Ahok soal kekayaan Sanusi Rp 45 M: Kalau sidang kalian nonton, seru!
Merdeka.com - Fakta mencengangkan terungkap dalam sidang dakwaan mantan anggota DPRD DKI, Mohamad Sanusi. Ternyata, mantan politikus Partai Gerindra itu memiliki harga Rp 45 miliar.
Nilai fantastis tersebut ternyata dari sumbangan sejumlah perusahaan pemenang proyek di Dinas Tata Air. Seperti PT Imemba Contrakctors dengan komisaris, Boy Ishak, dan PT Wirabayu Pratama dengan Dirut, Danu Wira.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaha Purnama, tak mau bicara banyak soal persidangan kemarin. Dia hanya meyakinkan persidangan Sanusi akan berlangsung seru dengan fakta-fakta yang terungkap dari hasil Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
"Udahlah kalau di persidangan paling enak kalau BAP. Kan enggak enak, kan enggak tahu. Kalau sidang kan kalian bisa nonton semua seru," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (25/8).
Dia mengaku tak tahu seperti apa sepak terjang Sanusi saat menjadi anggota dewan di periode 2009-2014.
"Enggak tahu. Enggak tahu," sambung Ahok.
Dia juga berdalih tak tahu pada proyek mana Sanusi bermain. Termasuk soal dana miliaran yang diterima dari perusahaan pemenang proyek di Dinas Tata Air.
"Enggak tahu. Saya enggak tahu," ucapnya lagi.
Ahok juga mengaku tak paham siapa kepala dinas yang menjabat saat proyek itu terjadi.
"Saya kira kita enggak tahu ya. Kita masuk zamannya Pak Heri dulu ya," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaAhok meminta pandangan Todung agar generasi muda tidak mudah tergoda untuk melakukan korupsi
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaMM dimintai keterangan dalam rangka mendalami kasus korupsi timah untuk para pihak yang telah menjadi tersangka.
Baca SelengkapnyaKomisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut KPK memegang banyak kasus korupsi di PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaAwalnya Jaksa mencecar Agus soal adanya salah satu grup WhatsApp di perusahaan RBT bernamakan 'Update Tanur Listrik'.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaSelain Gus Mudlor, terdakwa Ari disebut menerima sebesar Rp7,133 Miliar.
Baca SelengkapnyaGus Muhdlor menjabat sebagai Bupati Sidoarjo sejak tahun 2018
Baca SelengkapnyaPria yang menghabiskan masa kecil di Belitung ini pegang pesan sang ayah. Kini punya jabatan mentereng.
Baca SelengkapnyaBersama Direktur Penyidikan Asep Guntur Rahayu, Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menyampaikan keterangan kasus dugaan korupsi Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali.
Baca SelengkapnyaKejagung memastikan akan mengusut tuntas kasus tindak pidana korupsi.
Baca Selengkapnya