Ahok kasihan pada pengamat yang salah paham soal anggaran UPS
Merdeka.com - DPRD dan Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk menggunakan pagu APBD DKI Jakarta 2014 sebesar Rp 72,9 triliun. Namun keputusan ini menyebabkan kesalahpahaman sejumlah pihak, khususnya para pengamat.
Para pengamat ini menyimpulkan bahwa penggunaan APBD 2014, otomatis menyebabkan adanya pengadaan UPS kembali, padahal kenyataannya tidak. Alhasil para pengamat yang dinilai salah paham ini pun dikritik oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Jadi banyak pengamat termasuk yang saya lihat beberapa di TV kadang saya pikir kasihan juga. Mereka pengamat ngomong tapi enggak ngerti? Jadi bukan kalau pakai anggaran 2014, saya harus beli UPS, eh USB yang fungsinya sebagai UPS gitu loh," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (24/3).
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kapan Ahok menikahi Puput? Pada tanggal 25 Januari 2019 yang lalu, eks Gubernur DKI Jakarta menikah pada usia 52 tahun, sementara pada saat itu Puput masih berusia 22 tahun.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menjelaskan penggunaan pagu anggaran RAPBD DKI Jakarta 2014, bukan berarti program yang dikerjakan pada tahun lalu akan diulang. Apalagi program tahun 2015 masih akan menunggu pembahasan bersama Kementerian Dalam Negeri.
"Jadi yang dipakai itu jumlah duitnya (Rp 72,9 triliun). Kalau masalah isinya tergantung kami dan disetujui Mendagri," terangnya.
Walaupun angka anggaran menurun Rp 180 miliar, mantan politisi Gerindra dan Golkar ini menyakini pembangunan di Jakarta tidak akan terkendala. Bahkan dia percaya diri, uang tersebut akan sisa pada penggunaan tahun ini.
"Enggak ada yang dikorbankan, malah kelebihan duit nanti karena kita buang soal sosialisasi kunjungan kerja apa segala macam," tutup Ahok.
(mdk/rep)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Syafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penelusuran merdeka.com, ketika menjadi Wagub Jakarta mendampingi Jokowi, Ahok tercatat sebagai kader Gerindra.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaPersoalan di Jakarta menjadi konten perdana yang diunggah Ahok di 2024.
Baca SelengkapnyaAhok menilai jika memang penggusuran paling banyak terjadi di era pemerintahannya, berarti programnya mendirikan banyak rusunawa berhasil.
Baca SelengkapnyaTidak benar jika Anies nantinya terpilih menjadi presiden, seolah-olah semua program dan kebijakan pemerintahan saat ini akan diubah secara serampangan.
Baca SelengkapnyaMenurut RK, kemungkinan gaya kepimimpinan Pramono Anung-Rano Karno akan sama dengan Ahok
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menyindir mantan Gubernur Jakarta yang hanya mengumbar janji membuat perumahan layak bagi warga.
Baca SelengkapnyaAnies merasa tak perlu memberikan penilaian terkait Pemprov DKI.
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.
Baca Selengkapnya