Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ahli Epidemiologi: Rapid Test Tidak Ada Gunanya

Ahli Epidemiologi: Rapid Test Tidak Ada Gunanya Rapid test peserta UTBK SBMPTN. ©HO Pemkot Surabaya

Merdeka.com - Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono meminta pemerintah setop menggunakan rapid test untuk mendeteksi pasien positif Covid-19. Terlebih, rapid test menjadi syarat wajib untuk mereka yang mau bepergian.

Pandu menilai, pemerintah sebaiknya hanya menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Alasannya, rapid test hanya metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi.

Sedangkan PCR, pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus dalam tubuh manusia.

"Rapid test tidak ada gunanya. Maksudnya dari segi programnya tidak ada manfaatnya untuk skrining, surveillance, tidak ada manfaatnya untuk testing-testing," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (13/7).

Pandu menyebut, dari 34 provinsi di Indonesia, hanya Sumatera Barat yang sudah menggunakan PCR secara utuh untuk mendeteksi orang terpapar Covid-19. Sumatera Barat sama sekali tidak menggunakan rapid test.

Berbeda dengan Sumatera Barat, Jawa Timur justru cenderung menggunakan rapid test ketimbang PCR. Akibatnya, Jawa Timur kewalahan menghadapi masifnya kasus Covid-19.

"Jawa Timur itu salah dari awal," ujarnya.

Pandu juga menyoroti tingginya kasus Covid-19 di DKI Jakarta belakangan ini. Menurutnya, hal itu disebabkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan sangat rendah. Pemicunya, pemerintah tidak mengedukasi langsung kepada masyarakat mengenai pencegahan Covid-19.

"Harusnya ada penyuluhan, turun langsung ke masyarakat untuk mengedukasi," kata dia.

Pandu juga menyinggung pemeriksaan menggunakan rapid test menjadi lahan bisnis baru di tengah pandemi Covid-19. Meskipun, pemerintah telah menetapkan batas atas biaya rapid test yakni Rp150 ribu.

“Bukan curiga bisnis, memang bisnis. Masyarakat juga sudah banyak yang menolak. Ya siapa yang berbisnis, mereka yang mencari keuntungan,” terang Pandu.

Oleh sebab itu, dia menegaskan, hentikan pemeriksaan rapid test, karena tidak bisa mendeteksi virus Covid-19.

“IDI juga kemarin menolak kok harga tertinggi rapid test Rp150.000. Kenapa mereka yang protes. Ada apa juga dengan IDI? Tidak usah pakai rapid test, PCR saja,” tutup dia.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Ahli KPU Kaget Muncul Isu Sirekap Digunakan untuk Kecurangan Pemilu: Sadis Sekali
VIDEO: Ahli KPU Kaget Muncul Isu Sirekap Digunakan untuk Kecurangan Pemilu: Sadis Sekali

Marsudi terkejut ada yang menanyakan bahwa Sirekap menjadi alat untuk fraud atau kecurangan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tak Sarankan Penyemprotan Air untuk Mengurangi Polusi Udara
Kemenkes Tak Sarankan Penyemprotan Air untuk Mengurangi Polusi Udara

Penyiraman air untuk mengurangi polusi dinilai tidak efektif jika areanya besar.

Baca Selengkapnya
Eks Sekjen PKB: Desakan Hak Angket di DPR Pekerjaan Sia-Sia, Tak Bisa Ubah Hasil Pemilu
Eks Sekjen PKB: Desakan Hak Angket di DPR Pekerjaan Sia-Sia, Tak Bisa Ubah Hasil Pemilu

Eks Sekjen PKB Lukman Edy menyatakan, hak angket DPR RI untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu adalah pekerjaan sia-sia.

Baca Selengkapnya
Pakar Nilai Berdasarkan UU, MK Tak Berwenang Tangani Dugaan Pelanggaran TSM Pemilu
Pakar Nilai Berdasarkan UU, MK Tak Berwenang Tangani Dugaan Pelanggaran TSM Pemilu

Penanganan pelanggaran atau kecurangan secara TSM itu ranahnya ada di Bawaslu, bukan MK.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Saksi Ahli KPU di Sidang MK: Sadis Banget Sirekap Dianggap Alat Bantu Kecurangan, Hanya Software Tak Bisa Ubah Suara
Saksi Ahli KPU di Sidang MK: Sadis Banget Sirekap Dianggap Alat Bantu Kecurangan, Hanya Software Tak Bisa Ubah Suara

Hal itu disampaikan saksi ahli KPU menjawab pertanyaan apakah Sirekap menjadi alat bantu penyelenggara pemilu melalukan kecurangan.

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Jakarta Klaim Data Kualitas Udara IQAir Tidak Akurat
Pemprov DKI Jakarta Klaim Data Kualitas Udara IQAir Tidak Akurat

Dinas Lingkungan mengungkapkan, data di situs informasi kualitas udara dunia IQAir tidak akurat.

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya