Agar tak ada lagi dendam konflik, Polda Papua undang tokoh Kei
Merdeka.com - Kepolisian Resor Mimika, Papua, dalam waktu dekat akan mengundang lagi para tokoh masyarakat Suku Kei di wilayah itu untuk menyelesaikan konflik antara warga Kampung Holai-Holat dengan warga Kampung Bombai.
Kapolres Mimika, AKBP Jermias Rontini, kepada Antara di Timika, mengatakan akan mengundang para tokoh masyarakat dari kampung-kampung yang ada di Pulai Kei Besar. Sebab, sebagian besar warga Kei yang berdomisili di Timika saat ini berasal dari Pulau Kei besar, termasuk warga Holai-Holat yang terlibat konflik dengan warga Bombai.
"Kita akan undang lagi tokoh-tokoh dari kampung-kampung yang berada di Kei Besar. Mudah-mudahan dengan langkah-langkah yang kita ambil tersebut bisa segera mengakhiri pertikaian panjang antara orang Kei dari Kampung Holai-Holat dengan orang Kei dari Kampung Bombai," ujarnya.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik dalam hubungan? Menghindari atau menumpuk konflik hanya akan menciptakan masalah yang bisa meledak sewaktu-waktu.
-
Siapa yang optimis bisa menyelesaikan sengketa pemilu? 'Kita tetap akan optimistis sepanjang yang secara maksimal bisa kami lakukan,' kata Suhartoyo di Pusdiklat MK, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, seperti dikutip Kamis (7/3). Meski dalam batas penalaran yang wajar, Suhartoyo menjelaskan bahwa waktu 14 hari terasa tidak mungkin menyidangkan dan memutus sengketa hasil yang kompleks dengan dugaan kecurangan. Apalagi jika pihak berperkara yang mengajukan bisa lebih dari satu pihak. Namun, berkaca pada periode 2019, Suhartoyo menegaskan MK bisa bekerja sesuai waktu yang ditetapkan.
-
Kenapa konflik Myanmar harus segera selesai? ‘Kita berharap persoalan di Myanmar itu segera selesai karena menyangkut kemanusiaan, menyangkut rakyat Myanmar, dan pada kenyataannya memang tidak gampang, sangat kompleks, sehingga memerlukan waktu. Dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholders yang ada di Myanmar itu mau, memiliki kemauan yang sama untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau ndak, memang sangat sulit,’ ujar Presiden.
-
Bagaimana mengatasi konflik dalam hubungan? Pasangan yang memiliki hubungan yang sehat akan mau untuk menyelesaikan permasalahan dengan tenang dan saling menghormati.
-
Apa yang harus dilakukan untuk berdamai dengan keadaan setelah putus? Kamu boleh merasa sedih dan itu merupakan hal yang wajar. Biasanya, setelah menangis perasaanmu akan terasa lebih lega, sehingga kamu bisa lebih siap untuk move on.
AKBP Rontini belum bisa memastikan waktu pertemuan para tokoh masyarakat Pulau Kei Besar tersebut. Namun, ia menegaskan hal itu akan dilakukan sesegera mungkin dalam waktu beberapa hari ke depan.
Sebelumnya pada Jumat (14/2), Polres Mimika telah mengumpulkan sejumlah tokoh masyarakat Kei di Timika baik dari Pulau Kei Kecil maupun Kei Besar untuk duduk bersama menyelesaikan konflik antara warga Holai-Holat dengan warga Bombai.
Konflik warga Kei tersebut kembali pecah dipicu oleh terbunuhnya Ketua Kerukunan Bombai di Timika, Petrus Fautngilyanan. Dia tewas dibantai di halaman rumahnya di Gang Dat, Jalan Pattimura, Sempan Timika oleh sekelompok orang pada Minggu (9/2) malam.
Peristiwa itu memicu bentrok terbuka warga kedua kelompok di sejumlah lokasi permukiman warga Kei di Timika seperti di Gang Konro Jalan Yos Sudarso Sempan, Jalan Cenderawasih, kompleks Kebon Siri, Bambu Kuning dan kompleks Wowor Jalan C Heatubun, Kwamki Baru.
Massa kedua kelompok saling berhadap-hadapan dengan senjata tajam berupa parang, tombak dan panah di jalan raya mengakibatkan puluhan orang terluka.
Satu korban terluka terkena anak panah saat bentrok terbuka kedua kelompok bernama Feransius Rahayaan (30), akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika pada Sabtu (15/2).
AKBP Rontini mengatakan meski ketegangan antardua kelompok warga Kei itu sudah mereda, situasi kamtibmas di Jalan Pattimura dan Gang Konro Sempan belum sepenuhnya pulih kembali seperti sedia kala.
"Mereka masih ada rasa saling curiga makanya kita harus selesaikan akar permasalahannya sampai tuntas sehingga di kemudian hari tidak ada lagi dendam di antara mereka," terang Rontini.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaKapolda telah menyampaikan permohonan maafnya kepada TNI
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo sempat memuji cara humanis Polwan saat berhadapan dengan massa.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan evaluasi pada tahun 2024, tercatat 24 jaringan KKB aktif melakukan 203 aksi gangguan yang mengakibatkan 92 korban.
Baca Selengkapnya"Jadi cari jalan keluar yang menimbulkan rasa keadilan, lalu insyaAllah konflik itu akan tiada," kata Anies.
Baca Selengkapnya