Adik Herman Hery jelaskan detil kronologi perkelahian di Pondok Indah
Merdeka.com - Penyelidik Polda Metro Jaya memeriksa adik dari anggota DPR dari Fraksi PDIP Herman Hery, Yudi Adranacus. Usai pemeriksaan, Yudi yang didampingi oleh kuasa hukumnya bernama Ardy Ambalembout menceritakan kejadian dugaan pengeroyokan saat itu di Jalan Arteri Pondok Indah.
Yudi mengaku, saat itu pada tanggal 10 Juni, pukul 22.00 WIB, melintas di lokasi. Dia mengaku perjalanan tengah macet karena menjelang liburan panjang. Hingga akhirnya memasuki jalur khusus Transjakarta.
"Kendaraan kami berjalan masuk lewat Kebayoran Lama, ingin menuju ke Pondok Indah, saya disopiri oleh sopir saya pak Pardan. Dan setelah masuk di jalur arteri Pondok Indah karena macet akhirnya kami memutuskan saudara Pardan masuk lewat jalur Busway. Itu pun karena mobil depan masuk di jalur Busway. Jadi kami ikut aja," kata Yudi di Metro Jaya, Rabu (11/7) malam.
-
Siapa yang diperiksa Polda Metro Jaya? Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, akan diperiksa penyidik Polda Metro Jaya hari ini, Jumat (20/10).
-
Kenapa Ade Armando dilaporkan ke Polda DIY? Salah seorang pelapor dari Paman Usman yang juga Lurah Karangwuni, Kulon Progo, Anwar Musadad, mengaku para lurah di DIY merasa sakit hati dengan pernyataan Ade Armando.
-
Siapa yang melakukan pengeroyokan? AG kemudian diteriaki malang. Teriakan AG mencuri perhatian warga lainnya di sekitar lokasi. BH dan empat rekannya terkepung dan tidak bisa melarikan diri. Keempatnya pasrah. Mereka menjadi bulan-bulan AG dan sejumlah orang lainnya. Pengeroyokan yang dilakukan rupanya membuat BH tewas. Sementara rekannya mendapat perawatan. Bahkan mobil minibus itu ikut dibakar.
-
Siapa kader PDIP yang digeledah rumahnya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah seorang anggota DPRD Jawa Timur bernama Mahfud dari Fraksi PDIP.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Dimana pengeroyokan itu terjadi? Bermula saat dua orang tak dikenal menghampiri lapak korban AR di Jalan Raya, Joglo, Kembangan Jakarta Barat, pada Selasa 3 September 2024 sekira pukul 21:00 WIB.
Saat berada di jalur khusus Transjakarta, Yudi melihat banyak petugas kepolisian yang melakukan razia.
"Akhirnya berhenti semua kami, termasuk mobil di depan dan termasuk mobil yang saya tumpangi," kata Yudi.
Saat razia itu, Yudi mengaku melihat seorang laki-laki yang tak dikenal keluar dari mobil dan tampak berbicara dengan polisi. Saat itu, dirinya tak tahu kalau itu adalah Ronny.
"Waktu itu saya belum tahu saudara Ronny, menggunakan mobil Honda CR-V Hitam. Dan keluar dari kendaraannya, dan dia sedikit ada bicara dengan polisi, polantas. Saya punya feeling waktu itu dia mau ditilang, dan saya lihat agak ngotot di depan. Saya juga nggak terlalu peduli. Bukan urusan saya," ujarnya.
"Kendaraan kami disuruh mundur dulu. Saya tanya sama sopir saya, kenapa ini kendaraan mundur? Di depan itu disuruh mundur. Loh di belakang ada Busway. Nah akhirnya diam di situ," sambungnya.
Saat itu, lanjut Yudi, Ronny terlihat ngotot dengan Polantas hingga akhirnya sambangi kendaraan dirinya dan menggebrak.
"Dia gebrak kendaraan saya. Lantas cak pinggang, tunjukkan ke polisi yang saya dengar. Karena waktu itu kendaraan saya berhenti, saya bilang sama sopir saya, Pardan. Sudah kamu turunkan kacamu, nanti kalau ditilang serahkan saja SIM mu. Makanya posisi dalam kaca turun. Jadi saya dengar omongan dia. Ini kendaraan ini gimana, ditilang atau tidak. Dengan suara tinggi dan emosi. Saya agak kaget dengan kondisi seperti itu karena saya digebrak, menurut saya, ya sudah saya turun akhirnya. Setelah itu saya samperin Ronny, saya tanya sama dia. Maksudnya apa ini?" bebernya.
Saat ditanya, Ronny justru bersikap arogan kepada Yudi. Menurut dia, Ronny yang lebih dulu memukul sehingga terjadi perkelahian.
"Dia pun dengan emosi memukul saya. Malah dia pukul saya, saya jatuh. Tapi nggak kena, karena saya menghindar. Begitu saya jatuh, lantas saudara Pardan turun dari mobil. Karena dia melihat saya teraniaya, dan saya sebagai bosnya. Wajar saya rasa dia bela bosnya. Turun dan ingin memisahkan, bukan berantem. Memisahkan. Ternyata saudara Ronny dengan emosinya juga mukul juga, saya dalam posisi terjatuh, saya berusaha bangun. Pada saat saudara Pardan megang saudara Ronny, dan dia mukul saudara Pardan, akhirnya pegang tangannya, akhirnya saling dorong dan jatuh, guling-gulingan di situ dan mereka terjadi gulat-gulatan di situ. Sempat saya akhirnya bangun dan saya dipegang sama petugas," jelasnya.
Hingga akhirnya, pergulatan itu berakhir dan Yudi mengaku kembali melanjutkan perjalanannya.
"Saya pikir orang sudah banyak akhirnya mereka dilerai. Saya pun akhirnya masuk ke mobil. Setelah dilerai, saudara Pardan masuk, dia masuk, kami akhirnya jalan," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vonis yang dijatuhkan majelis hakim ini sesuai dengan tuntutan dari jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaDugaan penyiksaan para terpidana itu terjadi saat Iptu Rudiana yang saat itu menjabat Kanit Narkoba mengusut kasus pembunuhan Vina dan anaknya, Eky.
Baca SelengkapnyaPDIP berharap para penegak hukum tetap menunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaWarga bernama Yudi Setiasno ini melaporkan dugaan pemerkosaan terhadap istrinya yang diduga dilakukan anak penghuni indekos miliknya.
Baca SelengkapnyaAchiruddin juga diwajibkan membayar biaya restitusi senilai Rp52,3 juta kepada korban Ken Admiral yang ditanggung bersama anaknya Aditya Hasibuan.
Baca SelengkapnyaMayor Dedi diduga merintangi penyelidikan kasus penipuan sertifikat.
Baca SelengkapnyaDedi akan menjalani sejumlah pemeriksaan buntut dari perbuatannya yang mendatangi Polrestabes Medan bersama puluhan anggota TNI pada Sabtu (5/8) kemarin.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, kedatangan puluhan anggota TNI itu dipimpin oleh penasihat hukum dari Kumdam I Bukit Barisan yakni Mayor Dedi Hasibuan.
Baca Selengkapnya