Ahok soal desakan minta maaf ke Maruf: Aku nggak ngerti, bingung gue
Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama mengaku bingung jika ada pihak yang mengharapkan dirinya minta maaf kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin. Sebab dirinya tidak pernah ada niat untuk mengancam Rais Aam PBNU tersebut.
Basuki atau akrab disapa Ahok itu mengatakan, tidak mungkin dirinya meminta maaf hanya untuk meredakan kondisi saat ini. Sebab, sebenarnya yang memperkeruh suasana adalah oknum-oknum pengadu domba pernyataannya dalam sidang dugaan penistaan agama kemarin, Selasa (31/1).
"Aku nggak ngerti kenapa kita yang minta maaf. Itu yang penghasut adu domba yang adu domba kan jubir, memang kita ada apa? nggak ada apa-apa kok. Bingung gue. Yang makanya harus meredakan suasana itu yang adu domba itu yang dilempengin," katanya di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (1/2).
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Apa pesan ayah Ahok? 'Orang miskin tidak akan menang melawan orang kaya, orang kaya tidak akan bisa melawan pejabat' kutipan pesan sang ayah, dari pepatah Tiongkok Kuno yang jadi pendorongnya.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, dalam persidangan Maruf tidak mungkin dipanggil sebagai kiai. Sebab semua orang yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) akan dipanggil saksi, sedangkan Majelis Hakim dipanggil yang mulia.
"Orang sidang enggak mungkinkan panggil kiai ya saudara saksi. Hakim aja panggil saudara saksi. Hakim dipanggil yang mulia. Kalau mau adu domba berarti penghinaan dong," tutupnya.
Sebelumnya, Wasekjen PKB Daniel Johan menilai Ahok telah bersikap kasar dan arogan dengan mengancam memproses hukum Maruf Amin usai memberikan kesaksian di sidang kasus penistaan agama. Sikap Ahok telah membuat NU marah.
"Sikap keras Ahok yang kasar, arogan, dan mengancam Kiai Maruf saat persidangan menjadi sikap yang sangat blunder. Ahok kali ini membuat warga NU menjadi sangat marah," kata Daniel saat dihubungi, Rabu (1/2).
"Apa Ahok tidak paham dan sadar betapa dihormatinya Kiai Maruf oleh warga NU, beliau adalah pimpinan tertinggi di PBNU saat ini," sambungnya.
Daniel meminta Ahok sadar bahwa selama ini NU berupaya pasang badan meredam amarah umat muslim karena ucapannya menyinggung surat Al Maidah 51 dianggap melecehkan agama Islam.
"Apa Ahok tidak sadar kalau NU dalam beberapa bulan ini pontang-panting dan pasang badan dalam menenangkan situasi yang panas akibat ulah dan ucapannya?," tegasnya.
Bahkan, kata dia, NU rela mendapatkan kritikan demi membela Ahok. Pihak NU terus berupaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa untuk meyakinkan umat agar tetap berdemo secara damai dan tertib.
"NU bahkan mendapat kritikan keras dari dalam karena hal ini, tapi demi menjaga persaudaraan kebangsaan kita, demi pemerintahan agar bisa membangun Indonesia dengan baik dengan suasana kondusif, NU tegar dan sabar meyakinkan ke segenap umat agar paham," ucapnya.
Dia meminta mantan Bupati Belitung Timur segera meminta maaf kepada Maruf agar suasana tidak semakin memanas.
"PKB secara tegas meminta Ahok segera menghadap Kyai Maruf dan meminta maaf untuk menenangkan warga NU sekaligus meneduhkan suasana kebatinan bangsa. Jangan mempolitisir urusan hukum," imbuh Daniel.
Wakil Ketua Komisi IV ini menegaskan jika Maruf ingin menelepon atau ditelpon SBY adalah hak pribadi. Termasuk juga pilihan politik di Pilgub DKI. Oleh karena itu, Ahok tidak berhak menuding atau memfitnah Maruf dan MUI terafiliasi dengan pihak tertentu. "Itu tidak ada urusannya dengan Ahok," tutupnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anwar berharap Jokowi dan Ma'ruf tetap memberikan kontribusinya untuk kebaikan Indonesia
Baca SelengkapnyaKronologi berawal pada Senin sekitar pukul 07.00 Wib saat para guru sedang menyiapkan perlengkapan untuk Ulangan Tengah Semester (UTS) murid.
Baca SelengkapnyaMunaslub itu akhirnya menetapkan Anindya Bakrie sebagai ketua dan menggeser posisi Arsjad Rasjid.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku pembunuhan pengusaha roti di Maros.
Baca SelengkapnyaKomjen Pol Fadil Imran mengaku sering kena marah. Pelakunya tak lain ialah sosok pengasuh Pondok Tremas, Pacitan.
Baca SelengkapnyaLuluk Nuril kini menjadi sorotan usai membentak hingga mengancam siswa magang yang bekerja di sebuah toko.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, hampir semua kepala pemerintahan di dunia menyampaikan hal serupa jelang pensiun.
Baca SelengkapnyaAnwar Abbas meminta kepada penceramah atau dai yang telanjur melanggar ketentuan Allah SWTÂ untuk bertaubat.
Baca SelengkapnyaMusyawarah Luar Biasa (MLB) PBNU untuk melakukan pergantian pengurus sangat mungkin terjadi.
Baca SelengkapnyaGus Miftah mendatangi rumah Sunhaji untuk meminta maaf secara langsung.
Baca SelengkapnyaAnwar Usman juga merasa selama ini diserang berbagai fitnah
Baca Selengkapnya