Ada Pesta Sabu, Wali Kota Banda Aceh Panggil Manajemen Hotel Hermes
Merdeka.com - Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman akan memanggil manajemen Hermes Palace Hotel. Pemanggilan ini terkait dengan ditangkapnya sejumlah orang beberapa hari lalu di hotel tersebut karena diduga mengkonsumsi narkoba.
Aminullah mengaku saat peristiwa itu terjadi sedang berada di luar daerah. Namun laporan kejadian tersebut sudah diterima dan berencana memanggil manajemen Hermes Palace Hotel untuk mempertanyakan kejadian tersebut.
"Akan segera memanggil manajemen Hotel Hermes Palace untuk dimintai keterangan dan penjelasan mengapa peristiwa itu bisa terjadi di hotel berbintang tersebut," kata Aminullah Suman, Senin (7/10) di Banda Aceh.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana cara TNI AD mengklarifikasi klaim pelaku? 'Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana TNI membuktikan tekadnya? Sejak perang kemerdekaan, TNI membuktikan diri tetap teguh berjuang di tengah segala keterbatasan.
-
Gimana alibi didukung? Saksi, catatan CCTV, atau bukti lainnya dapat menjadi elemen yang memperkuat alibi.
-
Dimana ANBK dilaksanakan? Pelaksanaan ANBK dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia sesuai jenjang pendidikannya, dan semua sekolah harus memiliki kesiapan yang baik dalam pelaksanaanya.
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
Katanya, Pemerintah Kota Banda Aceh akan meminta penjelasan dan mempelajari sedetail-detailnya kejadian tertangkapnya beberapa orang sedang pesta sabu di sana. Termasuk akan duduk bersama dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Kendati demikian, Aminullah sangat mengapresiasi penegak hukum yang mampu membongkar kasus ini. Meski adanya keterlibatan anggota TNI, namun kasus ini berhasil dibongkar.
Menurut Aminullah, ini adalah bukti bahwa tidak ada tebang pilih soal penegakan hukum di Banda Aceh sebagaimana dikesankan oleh sejumlah pihak.
"Kami sangat menghargai terhadap apa yang sudah dilakukan oleh Kepolisian dan juga POM terkait kasus ini," ujarnya.
Penangkapan itu, sebutnya, merupakan pertanda bahwa pemberantasan narkoba tidak main-main. Siapa pun akan ditangkap. Seluruh proses hukum sepenuhnya dipercayakan kepada penegak hukum, baik kepolisian maupun Polisi Militer (POM).
Anggota TNI dan Warga Sipil Digerebek saat Pesta Sabu
Sementara itu General Manager (GM) Hotel Hermes Palace, Syafrial Munas membenarkan ada penggerebekan pesta sabu melibatkan anggota TNI beserta warga sipil 2 Oktober 2019. Peristiwa ini telah mencoreng nama baik hotel yang dipimpinnya.
"Benar terjadi di Hermes Palace penggerebekan yang menggunakan sabu di sini (Hotel Hermes)," katanya.
Saat peristiwa itu Munas mengaku tidak berada di hotel. Karena penggerebakan itu terjadi pada pukul 01.00 Wib dini hari. Dirinya saat itu sudah pulang ke rumah dan baru diketahui setelah mendapat laporan dari kepala satuan pengamanan pada paginya.
Dalam penggerebekan itu berhasil diciduk 4 oknum anggota TNI dan satu di antaranya Perwira Menengah (Pamen) berpangkat Letnan Kolonel (Letkol). Sedangkan tiga oknum lainnya berpangkat Bintara dan Tantama.
Turut juga dibekuk enam orang warga sipil, satu laki dan 5 perempuan. Keenam warga sipil ini berada di lokasi yang sama saat tim gabungan menggerebek di hotel bintang lima tersebut. Ada tiga kamar yang Munas ketahui dipesan oleh pelaku.
"Kamarnya itu ada 3, mungkin ada juga beberapa kamar," tukasnya.
Selama ini pihak manajemen hotel, sebutnya, sebelum ada peristiwa seperti ini sudah terlebih dahulu mengantisipasinya. Siapapun tamu yang hendak menginap di Hotel Hermes selalu memberitahukan ada qanun dan aturan khusus yang berlaku di Aceh.
Bahkan aturan itu ditempel di resepsionis, lift, tangga dan bahkan ditempel dalam setiap kamar. Kata Munas, ini bentuk pencegahan dan mematuhi regulasi yang berlaku di Aceh.
