Agar Hemat, Tenaga Medis di Samarinda Pakai Jas Hujan
Merdeka.com - Tenaga medis di sejumlah rumah sakit di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), masih ada yang menggunakan jas hujan sebagai Alat Pelindung Diri (APD) saat menangani pasien. Meski bukan pasien Covid-19, penggunaan jas hujan dilakukan agar hemat.
Dari pantauan di sejumlah rumah sakit, petugas medis, baik dokter maupun perawat untuk sementara menggunakan jas hujan yang terbuat dari plastik. Penggunaan jas hujan sekali pakai ini digunakan untuk pasien yang bukan suspek Covid-19.
Di rumah sakit rujukan seperti RSUD AW Syahranie, penggunaan jas hujan juga dipakai di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Meski stok APD masih cukup, untuk pasien bukan suspek Covid-19 masih menggunakan jas hujan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Siapa yang bisa menggunakan masker ini? Masker ini biasanya sesuai untuk kebanyakan jenis kulit, tetapi bagi mereka yang memiliki kulit sensitif, sangat disarankan untuk melakukan tes patch terlebih dahulu.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana cara mencegah penyakit menular di musim hujan? Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit-penyakit ini.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan saat hujan? Jika hujan dan Anda ingin berolahraga di luar, penting untuk mengenakan mantel atau jas hujan untuk melindungi tubuh dari percikan air. Jas hujan ini juga efektif dalam mengurangi risiko demam akibat hujan.
"Kalau saat ini ya baju hazmat itu ada, di IGD sendiri ada 30-an baju itu, tapi kami pakai untuk pasien kategorinya suspek Covid-19," kata seorang perawat IGD RSUD AW Syahranie, Maisarah, Selasa (7/4).
Berbeda dengan rumah sakit swasta, ketersediaan APD masih sangat minim. Meski bukan rumah sakit rujukan, rumah sakit ini masih menjadi pilihan masyarakat untuk pemeriksaan kesehatan.
Terkadang, pasien dengan gejala klinis dan datang dari daerah zona merah Covid-19 masih memeriksakan diri di rumah sakit swasta ini. Sehingga dokter maupun tenaga medis lainnya tak punya perlindungan yang memadai untuk memeriksa pasien, sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19.
Di RS SMC misalnya, petugas medis di ruang IGD menggunakan jas hujan untuk penanganan pasien gawat darurat. Hal ini dilakukan karena memang stok APD habis sama sekali.
"Untuk sementara sih kita APD-nya masih menggunakan jas hujan, karena adanya ini dulu," kata dr Mirza, dokter di RS SMC.
Tak berbeda dengan RS Siaga Almunawaroh yang juga menggunakan jas hujan untuk pasien bukan Covid-19. Pilihan ini dilakukan karena APD masih sangat langka.
"Para tenaga medis yang ada banyak menggunakan jas hujan. Jadi penggantinya jas hujan plastik, sehingga sekali pakai buang," kata Nadila, staf bagian SDM RS Siaga.
Di Rumah Sakit Hermina Samarinda juga mengakui kekurangan APD. Padahal kebutuhan alat pelindung ini sangat penting untuk memudahkan penanganan pasien supek Covid-19.
"Semua rumah sakit saya kira membutuhkan APD karena merupakan suatu benteng buat tenaga kesehatan masuk di daerah pertempuran dengan musuh yang tidak kelihatan," kata Direktur RS Hermina Samarinda, dr Dogulas Umboh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismed Kosasih menyebutkan, rumah sakit rujukan di Samarinda saat ini ada dua. Keduanya merupakan rumah sakit milik pemerintah.
"Khusus rumah sakit rujukan Covid-19 hanya dua yakni RSUD AW Syahranie dan RSUD IA Moeis. Bisa diperluas apabila kedua rumah sakit itu kelebihan pasien," kata Ismed.
Untuk pemeriksaan awal, kata Ismed, bisa dilakukan di semua fasilitas kesehatan yang ada seperti Puskesmas, klinik, dan rumah sakit swasta.
Salah satu pasien positif Covid-19 di Samarinda sempat lakukan pemeriksaan awal ke salah satu rumah sakit swasta di Samarinda. Karena punya gejala klinis dan baru pulang dari zona merah, pasien langsung dirujuk ke RSUD AW Syahranie hingga akhirnya dinyatakan terjangkit.
Tak heran jika kebutuhan APD juga dibutuhkan oleh fasilitas kesehatan lainnya agar terlindungi dari pemeriksaan pasien. Meski pemerintah pusat sudah mengirimkan APD ke seluruh wilayah Indonesia, fasilitas kesehatan yang bukan milik pemerintah masih kebingungan mencari pelindung diri.
Reporter: Abdul JalilSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata jas hujan sering dipakai untuk keperluan lain, selain motoran. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaSatu unit ambulans dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Pancaitana Kabupaten Bone jatuh ke jurang di Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
Baca SelengkapnyaPuskesmas ini berada di atas awan dan memiliki petugas yang berdedikasi tinggi.
Baca SelengkapnyaJemaah haji yang kurang sehat atau tidak kuat lebih baik lempar jumrahnya dibadalkan
Baca Selengkapnya