Ahli Putar CCTV Duren Tiga, Rekaman Soroti ke Arah Tangan Ferdy Sambo
Merdeka.com - Ahli digital forensik Polri Kompol Heri Priyanto selaku memutar kembali sejumlah rekaman CCTV yang disita sebagai barang bukti dalam kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Rekaman CCTV di rumah pribadi dan dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo Jalan Saguling dan Duren Tiga itu diputar saat Heri Priyanto bersaksi untuk terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal Wibowo alias Bripka RR, Richard Eliezer Pudihang Lumui alias Bharada E dan Kuat Maruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (20/12).
Salah satu rekaman CCTV yang diperlihatkan situasi di Komplek Perumahan Polri Duren Tiga, Kelurahan Duren Tiga Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan.
-
Apa yang ditayangkan di persidangan? Rekaman CCTV tersebut tidak boleh dibagikan kepada pihak ketiga, termasuk media.
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
-
Dimana video ini direkam? Video ini direkam menggunakan ponsel di, Bandara Gustaff III, kepulauan Karibia.
-
Dimana saja CCTV dengan face recognition di Kota Bandung? Baru-baru ini, Pemerintah Kota Bandung memperbaharui teknologi analitis berupa face recognition atau pengenalan wajah di sejumlah kamera CCTV yang tersebar di seluruh penjuru kota.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
Heri sebelumnya sempat menjelaskan kepada hakim kualitas gambar dari CCTV. Heri mengatakan, gambarnya sedikit blur akibat lensa luar kamera jarang dibersihkan.
Dalam rekaman itu terlihat sebuah mobil Lexus LM Toyota Alphard berwarna hitam berhenti di pintu pagar Rumah No 46, Rumah Dinas Eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo. Tanggal dan Waktu di CCTV menunjukkan pada 08-07-2022 17:07:33.
Empat orang turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah. Sementara, sang sopir mutar dan lantas memakirkan mobil dengan posisi moncong hadap utara.
Heri menjelaskan, pada pukul 17:09:37. Ada sebuah mobil Lexus RX berkelir hitam datang.
Terlihat, mobil Lexus RX terpakir di belakang Lexus LM Toyota Alphard. Kamera CCTV juga menangkap gambar seorang pria berbaju putih dari halaman rumah. Diduga, sosok Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Tak lama setelah itu, turun dari mobil Lexus RX berkelir hitam. Pria itu mengenakan seragam dinas Polri berjalan ke arah Rumah No 46. Diduga, sosok Ferdy Sambo. Tak sendirian, pria yang diduga Ferdy Sambo didampingi ajudannya diduga Adzan Romer.
Pada momen itu, Heri berulang kali menghentikan CCTV dan memperbesar ke arah tangan kiri Ferdy Sambo.
Pada 17:10:30 Waktu CCTV. Tampak, ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam kantong celana sisi kanan.
Tak lama setelahnya, pria diduga Ferdy Sambo dan diduga Adzan Romer masuk ke dalam. Mobil Lexus RX parkir mundur dengan moncong berhadap-hadapan dengan Lexus LM Toyota Alphard berwarna hitam.
Rekaman Krusial
Kepada majelis Hakim, Heri membeberkan rekaman yang ditampilkan dinilai penting dalam kasus ini.
Heri menjelaskan, sebenarnya ada sekitar 53 CCTV yang disita sebagai barang bukti.
"Ada sekitar 53 yang mulia tapi sudah disampaikan di BAP ahli 337 bahwa yang memang krusial yang kami tayangkan tadi," ucap Heri.
Hakim kemudian melemparkan pertanyaan, jumlah CCTV yang diperoleh ahli digital forensik Polri khusus di Rumah Saguling III No.29, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Kepada ahli selanjutnya apakah saudara dapatkan di rumah Saguling hanya dua saja atau ada yang lain," tanya Hakim.
"Hanya dua yang mulia," ucap dia.
Heri menjelaskan, rekaman CCTV dikirimkan penyidik Polda Metro Jaya ke Laboratorium Forensik pada 24 Juli 2022.
Bentuknya tidak berupa DVR tetapi sudah file rekaman yang dimasukkan ke dalam flash disk.
"Flash disk saja yang mulia, tidak ada DVR.
"24 Juli 2022 karena tanggal 18 Juli bekras sudah dikirim dari Polres Metro Jaksel ke Polda Metro Jaya dan selanjutnya ke Bareskrim Polri," kata Hakim
"Saudara hanya dapatkan itu saja tidak dapat utuh seperti Duren tiga tadi," kembali lemparkan pertanyaan.
"Tidak yang mulia," Heri menandaskan.
Reporter: Ady Anugrahadi/Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapendam mengatakan, saat ini Denpom XIV/4 Makassar telah dipanggil keempat anggota TNI itu untuk diperiksa
Baca SelengkapnyaSejumlah pria menggunakan baju loreng mendatangi rumah milik Harmansyah.
Baca SelengkapnyaPara pelaku terekam sedang memotong besi pembatas jalan milik Dinas Perhubungan.
Baca Selengkapnya