"Sebagai penangkal kami sangat mendukung qanun, kita beritahukan aturan yang ada di Aceh," jelasnya.
Munas juga berpesan kepada seluruh karyawannya, bila ada tamu tidak mau patuh terhadap qanun tersebut. Munas menyebutkan lebih baik untuk mencari penginapan lainnya.
Dirinya mengaku tidak takut omzetnya menurun akibat aturan tersebut. Namun faktanya, Munas menyebutkan meskipun ada qanun atau aturan khusus di Aceh tidak membuat tamu yang menginap di Hotel Hermes berkurang.
"Saya tidak mau berbisnis di Aceh itu melanggar aturan, saya tidak takut turun omzet, tapi faktanya gak pernah berkurang karena qanun itu, tidak ada pengaruh sama sekali," ungkapnya.
Katanya, selama ini pihak manajemen sudah berusaha untuk mencegah agar tidak ada pelanggaran nilai-nilai syariat Islam terjadi di Hotel Hermes. Termasuk tidak dibenarkan menginap bagi yang bukan mahram satu kamar, tidak ada tempat karaoke dan beberapa kegiatan lainnya yang dilarang.
Dia juga sering mengingatkan kepada tamu dari luar negeri, bila hendak mandi di kolam renang agar tidak menggunakan pakaian bikini. Kalau mereka tidak sepakat, lagi-lagi pihaknya untuk mempersilakan mencari penginapan lain.
"Karena ini Aceh wajib menjunjung tinggi aturan, jika ada Bule kalau maaf kalau datang ke sini jangan berbikini. Di sini tidak bisa, Jakarta boleh, itukan di Jakarta. Saya tidak takut, saya lebih baik kehilangan penginap dari pada bermasalah," tukasnya.
Meskipun ada aturan seperti itu, Munas mengaku tingkat hunian tidak pernah kurang. Aturan qanun tidak berpengaruh minat orang menggunakan jasa penginapan di Hotel Hermes. Sekarang saja hunian di sini mencapai 80 persen terisi.
Pelaku Diisolasi Polisi Militer
Sebelumnya Polisi Militer Kodam Iskandar Muda bersama Polda Aceh menangkap 4 anggota TNI dan enam warga sipil sedang pesta sabu di Hotel Hermes.
Operasi penangkapan ini dilakukan Rabu (2/10) sekira pukul 01.00 Wib dini hari. Mereka diringkus masing-masing di kamar 311 dan kamar 335.
Empat anggota TNI itu adalah berinisial A, B, N dan AH berpangkat Letkol. Sedangkan satu laki-laki berinisial M dan lima perempuan masing-masing AM, SSTY, RU, WRWM dan LV. Tiga di antara masih berstatus mahasiswa dan selebihnya swasta.
Saat ini oknum TNI sudah ditahan di ruang tahanan isolasi Polisi Militer Kodam Iskandar Muda. Sedangkan warga sipil untuk proses penyelidikan lebih lanjut telah dilimpahkan ke Polda Aceh.
Baca juga:Sabu Buat Umar Kei Diselundupkan Ke Rutan Narkotika Polda MetroPedangdut Jebolan Ajang Pencarian Bakat Ditangkap Terkait NarkobaBuron 4 Tahun, Mantan Anggota TNI Ini Dibekuk PolisiMenantu Elvy Sukaesih Simpan Sabu di Jam TanganBNN Bongkar Jaringan Sabu di Kaltim, Salah Satu Pelaku PNS Pemkot Tarakan (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Safrizal mengatakan, kedua tim itu kebetulan tinggal di hotel yang sama di Kota Banda Aceh.
Baca SelengkapnyaSaat ditanyakan apakah terkait rencananya maju di Pilbup Tanjabbar, wabup enggan menanggapi lebih jauh.
Baca SelengkapnyaPramono Anung menyayangkan teror bom di rumah bakal calon gubernur Aceh Bustami Hamzah di Gampong Pineung, Banda Aceh.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian Bustami Hamzah sedang tak berada di rumah.
Baca SelengkapnyaKarena tidak ditemukannya unsur pidana, proses sanksi etik Mayor Dedi diserahkan kembali ke Kodam I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaWali kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bakal menertibkan kawasan Jalan Danau Tempe yang disinyalir menjadi lokasi prostitusi.
Baca SelengkapnyaMayor Dedi datangi Polrestabes Medan di berseragam loreng di hari libur.
Baca SelengkapnyaGibran mengaku dirinya terbuka bila ada pihak yang ingin mengevaluasi dan mendapat kritik, termasuk adanya people power.
Baca Selengkapnya