Ada anggota TNI AL di balik pembunuhan-pembunuhan sadis ini
Merdeka.com - Tentara lagi-lagi menjadi pelaku pembunuhan warga sipil. Kali ini yang menjadi korban adalah Jopi Peranginangin, aktivis lingkungan dari Sawit Watch.
Di depan Venue Bar and Lounge, Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (23/5) dini hari, Jpi ditusuk oleh si tentara dengan menggunakan bayonet/sangkur pada bagian bahu kanan belakang hingga tembus ke paru-paru.
Kesadisan penusukan Jopi hingga tewas oleh anggota TNI AL ini kini sedang ditangani oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal). Bahkan institusi penegak hukum tentara itu sudah mengantongi identitas sang prajurit dan tengah memburunya.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Kenapa anggota TNI AD ditemukan tewas? Saat ditemukan pada tubuh korban terdapat luka di bagian lengan kanan dan kepala bagian belakang.
-
Kapan anggota TNI AD ditemukan tewas? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Siapa anggota TNI AD yang tewas di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Bagaimana hukuman diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia melanggar kita hukum. Ada aturannya,' imbuh Agus.
"Berinisal J dan memiliki pangkat Prajurit Kepala (Praka)," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir, saat dihubungi merdeka.com, Senin (25/5).
Pomal belum bisa memastikan apakah Praka J sudah ditangkap atau belum. Namun yang pasti, Pomal masih melakukan penyidikan dan pendalaman dari kasus tersebut.
"Apakah memang ada motif dendam atau adanya perkelahian saja. Ini yang masih dan akan terus di dalami Pomal," ujarnya.
Kasus penusukan Jopi hingga tewas ini menambah daftar panjang pembunuhan oleh anggota TNI AL. Berikut kasus-kasus pembunuhan dengan pelaku anggota TNI AL yang dihimpun merdeka.com:
4 Anggota Marinir bunuh Dirut Asaba
Pada Juli 2003, nama Korps Marinir tercoreng lantaran empat anggotanya terbukti menjadi pembunuh bayaran Direktur Utama PT Aneka Sakti Bhakti (PT Asaba) Boedyharto Angsono. Mereka adalah Kopda (Mar) Suud Rusli, Kopda (Mar) Fidel Husni, Letda (Mar) Syam Ahmad Sanusi, dan Pratu (Mar) Santoso Subianto.Sebelum Boedyharto, anak buahnya lebih dulu jadi sasaran pembunuhan, yakni Paulus Teja Kusuma. Paulus menjabat Direktur Keuangan PT Asaba. Dia ditembak dua orang pengendara motor di Jalan Angkasa, Jakarta Pusat, di depan Hotel Golden pada 6 Juni 2003. Pembunuh bayaran berhasil menyarangkan peluru ke dada dan leher Paulus, namun Paulus selamat dari kematian.Baru enam pekan kemudian, pada 19 Juli 2003, sejumlah pembunuh bayaran beraksi membunuh Boedyharto Angsono yang saat itu sedang bersama pengawal pribadinya, Serda Edy Siyep (anggota Kopassus). Keduanya ditembak mati sekitar pukul 05.30 WIB di depan lapangan basket Gelanggang Olahraga Sasana Krida Pluit, Jakarta Utara.Tak sulit bagi aparat kepolisian mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Sekitar dua pekan kemudian, pada 31 Juli 2003, polisi menangkap empat anggota Marinir yang terkait kasus pembunuhan Boedyharto. Keempat anggota Marinir itu merupakan pengawal pribadi Gunawan Santoso, mantan menantu Boedyharto sendiri.Gunawan Santoso, selain mantan mantu Boedyharto, juga pernah menjabat sebagai eksekutif di PT Asaba. Tapi dia terjerat kasus penggelapan dana perusahaan sebesar Rp 25 milyar. Akibat perbuatannya, pada 2002 dia divonis 28 bulan penjara.Pada 16 Januari 2003 dia berhasil kabur dari LP Kuningan, Jawa Barat. Dalam masa pelariannya, dia melakukan face off (mengubah wajah), terutama bentuk mata, hidung, dan bibir. Juga mengganti identitas. Ia bersembunyi di Griya Kemayoran, dengan uang sewa Rp 1,8 juta per bulan.Gunawan tak lupa melengkapi penampilannya dengan mobil mewah. Dalam masa pelariannya itu, Gunawan merancang aksi pembunuhan terhadap Paulus Teja Kusuma dan mantan mertuanya Boedyharto Angsono. Usai 4 anggota marinir tertangkap, Gunawan dicokok pada 12 September 2003.
