Agus dianiaya saat MOS SMK Pelayaran, orangtua akan polisikan pelaku
Merdeka.com - Kepala Sekolah SMK Pelayaran Pancasila, Kartasura, Sukoharjo, Agus Nadi tak menampik terjadinya penganiayaan terhadap siswa baru, saat acara MOS (Masa Orientasi Siswa), Pendidikan Dasar Ketarunaan, pada Senin (10/8) kemarin. Namun dia berdalih pendidikan dasar ketarunaan tersebut dilakukan siswa senior untuk melatih kedisiplinan siswa.
"Pendidikan dasar ketarunaan ini kita lakukan agar siswa berlatih kedisiplinan. Namun kalau terbukti ada penganiayaan, kami akan berikan sanksi tegas," ujar Agus Nadi kepada wartawan, Selasa (11/8).
Agus Nadi mengaku pihaknya kecolongan. Selama ini pihaknya telah melarang para siswa menggunakan kekerasan. Ia menambahkan, siswa calon taruna muda yang mengikuti Mos dan Diksartar, ada 127 siswa. Terdiri dari 121 siswa, dan 6 siswi.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Apa yang dilakukan anak SD di Jombang terhadap temannya? Di Jombang, seorang bocah sekolah dasar (SD) tega menganiaya temannya hingga babak belur,. Aksi penganiayaan itu direkam dan videonya viral di media sosial.
-
Siapa yang terlibat dalam penganiayaan anak SD di Jombang? “Katanya orangtuanya (korban) diajak main layangan, kok tiba-tiba dihajar. Tidak dikeroyok, tapi satu lawan satu,“ ungkap Kepala Desa Japanan Junaidi Catur Wicaksono.
-
Dimana penganiayaan anak SD di Jombang terjadi? Penganiayaan yang melibatkan dua anak di bawah umur itu terjadi di belakang salah satu SD di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, pada Sabtu (24/6).
-
Apa yang terjadi pada madrasah? Pengadilan India mengeluarkan larangan efektif terhadap sekolah-sekolah madrasah agama Islam di Negara Bagian Uttar Pradesh yang merupakan salah satu negara bagian dengan populasi terpadat di India.
"Para siswa baru ini sebenarnya mendapatkan latihan fisik. Yakni baris berbaris, lari dan kepemimpinan seperti layaknya militer. Kami menduga aksi kekerasan terjadi saat tengah istirahat, sehingga tidak ada pantauan dari guru atau pembimbing. Kami akan segera mengundang kedua belah pihak," tandasnya.
Dihubungi terpisah Kepala Dinas Pendidikan Sukoharjo, Bambang Sutrisno tak banyak memberikan komentar. Dia mengaku belum menerima kabar terjadinya penganiayaan siswa saat MOS tersebut. Kendati demikian ia berjanji akan memberikan sanksi tegas jika benar terjadi penganiayaan.
"Belum ada laporan ke kami. Kalau benar pasti akan ada sanksi tegas," pungkasnya.
Sutarmin, ayah kandung Agus Riyanto menambahkan pihaknya berencana melaporkan pelaku pemukulan ke polisi. Istri Sutarmin, Sumiyati (46) menceritakan, dia sempat menangis saat menceritakan Agus yang ketakutan menjelang acara MOS berlangsung.
"Sebelum MOS anak saya sempat bilang, 'kalau aku mati gimana bu?'. Kemudian ayahnya mencoba menyemangatinya agar berani. Tidak tahunya kok malah kejadiannya begini," ucapnya.
Sumiyati menceritakan saat MOS, Agus disuruh bergulingan, kemudian dipukul di bagian perut hingga pingsan. Usai peristiwa tersebut, suaminya diberitahu kalau Agus masuk rumah sakit. Ia mengaku sempat pingsan saat melihat kondisi Agus yang tidak sadarkan diri di rumah sakit.
Sementara itu, Kapolsek Kartasura, AKP Anggono menegaskan, pihaknya sudah membenarkan kejadian tersebut. Dia mengaku telah mendapatkan laporan lisan dari keluarga Agus Riyanto.
"Sudah ada laporan lisan dari orang tua korban. Intern SMK Pelayaran Pancasila juga sudah kami mintai konfirmasi," kata Anggono.
Anggono mengaku pihaknya siap menjadi penengah untuk kedua belah pihak. Pihaknya juga menunggu keluarga Agus Riyanto yang akan melaporkan secara resmi kejadian tersebut ke Polsek Kartasura.
"Kami menunggu laporan resmi keluarga korban. Kami juga sudah melihat kondisi siswa tersebut di RS. Kami akan melihat perkembangannya," jelasnya.
Sutarmin orangtua korban mengatakan pihak keluarga tidak rela dengan aksi kekerasan yang terjadi di sekolah. Dia meyakini, anaknya dihajar senior saat mengikuti MOS pada 27-29 Juli di dalam sekolah dan Kependidikan Dasar Ketarunaan (Diksartar) pada 10-12 Agustus di Lapangan Gunung Kunci RT 5 Dukuh Manggisan, Kecamatan Kartasura.
"Anak saya dipukul di bagian kepala dan perut, serta ditendang. Kepalanya memar, perut memerah dan muntah-muntah, bahkan kencing darah. Saat ini belum bisa bicara," katanya kesal.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim meminta Kepala sekolah SMP I Sindangbarang bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena dianggap lalai.
Baca SelengkapnyaBerang putranya diintimidasi oleh salah satu orang tua murid, Andika Mahesa ajak duel di ring.
Baca SelengkapnyaMengetahui jika dilapor oleh istrinya ke polisi, pelaku bersembunyi di rumah keluarganya.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih melapor ke polisi setelah menilai pihak sekolah anggap sepele dengan permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui inisial M, siswa kelas V di salah satu SD di Palembang. Sementara pelaku adalah siswa kelas VI di sekolah yang sama.
Baca SelengkapnyaABF yang duduk di bangku kelas satu dipanggil oleh teman seangkatannya untuk datang ke toilet di lantai dua sekolah.
Baca SelengkapnyaKasus penganiayaan yang diduga dilakukan Bripka M terhadap MF juga telah dilaporkan di Direskrimum dan Propam Polda Sulsel.
Baca SelengkapnyaKepolisian total telah melayangkan surat panggilan terhadap tiga saksi dari pihak sekolah. Satu saksi itu merupakan kepala sekolah SMA Negeri 70.
Baca SelengkapnyaMM melakukan pemukulan terhadap anak AKBP S. Akibat pemukulan tersebut, MM harus mendekam di tahanan Polsek Maritengngae.
Baca SelengkapnyaAndika Kangen Band kemudian melaporkan kejadian yang menimpa putranya ke polisi.
Baca SelengkapnyaBripka M menjalani Patsus sembari menunggu sidang etik yang akan dilakukan Propam Polda Sulsel.
Baca SelengkapnyaEmosi pelaku memuncak saat korban memfoto dan mengolok-oloknya saat salat Jumat.
Baca Selengkapnya