Ahli: 98 Persen Varian Delta Bersirkulasi di Dunia, Mu Lebih Rendah
Merdeka.com - Sebanyak 98 persen virus corona varian Delta bersirkulasi di dunia. Sedangkan, varian Mu yang lebih dulu lahir dibandingkan virus Delta hanya di bawah 1 persen. Demikian dikatakan Ahli virologi yang juga Guru Besar Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika.
"Sekarang ini 98 persen virus yang bersirkulasi di dunia saat ini adalah varian Delta, sedangkan virus Mu yang sebenarnya lebih dulu lahir dibandingkan virus Delta, yaitu hanya di bawah 1 persen dari virus yang bersirkulasi di dunia. Jadi, persentasenya (varian Mu) sangat rendah," kata Mahardika dalam gelar wicara virtual Waspada Mutasi Virus dengan Protokol Kesehatan di Jakarta, Kamis (30/9).
Mahardika menuturkan virus SARS-CoV-2 merupakan virus RNA yang mudah berubah karena memiliki mesin fotokopi gen yang bernama RNA polimerase yang mudah sekali membuat kesalahan atau eror.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
-
Bentuk virus apa saja? Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
-
Virus kerja nya gimana? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
Jika dibandingkan dengan virus RNA lain seperti HIV dan influenza, virus corona penyebab Covid-19 bersifat lebih stabil yang mana dalam perkembangan di dua tahun belakangan ini, jumlah asam amino pada protein spike virus yang mengalami perubahan hanya sekitar 50-an dibandingkan dengan 1.300 asam amino penyusun spike. Itu menunjukkan persentasenya sangat rendah sehingga perubahan mutasi yang terjadi lebih sedikit.
Perubahan yang terjadi pada varian virus SARS-CoV-2 kemungkinan bisa berkaitan dengan tingkat penularan virus, efektivitas vaksin dan keganasan virus.
Sejauh ini, perubahan atau mutasi yang dialami virus SARS-CoV-2 tidak menyebabkan dampak yang sangat signifikan terhadap efektivitas vaksin Covid-19, sehingga vaksin Covid-19 hingga saat ini masih efektif untuk semua varian virus tersebut.
"Kalau hanya satu ada dua yang berubah tetapi yang lain masih stabil maka efektivitas vaksin masih efektif. Jadi perubahan itu belum menyebabkan varian-varian itu menjadi resisten terhadap vaksin atau dengan kata lain vaksin nampaknya masih efektif terhadap semua varian yang ada di dunia saat ini," kata Mahardika.
Pada varian Delta, perubahan menyebabkan virus lebih mudah menular. Namun, daya tular varian Mu jauh lebih rendah dibandingkan dengan varian Delta.
Menurut Mahardika, varian Mu belum menjadi ancaman saat ini karena persentase penyebarannya hanya sekitar 1 persen dari sirkulasi virus yang beredar di dunia, dan hanya 5 persen di Amerika Selatan. Padahal, varian Mu lebih awal muncul dibandingkan dengan varian Delta, namun yang paling dominan sekarang ini adalah varian Delta.
Varian Delta mempunyai kemampuan menular dari satu orang ke orang lain (reproduction number) lebih tinggi beberapa kali lipat dibanding virus SARS-CoV-2 yang pertama kali muncul di Wuhan, China.
Satu orang yang terinfeksi virus awal dari Wuhan bisa menularkan pada 2-3 orang, sedangkan satu orang yang terinfeksi varian Delta bisa menularkan hingga 8-10 orang. Itu berarti varian Delta memiliki daya tular yang tinggi.
Daya tular yang tinggi itu juga berkontribusi pada letupan kasus yang luar biasa seperti yang sebelumnya terjadi di India, dan untuk Indonesia letupan kasus itu disertai dengan letupan jumlah orang meninggal dunia.
"Tetapi sekali lagi belum ada indikasi bahwa perubahan-perubahan ini disertai dengan asosiasi terhadap gejala klinis semakin berat atau semakin ringan dan jenis gejala yang ditimbulkan oleh Covid-19," ujar Mahardika.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPemahaman mengenai ciri-ciri dan bentuk virus menjadi kunci penting dalam mengungkap misteri tentang bagaimana virus itu sebenarnya.
Baca SelengkapnyaVirus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yang hanya sampai 200 mikron.
Baca SelengkapnyaVirus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnyavirus secara umum adalah mikroorganisme parasit yang tidak dapat bertahan hidup tanpa inang untuk mereproduksi diri.
Baca SelengkapnyaVirus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca Selengkapnya