Ahli: Indonesia Butuh Alat Deteksi Dini Tsunami Menurut Permukaan Laut
Merdeka.com - BNPB menyelenggarakan webinar edukasi tentang kebencanaan mengambil contoh peristiwa meletusnya Krakatau 138 tahun, yakni Krakatau 1883 dan Krakatau 2013. Diharapkan mampu memberikan pembelajaran dan mitigasi kedepannya.
"Ketika kita berbicara potensi bencana, bukan isu bencananya yang kita kedepankan namun memberikan pengertian kepada kita untuk memahami itu lalu apa yang kita bisa lakukan bersama. Sehingga diharapkan kedepannya tidak setiap kali kita menerima informasi hasil penelitian kemudian berkembangnya menjadi akan ada potensi bencana ini di situ, akan ada potensi bencana itu di sini yang penekanannya ada dibencananya, bukan dari apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi bencana itu," ujar Abdul Muhari saat webinar BNPB, Kamis (26/8).
Melalui webinar tersebut, Prof. Mohammad Heidarzadeh, Sekretaris Jenderal International Tsunami Commisson (ITC) menyatakan 4 pembelajaran penting dari bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia.
-
Bagaimana Rumah Tuo Rantau Panjang bertahan dari gempa? Itulah mengapa, rumah ini bisa fleksibel mengikuti getaran bumi saat terjadi gempa sehingga baik dinding sampai atapnya tidak akan runtuh.
-
Kenapa rumah terpencil itu dibangun di puncak gunung? Mereka tergabung dalam keluarga Bapak Wiyono. Setelah mampir di rumah terpencil, YouTuber Jejak Richard langsung melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Blengker.
-
Dimana orang Sunda membangun rumah tahan gempa? Dari sana, komunitas tersebut berupaya membangun rumah dengan menyesuaikan topografinya sehingga bisa tahan saat terjadi bencana alam.
-
Di mana rumah natural cocok dibangun? Hal tersebut sesuai fungsinya, yaitu untuk menyelaraskan dengan lingkungan sekitar.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Bagaimana cara membangun rumah terpencil itu? 'Kalau membangun rumah di sini bahan materialnya diusung pakai motor,' kata salah satu penghuni rumah itu.
Pertama, yakni banyak rumah berada di tepi pantai, dibangun dengan ketinggian rendah dan tidak direkayasa.
"Banyak lokasi yang disurvei menunjukkan sebagian besar korban dan kehancuran terjadi dalam jarak 100 meter dari pantai, di beberapa lokasi, nyawa terselamatkan di mana bangunan terletak setidaknya sejauh ini ke pedalaman."
Kedua mengenai tsunami yang terkurung di dalam Selat Sunda. Mirip dengan kejadian Palu.
"Case seperti Palu, kita harus memperhatikan jenis kejadian seperti ini," paparnya.
Pembelajaran berikutnya mengenai tantangan peringatan tsunami untuk non-tektonik. Mohammad menjelaskan sistem peringatan tsunami tradisional didasarkan pada deteksi gempa dan guncangan gempa.
"Kita membutuhkan sistem peringatan tsunami generasi baru berdasarkan pengukuran permukaan laut," paparnya.
Pembelajaran terakhir mengenai tantangan kurangnya data sumber gempa dan tsunami di Indonesia.
"Indonesia adalah salah satu tempat yang paling rumit dalam hal pengaturan tektonik dengan banyak zona subduksi, patahan, gunung berapi, kita membutuhkan lebih banyak data kita harus menghasilkan lebih banyak data," paparnya.
Menurutnya hal yang kita juga harus perhatikan peringatan dini bahwa kita masih perlu data. Data ini yang mungkin kurang kita miliki saat ini. Sehingga untuk benar-benar paham potensi daerah untuk saat ini kita perlu data yang lebih baik.
Lebih lanjut ia memaparkan pelajaran lain yang dapat diambil dari peristiwa meletusnya Gunung Krakatau, yaitu kesadaran dan pendidikan tsunami, kode bangunan, investasi dalam pengumpulan data, sistem peringatan baru berdasarkan pengukuran permukaan laut, perhatian khusus pada sumber tsunami yang terbatas secara geografis.
Reporter Magang: Leony Darmawan (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebetulnya ada wacana warganya akan di relokasi ke sebuah rusun yang nantinya bakal disiapkan oleh Pemprov.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaViral rumah di atas laut curi perhatian warganet. Bahkan rumah tersebut tak ada jembatan.
Baca SelengkapnyaPembangunan saluran pembuangan banjir belum cukup menyelamatkan penduduk pesisir dari dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPenampakan perumahan warga yang terletak di sekitar kawasan Kampung Aquarium lebih rendah dari pada air laut.
Baca SelengkapnyaBahkan menurut BMKG, potensi terjadinya megathrust hanya tinggal menunggu waktu saja.
Baca SelengkapnyaTidak berpotensi mengakibatkan terjadinya sesar permukaan dan bahaya ikutan yang berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat penurunan muka tanah atau land subsidence di pesisir Kota Semarang berkisar 7-13 cm per tahun.
Baca SelengkapnyaHingga tahun ini BPBD belum bisa melakukan pengadaan EWS baru karena harganya mahal
Baca SelengkapnyaDaratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaMeski sederhana, namun pemiliknya setiap hari dimanjakan dengan berbagai hal menakjubkan.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 segmen megathrus di Indonesia. Masing-masing segmen punya sejarah kegempaannya masing-masing
Baca Selengkapnya