Ade Armando: Lawan kebencian di media dengan kasih sayang
Merdeka.com - Sebagai ruang kebebasan, media dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Termasuk membuka ruang merebaknya isu kebencian di masyarakat. Untuk mencegah pandangan kebencian, tak bisa dilakukan dengan cara membungkam kebebasan, misalnya memblokir situs.
Pandangan kebencian harus dilawan dengan pandangan kasih sayang dan peningkatan pendidikan di masyarakat.
"Dengan menumbuhkan mindset kasih sayang, persaudaraan dan persahabatan. Dan peningkatan pendidikan, membuat media alternatif dan strategi kebudayaan," kata pakar Komunikasi Ade Armando pada seminar Magister Komunikasi UPH di Plaza Semanggi, Sabtu (6/6).
-
Bagaimana representasi dalam media membentuk pemahaman audiens? Teks media memiliki kekuatan untuk membentuk pengetahuan dan pemahaman audiens tentang topik-topik penting ini.
-
Siapa yang mempengaruhi fakta sosial? Fakta sosial memiliki keberadaan independen dari individu, tetapi pada saat yang sama, mereka juga dipengaruhi oleh individu melalui proses sosialisasi dan interaksi sosial.
-
Apa yang dimaksud dengan representasi dalam media? Representasi adalah bagaimana teks media menghadapi dan menampilkan gender, usia, etnis, identitas nasional dan daerah, isu-isu sosial dan acara untuk audiens.
-
Bagaimana peran media massa di Tegal-Brebes saat perjuangan kemerdekaan? Pada masa perjuangan kemerdekaan, banyak media pers di kawasan ini yang berperan dalam membakar semangat kemerdekaan.
-
Mengapa media massa di Brebes-Tegal berkembang pesat di era 1970-an hingga 1990-an? Seiring waktu, memasuki era 1970-an hingga 1990-an, banyak bermunculan media massa di Tegal. Pada awalnya hanya surat kabar Suara Merdeka yang mendominasi. Surat kabar inipun memiliki kantor berita yang berpusat di Semarang.
-
Siapa yang berpendapat dewasa harus bijak dalam media? Yalda T. Uhls, PhD, seorang profesor pendamping asisten di UCLA, memiliki pandangan yang berbeda. Dia berharap orang dewasa lebih memikirkan cara positif untuk menggunakan media dan tidak terlalu keras pada batasan waktu layar.
Ade, yang dilaporkan karena dituding menodai agama lewat Twitter dan Facebook, mengatakan media mempunyai kemampuan mempengaruhi cara berpikir, berpendapat dan tingkah laku masyarakat tentang dunia luar. Menurut dia, hal ini terjadi karena faktor minimnya interpretasi dan rendahnya pendidikan masyarakat di Indonesia.
Mantan anggota KPI (2004-2007) ini mencontohkan beberapa kasus intoleransi yang dilakukan sekelompok orang atas nama agama dan kebebasan.
"Kasus konflik di Poso dan Ambon. Serta pembunuhan orang-orang Syiah, Ahmadiyah dan gereja GKI Yasmin. Hal ini dilakukan kelompok tertentu atas nama Tuhan sehingga pembunuhan dihalalkan," terang Ade yang juga mantan anggota redaksi Jurnal Prisma (1988-1991).
Kebencian bisa terjadi di berbagai ruang termasuk pengajian, tempat ibadah, kelompok kecil dan media massa. Akibatnya bisa mempengaruhi cara berpikir yang menganggap suatu kelompok melakukan sesuatu yang dianggap salah dan menyalahi aturan agama. Akhirnya berujung pada sikap diskriminasi, intoleransi dan kekerasan.
"Contoh lain Hitler dan Nazi berhasil berhasil menjadikan masyarakat Jerman benci dengan yahudi," kata Ade.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaAde juga menyatakan bahwa setiap informasi yang beredar di bulan-bulan politik ini perlu ditanggapi dengan kritis.
Baca SelengkapnyaBerpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.
Baca SelengkapnyaPelaporan ke Polda DIY ini berkaitan dengan statement Ade Armando tentang politik dinasti di DIY.
Baca SelengkapnyaKonten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaIslamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca SelengkapnyaBuzzer sering dikaitkan dengan orang yang membuat pencitraan.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Wanti-Wanti Buzzer, Bakal Tindak Tegas Konten Rendahkan Martabat Orang
Baca SelengkapnyaSelain literasi digital, Khofifah mengatakan upaya yang bisa ditempuh dalam rangka melawan ujaran kebencian adalah melakukan filter.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan, media juga perlu memberikan ruang dialektika.
Baca Selengkapnya