Dalam sebulan, anggota TNI AL bunuh 2 wanita karena urusan syahwat
Pada Desember 2009, Serda Keu Final Saptaninggar (22), anggota TNI AL yang menjadi terdakwa kasus pembunuhan. Dia didakwa melakukan dua kali pembunuhan dalam kurun kurang lebih sebulan. Pertama sang prajurit membunuh Triani Andasari, mahasiwi Akbid, karena menolak diajak bersetubuh dan balik mengancam akan melaporkan ke kesatuannya. Korban dicekik dan mulutnya disumpal dengan sarung, kemudian diceburkan ke bak mandi kamar B2 Villa Biru Prigen. Sedangkan pembunuhan kedua dilakukan terhadap Lisa, PSK Tretes, karena tersinggung mendengar bahwa sebagai anggota tentara, dia tak bakal dilayani karena banyak permintaan.Untuk kasus pembunuhan pertama pada 27 Maret 2009 terhadap Triani Andasari (20), putri Pelda Bukhori anggota kodim 0816 Sidoarjo, hakim pada Pengadilan Tinggi Milter III, Surabaya menjatuhi hukuman kepada terdakwa selama 9 tahun penjara dan dipecat dari kesatuan TNI AL.Sedangkan pada sidang kedua, untuk kasus pembunuhan Lisa, tertanggal 14 April 2009, Hakim memvonis 11 tahun penjara.
Kolonel Laut bunuh bekas istri dan hakim di pengadilan
Pada September 2005, Kolonel Laut M. Irfan Djumroni, ketahuan membunuh mantan istrinya, Eka Suhartini, dan hakim Pengadilan Agama Sidoarjo, Ahmad Taufik. Atas perbuatan sadisnya itu, sang perwira itu divonis hukuman mati oleh majelis hakim Mahkamah Militer Tinggi III Surabaya pada 2 Maret 2006.Selain itu, Irfan yang merupakan Guru Militer Utama Komando Pendidikan Angkatan Laut di Surabaya, dipecat dari kedinasannya. Vonis mati ini sesuai dengan tuntutan Oditur Militer, Kolonel (Chk) Aris Sudjarwadi. Kasus pembunuhan ini tepatnya terjadi pada 21 September 2005. Saat itu, Irfan dan Eka Suhartini sedang menghadiri sidang putusan gugatan harta gono-gini di Pengadilan Agama Sidoarjo. Lewat putusannya hakim memenangkan Eka selaku tergugat. Putusan itu lantas membuat Irfan murka. Dengan membabi buta, diaa kemudian menghabisi nyawa Eka dan Ahmad Taufik dengan menikam keduanya menggunakan sangkur.Dalam kasasi di Mahmakah Agung, sang kolonel batal dihukum mati, diganti hukuman seumur hidup.
Praka J tusuk aktivis Jopi Peranginangin hingga tewas
Tersangka pembunuhan aktivis lingkungan dari Sawit Watch, Jopi Peranginangin di Venue Bar and Lounge, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (23/5) lalu, akhirnya terungkap. Dia adalah Praka J, anggota TNI AL. Kini kasus tersebut sudah dilimpahkan ke Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal). "Ya, oknum TNI, itu kan Pomal. Kita cari tahu siapa tersangka sebenarnya. Itu akan dapat dari pengumpulan alat bukti, petunjuk berupa keterangan saksi dan dari sisi TV," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal, kemarin.Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir, menyatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah Praka J sudah ditangkap atau belum. Namun yang pasti, Pomal masih melakukan penyidikan dan pendalaman dari kasus tersebut. "Apakah memang ada motif dendam atau adanya perkelahian saja. Ini yang masih dan akan terus di dalami Pomal," ujarnya.Jopi meninggal dunia karena pendarahan hebat setelah bayonet/sangkur sang prajurit ditancapkan ke bahu kanan belakang tembus ke paru-paru. Sebuah tusukan dari alat negara yang menghancurkan seluruh masa depan aktivis muda pembela warga sipil. Sadis! (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaDewasa ini kerap terjadi 'kenakalan' yang dilakukan Prajurit TNI. Bahkan, ada yang sampai menghilangkan nyawa hingga berujung bui.
Baca SelengkapnyaSatu anggota KKB yang tewas dalam baku tembak dengan TNI-Polri bernama Jen Aloka Taplo alias Dodi.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak kejadian naas tersebut yang merusak citra Kepolisian Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPolisi itu diperiksa Propam Polda Jateng terkait dugaan penganiayaan terhadap tertuduh pencuri kabel.
Baca SelengkapnyaKorban sebelumnya dituduh mencuri besi proyek perumahan.
Baca SelengkapnyaAnan Nawipa adalah Pemegang HP Milik almarhum Danramil.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di pos security terminal penumpang Pelabuhan Tenau.
Baca SelengkapnyaDua pelaku merencanakan pembunuhan korban karena jengkel dengan sikapnya yang tidak mau ikut aturan tahanan senior.
Baca SelengkapnyaMenurut Bayu, soal hubungan keduanya juga diakui oleh Anan sendiri yang sering dikasih sembako oleh Lettu Oktovianus Sogalrey untuk keluarganya.
Baca SelengkapnyaDiketahui, korban dan pelaku ternyata saling kenal, bahkan Anan kerap diberikan sembako.
Baca SelengkapnyaKKB terus menebar onar di Bumi Cendrawasih. Mereka terus memancing petugas hingga kerap terjadi baku tembak
Baca Selengkapnya