Ada 3 jenis kelompok dalam jaringan Saracen, ini strukturnya
Merdeka.com - Kabagpenum Divhumas Mabes Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, kelompok jaringan ujaran kebencian dan Konten SARA Saracen mempunyai tiga kategori atau kelompok. Dari masing-masing itu mempunyai peran masing-masing.
"Pertama ada kelompok inti yang terdiri dari sekitar 22 orang," kata Martinus, Jakarta, Rabu (30/8).
Lalu, kelompok yang kedua itu berisi ada 11 orang yang bertugas untuk memproduksi, memuat konten, memberikan data taget sasaran, dan menargetkan sosial media mana yang akan disebar.
-
Apa itu SARA? SARA adalah singkatan dari suku, agama, ras, dan antargolongan, yang merujuk pada faktor-faktor identitas yang sering kali menjadi penyebab konflik horizontal dan vertikal dalam masyarakat.
-
Bagaimana SARA dikonstruksikan? Para pemegang kekuasaan seringkali menggunakan identitas SARA sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan mereka.
-
Kenapa SARA sering jadi penyebab konflik? Konflik horizontal terbentuk antara individu atau kelompok yang memiliki identitas SARA yang berbeda, sedangkan konflik vertikal terbentuk antara kelompok yang memiliki perbedaan status atau kekuasaan.
-
SARA kepanjangan dari apa? Mengutip Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada oleh Heru Nugroho, kepanjangan SARA merupakan akronim dari Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
-
Kenapa SARA jadi isu sensitif di Indonesia? Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elite politik dalam kampanye-kampanyenya.
-
Apa arti dari diskriminasi sosial? Pengertian diskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secaa sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu. Selain itu, diskriminasi sosial juga dapat dipahami sebagai praktik memperlakukan seseorang secara berbeda dan tidak adil.
"Kemudian ada kelompok pendukung, ini sekitar 11 orang. Mereka yang mendistribusikan. Mereka memang saling terkait dan memang bersama mereka yang memutuskan akan didistribusikan ke mana, upload ke mana, posting ke mana. Ini mereka yang kerja," ujarnya.
Lebih lanjut, Martinus menjelaskan bahwa untuk kelompok yang terakhir itu adalah kelompok followers atau pengikut. Karena siapa saja bisa menjadi bagian dari kelompok yang bertugas meneruskan informasi yang sudah diproduksi dan didistribusikan oleh dua kelompok lainnya.
"Siapa saja anggotanya? Bisa saja kita. Karena (akun) kita kemudian dihack, dibajak, dan dia masuk ke situ dan dia meneruskan (beritanya) dalam grup. Atau kita yang menerima dalam medsos kita menerima meme atau berita hoax kemudian kita sebarkan," jelasnya.
Martinus menyebut bahwa pihaknya sudah mengantongi nama serta jumlah dari dua kelompok itu. Dan dirinya akan fokus terhadap kedua kelompok itu dan bukan ke kelompok followers.
"Tentu dalam hal ini, kita akan lakukan prosesnya, kita harus cermati, dan bagaimana dia produksi, mendapatkan kontennya, bagaimana mereka mendistribusikannya, ini yang dicari oleh penyidik," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elit politik dalam kampanye-kampanyenya.
Baca SelengkapnyaBawaslu DKI telah memetakan tiga kategori kerawanan yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Baca SelengkapnyaSARA adalah singkatan dari suku, agama, ras, dan antargolongan.
Baca SelengkapnyaKabar penangkapan Marco dibenarkan Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Yusuf Sutejo yang menyebut telah ditangkap di wilayah hukumnya.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaNoor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami kasus peretasan handphone Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi. Mereka menduga ada jaringan lebih besar dari empat pelaku yang sudah ditangkap.
Baca SelengkapnyaDua orang diantaranya yaitu RR dan AS ditangkap di Kabupaten Tojo Una-Una, dan satu orang lagi inisial MW diamankan di Penaraga, Nusa Tenggara Barat.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri menangkap enam tersangka diduga terlibat dalam aksi jaringan terorisme di Kalbar dan Sumsel.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.
Baca Selengkapnya