Ahli Bahasa: Informasi Disebarkan Tokoh Publik di Medsos Bisa Bentuk Opini
Merdeka.com - Prof Wahyu Wibowo, Dosen Filsafat Bahasa Universitas Nasional bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (25/4). Dia dihadirkan untuk perkara penyebaran berita bohong atau hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet.
Dalam kesaksiannya, Wahyu menjelaskan seseorang yang menyebarkan informasi di media sosial memiliki maksud tertentu. isinya juga cenderung mengandung kebohongan.
"Berita atau informasi yang dilakukan media mainstream mempengaruhi opini publik tapi bukan buat keonaran atau menyebarkan berita bohong karena media maindstream punya kode etik sementara media sosial tidak," ujar dia.
-
Dimana Ratna Sarumpaet lahir? Ratna Sarumpaet lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, pada 16 Juli 1949.
-
Siapa suami Ratna Sarumpaet? Menikah di tahun 1972, Ratna Sarumpaet dikaruniai empat orang anak.
-
Kenapa Ratna Sarumpaet ditangkap tahun 1998? Sebelumnya, ia bahkan sempat ditangkap pada 11 Maret 1998 di Ancol dan ditahan selama beberapa bulan karena tuduhan makar.
-
Apa profesi Ratna Sarumpaet di tahun 70an? Di tahun 70-an, Ratna Sarumpaet aktif dalam pentas teater. Saat itu, ia dikenal sebagai sutradara sekaligus pemain teater wanita terkenal di zamannya.
-
Kapan Puan Maharani menanggapi wacana bersatu di putaran kedua pilpres 2024? 'Insyallah (berkolaborasi antara kubu 1 dan kubu 3). Kita lihat saja gimana nanti kedepan ini,' kata Puan, saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
-
Kapan Ratna Sarumpaet membuat film pertama? Sudah biasa menjadi sutradara sejak aktif di teater, tahun 2009 akhirnya ia merilis film Jamila dan Sang Presiden.
Ia mengatakan, informasi yang disampaikan ke media sosial dapat membentuk opini. Apalagi jika yang menuturkan adalah publik figur.
"Sangat, karena dia (tokoh publik) bisa dibilang menjadi panutan," terang dia.
Sebelumnya, Ratna Sarumpaet didakwa telah menyebarkan berita bohong kepada banyak orang yang dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Jaksa menilai berita bohong telah menciptakan sikap pro dan kontra di kelompok masyarakat.
Buktinya, Selasa tanggal 3 Oktober 2014 di Jalan Gatot Subroto samping Polda Metro Jaya Jakarta Selatan ada unjuk rasa yang mengatasnamakan Lentera muda Nusantara. Pertama, menuntut dan mendesak kepolisian untuk menangkap pelaku penganiayaan terhadap saudara Ratna Sarumpaet. Kedua, kepolisian harus tegas tangkap dan adil.
Sementara itu, ditempat lain masyarakat kota Bandung juga memberikan reaksi berupa tuntutan kepada terdakwa untuk menyatakan permintaan maaf kepada masyarakat kota Bandung sebagaimana antara lain terdapat pada media online di antaranya Tribunnews edisi Rabu 3 Oktober 2016 pukul 19.47 WIB dengan judul berita Ridwan Kamil ingin Ratna Sarumpaet minta maaf juga kepada masyarakat Bandung.
Kemudian, detiknews edisi Kamis 4 Oktober 2014 pukul 12.53 WIB dengan judul berita Pemkot desak Ratna Sarumpaet minta maaf ke Warga Bandung dan edisi Senin 8 Oktober 2016 dengan judul mahasiswa demonstrasi tuntut Ratna Sarumpaet minta maaf kepada warga Bandung.
Reaksi yang sama juga terjadi di media sosial. Beberapa diantaranya yang disebutkan di dakwaan antara lain, Dr Rizal Ramli dalam akun twitternya memberikan kicauan (tweet) pada tanggal 1 Oktober 2018 pukul 22.05 WIB yang isinya
"Ratna Sarumpaet @RatnaSpaet dipukulli sehingga babak belur oleh sekelompok orang. Ratna cerdas, kritis, dan outspoken, tapi tindakan brutal & sadis tsb tidak dapat dibiarkan ! Tlg tindak @BareskrimPolri. Penghinaan terhadap demokrasi! kok beraninya sama ibu-ibu? @halodetik.com"
Begitupula cuitan twitter Mardani Ali Sera tertanggal 1 oktober 2018 pukul 21.25 WIB memberikan kicauan (tweet).
"Pemukulan Ratna Sarumpaet berencana demokrasi dan kemanusiaan ini penghinaan terhadap Pancasila menginjak2 pemerintah yang demokratis, Munir dan Novel Baswedan belum selesai sekarang @RatnaSpaet #TolakKekerasangayaPKITwetter.com/LawanPolitikJW.
Mardani: Ratna Sarumpaet dianiaya untuk dibungkam.
Selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober 2016 pukul 21.52 WIB Rachel Maryam pada Twitter memposting foto atau gambar wajah terdakwa yang dalam keadaan lebam dan bengkak dengan memberikan kicauan.
"Setelah konfirmasi kejadian penganiayaan benar terjadi hanya saja waktu penganiayaan bukan semalam melainkan tanggal 21 kemarin berita tidak benar keluar karena pemberitaan bunda @RatnaSpaet pribadi beliau ketakutan dan trauma. Mohon doa."
Kemudian, Rocky Gerung tanggal 2 oktober 2018 membuat status di akun twitternya.
"Tak cukup memfitnah, tak puas memaki? Akhirnya kalian memakai tinju. sungguh dangkal dan tetap dungu."
Reporter: Ady Anugrahadi (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puan juga mempersilakan masyarakat memberikan penilaian dan menyuarakan aspirasi sesuai yang nuraninya.
Baca SelengkapnyaAkademisi Ramai-Ramai Kritik Pemerintah, Puan Maharani: Mereka Suarakan Aspirasi Rakyat
Baca SelengkapnyaAnggota Satpol PP di Garut yang viral mendeklarasikan dukungannya kepada Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dilaporkan ke Bawaslu Jabar, Rabu (3/1).
Baca SelengkapnyaKubu Ganjar-Mahfud akan memberikan bantuan hukum kepada Palti Hutabarat.
Baca SelengkapnyaRelawan Pro Jokowi (Projo) DIY resmi mencabut laporannya terkait dugaan penghinaan yang dilakukan oleh budayawan Butet Kartaredjasa.
Baca SelengkapnyaPuan menyampaikan, jika penyelenggaraan Pemilu harus dilakukan secara jujur dan adil.
Baca SelengkapnyaSapto berpendapat RUU Penyiaran berpotensi mengganggu demokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKerja sama tim hukum TPN Ganjar dan Timnas AMIN ini menyangkut kebebasan berekspresi dan berpendapat
Baca SelengkapnyaBintang Emon merasa dianggap tolol karena langkah-langkah akrobat DPR yang begitu cepat ingin mengubah putusan MK soal Pilkada.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, apabila demokrasi sudah berjalan sesuai amanah tidak ada kasus intimidasi dan peretasan dialami budayawan Butet.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Provinsi Banten (AMPB) menggelar mimbar rakyat di kampus Universitas Yuppentek Indonesia, Tangerang, Banten, Kamis (21/12/2023).
Baca SelengkapnyaPalti bukan merupakan pihak pertama yang menyebarkan video tersebut.
Baca Selengkapnya