Ahli gizi sebut 9 juta anak Indonesia kena stunting
Merdeka.com - Stunting atau kekerdilan pada anak-anak masih mengancam Indonesia. Jika tak ditangani dengan baik, hal ini dapat mengancam kualitas sumber daya manusia.
Ahli gizi Dr. Marudut Sitompul, MPS, mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2013, ada 37 persen dari anak-anak berusia di bawah 5 tahun atau sekitar 9 juta anak Indonesia mengalami stunting. Populasi stunting terbesar terdapat di Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.
Maka itu, nutrisi menjadi salah satu faktor terpenting dalam mengatasi permasalahan kesehatan ini. Asupan gizi yang memadai menjadi keharusan bagi para ibu hamil. Jika tidak, hal ini berpotensi menyebabkan rendahnya kualitas kelahiran, termasuk bayi dengan berat badan rendah sehingga proses pertumbuhannya dapat terhambat.
-
Mengapa stunting berbahaya untuk anak? Sebab, stunting mampu menyebabkan dampak kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari. Misalnya seperti mempengaruhi imunitas tubuh dan perkembangan otak anak.
-
Dimana stunting terjadi di Indonesia? Pemerintah Kabupaten Kudus di Provinsi Jawa Tengah menargetkan angka kasus stunting di wilayahnya turun menjadi nol pada 2024.
-
Kenapa angka stunting di Indonesia perlu diturunkan? Dengan target 14 persen di 2024, semua elemen turut berkomitmen untuk membantu pemerintah menekan angka stunting tersebut.
-
Apa dampak buruk dari stunting? Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan kognitif anak, prestasi pendidikan, serta produktivitas ekonomi di masa depan.
-
Mengapa stunting menjadi masalah serius? Stunting tetap menjadi masalah serius dalam kesehatan anak di Indonesia.
-
Kenapa stunting berdampak buruk? Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada masa pertumbuhan. Hal ini dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak.
Selanjutnya, para bayi yang baru lahir juga perlu dipastikan menerima asupan gizi yang baik. Dengan demikian, proses tumbuh dan kembang mereka selama golden age dapat optimal.
Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting. Sosialisasi asupan gizi yang cukup, termasuk pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama setelah bayi lahir penting dilakukan. Selain itu, konsumsi susu atau produk susu sebagai makanan pelengkap bagi anak berusia di atas 1 tahun juga dapat menjadi salah satu alternatif.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, susu masuk ke dalam kelompok lauk-pauk sumber protein bersama ikan, telur, unggas, daging, dan kacang-kacangan serta olahannya (tahu dan tempe).
Marudut menilai, susu merupakan pangan yang kaya zat gizi yang dibutuhkan untuk melengkapi zat gizi yang diperoleh dari makanan. Berbagai zat gizi yang terdapat dalam segelas susu dapat memberi manfaat bagi manusia di setiap tahap kehidupannya.
"Pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, tahap tumbuh-kembang yang sangat penting dalam menentukan sumber daya manusia di masa yang akan datang adalah pembentukan jaringan otak," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/11).
Selain itu, protein yang berkualitas baik diperlukan untuk membentuk protein otak. Susu dapat membantu memasok kebutuhan protein dan lemak yang dibutuhkan tubuh sehingga kebutuhan zat gizi tersebut dapat terpenuhi.
Selain sebagai sumber protein yang baik untuk tumbuh kembang anak, kandungan kalsium pada susu baik untuk pertumbuhan tulang.
"Pada masa kanak-kanak, susu dapat memasok energi untuk aktivitas sehari-hari serta protein dan kalsium untuk pertumbuhan yang optimal," lanjut Marudut.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan laporan Business World, peringkat daya saing dari SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 67 negara.
Baca SelengkapnyaMasalah malnutrisi masih mengancam masa depan Indonesia. Penting untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganannya.
Baca SelengkapnyaPencegahan stunting bisa tergantung dari sejumlah faktor krusial seperti kestersediaan air minum serta sanitasi bersih.
Baca SelengkapnyaAncaman masalah ganda nutrisi bisa dialami Indonesia akibat stunting di anak dan obesitas di orang dewasa.
Baca SelengkapnyaPara orang tua sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri stunting pada anak dan cara mencegahnya sebelum terlambat.
Baca Selengkapnya"Pencegahan stunting diawali dengan pemahaman orang tua dan keluarga akan pentingnya gizi," kata Budi.
Baca Selengkapnyauntuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca SelengkapnyaWamendagri Ribka Haluk kembali menekankan soal bahaya stunting dan gizi buruk pada anak-anak dan ibu hamil
Baca SelengkapnyaBerdasarkan RPJMN 2020- 2024, prevalensi stunting ditargetkan turun hingga 14 persen pada 2023.
Baca SelengkapnyaStunting tetap bisa terjadi pada anak yang berasal dari keluarga menengah ke atas.
Baca SelengkapnyaKurangnya asupan protein pada anak bisa menjadi penyebab munculnya masalah gangguan tumbuh kembang.
Baca SelengkapnyaForum diskusi Genbest Talk dilakukan di Lombok Utara dikarenakan kabupaten ini memiliki angka prevalensi stunting yang cukup tinggi.
Baca Selengkapnya