Ahli Epidemiologi: Cegah Covid-19 Sebaiknya Buka Puasa di Rumah Saja
Merdeka.com - Ketua Ahli Epidemiologi Riau dr Wildan Asfan Hasibuan menyarankan kaum muslim yang berbuka puasa Ramadhan 1442 H sebaiknya di rumah saja untuk mencegah penularan COVID-19.
"Karenanya rumah makan dan restoran pun tidak lagi membuka atau melayani makan di tempat selama Ramadhan ini karena semua orang akan membuka masker saat mau makan, tidak menjaga jarak fisik aman dan mereka tentu saling mengobrol," kata Wildan dalam keterangannya di Pekanbaru, Kamis.
Dia mengatakan itu terkait di Pekanbaru dan sekitarnya masih banyak restoran, rumah makan dan kafe-kafe yang dijadikan tempat buka puasa bersama selama Ramadhan ini, sementara itu pengunjung cenderung mengabaikan protokol kesehatan.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Gimana cara menjaga kesehatan saat puasa? Selain itu, waktu sahur juga perlu diperhatikan. Disarankan untuk sahur sesuai dengan waktu yang ditentukan agar puasa dapat berjalan lancar hingga waktu berbuka. 'Kalau sahur jam 12 malam artinya waktu puasanya lebih dari 16 jam. Itu pasti lemas di siang hari karena puasa melebihi waktu seharusnya sekitar 14 jam,' katanya.
-
Bagaimana cara buka puasa yang sehat? Dengan mengikuti tips makan tersebut, Anda dapat berbuka puasa dengan cara yang sehat dan nyaman, serta mendapatkan manfaat maksimal dari ibadah puasa.
-
Bagaimana mencegah penularan flu? Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit flu, seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Jika ada anggota keluarga yang terkena flu, usahakan untuk menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi.
-
Apa yang harus dilakukan orang tua saat anak puasa? Setelah memberikan pemahaman tentang puasa, orang tua harus membuka dialog dengan anak-anak untuk membahas kemungkinan mencoba puasa bersama-sama.
-
Kenapa harus menyegerakan berbuka puasa? Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk segera berbuka puasa ketika waktu Maghrib tiba. Jangan menunda-nunda waktu berbuka, karena menyegerakan berbuka adalah sunnah.
Ia menyebutkan untuk menekan angka penyebaran COVID-19 tidak ada cara lain, setiap orang harus disiplin menerapkan protokol kesehatan, mencuci tangan dengan air mengalir, memakai masker, menjaga jarak fisik aman dan hindari kerumunan.
"Selain itu perlu melakukan vaksinasi dan khususnya gerakan 4M itu yang harus diperkuat lagi, khususnya di tempat-tempat umum yang tidak menerapkan protokol kesehatan, seperti di rumah makan dan restoran," katanya.
Jadi kalau bisa tidak ada lagi buka puasa bersama ramai-ramai di luar, sebaiknya buka puasa di rumah saja.
Sementara itu berdasarkan informasi Dinas Kesehatan Provinsi Riau, per Rabu (28/4) di Provinsi Riau terdapat penambahan 479 kasus terkonfirmasi COVID-19.
Di samping itu juga terdapat kabar baiknya terjadi penambahan 271 pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh, namun kabar dukanya terdapat penambahan 11 pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena COVID-19.
Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir menyampaikan bahwa hingga saat ini total kasus terkonfirmasi mencapai 43.163 kasus, menjalani isolasi mandiri 3.524 orang dan dirawat di rumah sakit 917 orang, sembuh 37.662 orang dan 1.060 meninggal dunia.
Kemudian untuk suspek yang isolasi mandiri berjumlah 3.090 orang, isolasi di rumah sakit berjumlah 526 orang, selesai isolasi berjumlah 80.283 orang, sedangkan meninggal berjumlah 265 orang, dan total suspek berjumlah 84.164 orang.
"Spesimen diperiksa berjumlah 1.599 sampel dan jumlah orang di periksa berjumlah 1.378 orang," katanya.
Mimi menambahkan untuk data pencapaian vaksinasi COVID-19 Provinsi Riau tahap I dan II bagi tenaga kesehatan, 32.923 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 32.901 (99,9 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 29.964 (91,0 persen).
Kemudian, pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi Lansia dengan sasaran 582.505 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 16.666 (2,86 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 9.528 (1,64 persen).
"Untuk pencapaian vaksinasi COVID-19 bagi pelayan publik dengan sasaran 349.418 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 148.011 (42,36 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 87.740 (25,11 persen)," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaSebelum berkumpul dengan rekan kerja di kantor, pastikan dalam kondisi prima.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaPada saat merayakan hari raya Idulfitri, sejumlah hal bisa kita lakukan agar tetap sehat tanpa khawatir menggendut.
Baca SelengkapnyaPada saat seseorang kembali bekerja setelah Lebaran, penting untuk memperhatikan sejumlah kondisi kesehatan tubuh.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan.
Baca Selengkapnya