Ada Situs Sejarah, Pengerjaan Proyek Tol Malang-Pandaan Digeser
Merdeka.com - Jalur tol Malang-Pandaan (Mapan) menabrak situs sejarah di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Sehingga perlu dibuat alternatif berupa penggeseran jalur sekitar 10 meter.
Namun demikian, keputusan itu masih menunggu hasil dari ekskavasi yang sedang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto. Tim sedang bekerja untuk menemukan bentuk dan seberapa signifikan situs tersebut.
Jasa Marga Pandaan-Malang selaku penanggungjawab tol Mapan telah menyiapkan skenario terkait penemuan situs cagar budaya tersebut. Skenarionya menggeser jalur sekitar 10 meter dari jalur semula.
-
Apa itu jalur Pansela Jawa? Jalur Pansela Jawa merupakan jalan raya yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur Pulau Jawa. Bedanya dengan Pantura, kalau Pantura menyusuri pantai utara Jawa, sedangkan kalau Pansela menyusuri pantai selatan Pulau Jawa.
-
Dimana letak tol Semarang-Batang? Jalan Tol Batang-Semarang merupakan jalan tol yang membentang sejauh 75 kilometer antara Kota Semarang dan Batang.
-
Kapan pembangunan tol Semarang-Batang dimulai? Dilansir dari Wikipedia, proyek tol ini dimulai pembangunannya dengan ground breaking oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Juni 2016 hingga November 2017.
-
Bagaimana konstruksi jembatan Kali Kuto di tol Semarang-Batang? Jembatan itu merupakan jembatan pertama yang strukturnya dirakit secara langsung di lokasi pemasangan.
-
Bagaimana Jalan Rahasia terdampak proyek tol? Walaupun berada di kolong jembatan, di jalan rahasia itu sudah terpasang patok berwarna merah. Patok merah itu menandakan bahwa tempat itu nantinya akan terdampak proyek jalan tol.
-
Kenapa tanah urug dari Gunung Gedang dipakai untuk tol Jogja-Bawen? Dalam pengerjaannya, diperlukan banyak sekali tanah timbunan untuk ruas tol yang dibuat tidak melayang. Sebagai gambaran, untuk jalur utama tol kurang lebih memiliki lebar 23 meter. Sementara space di kanan kiri jalan kurang lebih memiliki lebar 10 meter. Untuk tinggi dari tanah timbunan sendiri berada di angka kurang lebih sekitar 6 meter.
General Manager Teknik Jasa Marga Pandaan-Malang, Muhammad Jajuli mengatakan sementara waktu kegiatan kontruksi di sekitar situs dihentikan. Pihaknya akan menunggu hasil kajian yang sedang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto.
"Sementara waktu kegiatan kontruksi kita hentikan, selain itu sudah membuat alternatif. Misalkan kalau ini betul-betul situs cagar budaya, akan kita geser trace (jalur) jalannya," kata Muhammad Jajuli di Malang, Selasa (13/3).
Jajuli mengatakan, sudah melakukan pengukuran jarak lokasi situs dengan pusat jalan sekitar 13 meter. Sehingga cukup dilakukan pergeseran ke arah Sungai Amprong.
"Sehingga kita geser ke arah sungai. Nanti kemungkinan ada tambahan konstruksi. Nanti dipasang penguat sekitar 50 sampai 100 meter. Digeser sekitar 10 meter (dari posisi semula) sudah cukup. Kita sementara menunggu dulu," ungkapnya.
Sebuah situs sejarah ditemukan di seksi V jalur tol Malang-Pandaan. Seksi V sendiri memang tengah menghadapi persoalan lahan di Kelurahan Madyopuro, Kota Malang. Sehingga penemuan tersebut tidak mengganggu secara signifikan pengerjaan proyek tol.
"Seksi I-IV itu target sampai April selesai, kalau seksi V kita belum, targetnya Juni. Tapi kayaknya mundur. Masih ada persoalan lahan di Madyopuro, dari pengadilan kan belum berani eksekusi," katanya.
Target penyelesaian seksi V masih menunggu 50 lahan yang sempat masuk gugatan di pengadilan.
Sementara itu, Wicaksono Dwi Nugroho, Arkeolog BPCB Jawa Timur selaku Ketua Tim Ekskavasi mengatakan akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait pembangunan tol. Pihaknya sedang melakukan kajian terkait jenis dan bentuk situs yang akan menjadi penentu dari tindak lanjut proyek tol.
"Selanjutnya koordinasi dengan pihak Jasamarga untuk penanganan ke depan berkaitan dengan pembangunan tol," kata Wicaksono Dwi Nugroho, Arkeolog BPCB Jawa Timur selaku Ketua Tim Ekskavasi, Selasa (12/3).
Wicaksono menegaskan, sebelumnya telah dilakukan koordinasi dengan Jasa Marga guna membicarakan proses ekskavasi. Hasilnya akan menjadi rekomendasi untuk kelanjutan dan alternatif proyek tol tersebut.
Beberapa ruas tol yang dibangun di Jawa Timur juga mengalami kejadian serupa sehingga ditempuh alternatif yang tidak merusak situs. Langkah yang ditempuh di antaranya pembuatan flyover atau pemindahan jalur.
"Kalau di tol seperti di Saradan melewati pemukiman kuno, akhirnya tol dibuat flyover. Jadi tidak mengganggu situs, begitu pun yang di Beji, semacam petirtaan zaman Belanda, itu juga flyover," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Situs Yoni tersebut, diperkirakan masih ada benda-benda peninggalan sejarah lain yang terkubur di sana.
Baca SelengkapnyaPembangunan Tol Cipularang dimulai sejak tahun 1991 dengan tujuan untuk menghubungkan Jakarta dan Bandung melalui jalur yang lebih efisien.
Baca SelengkapnyaBukti jalur kuno itu ditemukan terpisah-pisah. Tugas berat para peneliti untuk menyusun teka-teki yang tersebar di kawasan pegunungan.
Baca SelengkapnyaBeberapa bangunan di pinggir Ring Road tampak sudah mulai dibongkar karena terdampak proyek tol
Baca SelengkapnyaRencana pembangunan tol ke stasiun masih tahap pengukuran.
Baca SelengkapnyaPatok-patok proyek tol sudah dipasang di sekeliling desa
Baca SelengkapnyaAmblasnya Jalan Olimo, Jakarta Barat sempat membuat kemacetan sepanjang 2 km.
Baca SelengkapnyaJalan tol ini menjadi magnet para investor untuk pengembangan kawasan industri di Kabupaten Batang
Baca Selengkapnyapembangunan polder jadi sumber masalah atas kemacetan di Jalan TB Simatupang-Tanjung Barat.
Baca SelengkapnyaPenataan jalan pada arteri exit ramp Pamulang juga telah selesai seluruhnya sejak 31 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaMedan menuju Pematang Siantar menjadi lebih cepat dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit.
Baca SelengkapnyaProyek perbaikan saluran air itu dilakukan di ujung Jalan Ciputat Raya dengan Jalan RA Kartini, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnya