Ada pemijat plus lulusan S1, tapi ogah kerja kantoran
Merdeka.com - A (25), salah seorang terapis di sebuah hotel bintang empat di Kota Semarang, rela menerima permintaan plus-plus dari tamu hotel yang dipijatnya. Hal itu dilakukannya semata-mata untuk mendapatkan Rupiah.
Padahal, A merupakan lulusan Strata Satu (S1) jurusan akuntansi salah satu universitas swasta di Kota Semarang. Sebelum menjadi terapis, A mengaku pernah bekerja kantoran.
Namun, gaji kecil yang diperolehnya dirasa tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Akhirnya, A mendapat tawaran dari salah seorang temannya yang bekerja sebagai terapis untuk bekerja di hotel yang menjadi tempatnya bekerja saat ini.
-
Siapa yang kuliah S2 di Surabaya? Saat berada di Surabaya, Kris Dayanti tidak melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan Azriel, yang sedang menempuh pendidikan S2 di kota tersebut.
-
Siapa yang bergabung dengan PSIS Semarang? Pada Selasa (14/11), PSIS Semarang resmi datangkan pemain baru mereka, Evan Dimas Darmono dari Arema FC.
-
Dimana Kota Semarang berada? Kota Semarang terletak berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Demak di bagian timur, Kabupaten Semarang di bagian selatan, dan Kabupaten Kendal pada bagian barat.
-
Siapa yang pertama kali mendapat gelar sarjana di Indonesia? Sosok Sosrokartono menjadi salah satu inpirasi, sehingga dibentuk Hari Sarjana Nasional untuk memberikan penghargaan bagi anak bangsa yang telah berhasil menamatkan pendidikan tingginya.
-
Siapa yang Satria ingin bantu dengan kuliah? Keinginan untuk kuliah tidak semata-mata untuk masa depan sendiri, tetapi Satria juga berniat untuk membantu keluarga, terutama adik-adiknya.
-
Bagaimana Satria menunjang kebutuhan kuliah? Penghasilan yang dia dapat dengan menjadi asisten dosen, cukup untuk membantu membayar biaya kuliah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Gaji di kantoran dulu itu cuma Rp 1,5 juta. Gak cukup buat saya dan keluarga," kata A kepada merdeka.com, di hotel tempatnya bekerja, di Semarang, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, gaji sebagai terapis tidaklah besar. Namun, dirinya bisa memperoleh pendapatan sampingan dari tips yang diberikan para tamu yang dipijatnya.
Dia mengaku saat awal-awal bekerja sebagai seorang terapis dirinya tak tahu menahu soal layanan plus-plus. Hal itu baru diketahuinya selang berapa lama menjadi terapis.
"Waktu itu ada tamu yang ajakin, saya gak mau. Gak berani, takut nanti ketahuan manajemen juga. Tapi lama-lama pas sudah akrab sama terapis lain ternyata ya itu lumrah aja. Karena butuh uang juga ya akhirnya pas ada tamu yang ajakin ya sama mau yang penting sesuai harganya," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini tengah fokus bisnis ternak, wanita ini pun mengunggah cuitan warganet yang meremehkannya.
Baca SelengkapnyaPerjuangannya menempuh pendidikan tinggi dilalui dengan kerja keras dan pengorbanan.
Baca SelengkapnyaDalam sehari, ia bekerja selama 11 jam dengan 1 jam istirahat makan siang dan 30 menit istirahat untuk hal lain.
Baca SelengkapnyaHeboh pria lulusan SMA menjadi dokter gadungan selama dua tahun di rumah sakit Surabaya.
Baca SelengkapnyaSempat viral karena bekerja sebagai kuli panggul sambil kuliah, wanita ini kini sukses meraih sarjana.
Baca SelengkapnyaDari 47 sektor pekerjaan yang dianalisa Indeed, sebanyak 41 pekerjaan menerapkan kelonggaran syarat pendidikan.
Baca SelengkapnyaIa menempuh kuliah di sela-sela padatnya jadwal sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur
Baca Selengkapnya"Maaf mas saya S3," jawab wanita ini saat diwawancarai oleh seorang laki-laki.
Baca Selengkapnya