juga Dipakai Cetak Surat Berharga Negara Rp700 T

Mesin itu juga dipakai untuk mem-fotokopi sertifikat deposit Bank Indonesia senilai Rp45 triliun.

Baca Selengkapnya
Pecahan Rp100.000 Palsu Kini Marak Beredar di Tangerang, Warga Diminta Waspada
Pecahan Rp100.000 Palsu Kini Marak Beredar di Tangerang, Warga Diminta Waspada

Modus operandi yang dilakukan para tersangka menggunakan uang itu sebagai alat transaksi membeli keperluan sehari-hari.

Baca Selengkapnya
Terbongkarnya Modus Pemuda Bayar PSK Pakai Uang Palsu Usai Kencan, Kini Harus Berurusan dengan Polisi
Terbongkarnya Modus Pemuda Bayar PSK Pakai Uang Palsu Usai Kencan, Kini Harus Berurusan dengan Polisi

Korban dan pelaku mulanya berkenalan melalui aplikasi online dan sepakat kencan.

Baca Selengkapnya
Mesin Pembuat Uang Palsu Jaringan 'Akuntan Publik' Disimpan di Vila Kawasan Sukabumi
Mesin Pembuat Uang Palsu Jaringan 'Akuntan Publik' Disimpan di Vila Kawasan Sukabumi

Dalam kasus ini, empat orang ditetapkan sebagai tersangka yaitu M alias Mul, FF, YS dan F.

Baca Selengkapnya