Air PDAM sering macet, warga Banda Aceh terpaksa beli air eceran
Merdeka.com - Distribusi air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Banda Aceh sering macet. Sehingga sejumlah pelanggan harus begadang malam untuk menyedot air yang sering macet, bahkan warga cukup sering harus membeli air eceran.
Keluhan ini seperti disampaikan oleh seorang warga Desa Geucu Kompleks, Kecamatan Banda Raya dan Jaya Baru, Dedi Iskandar (40). Menurutnya pasokan air ke rumahnya sering macet dan bahkan mati total.
"Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, saya harus begadang malam untuk mendapatkan air bersih, karena tengah malam biasa air sedikit lancar," kata Dedi Iskandar, Rabu (18/2) di Banda Aceh.
-
Di mana warga berebut air bersih? Pemandangan serupa juga terjadi di Blora, Jawa Tengah. Warga Desa Jepangrejo berebut air bersih bantuan dari BBWS Pemali-Juwana.
-
Apa yang dilakukan warga Desa Padasari untuk mendapatkan air bersih? Ribuan warga Desa Padasari, Kabupaten Tegal, terpaksa mengonsumsi kubangan air sungai untuk kebutuhan minum dan memasak.
-
Gimana warga Banyumas dapat air? Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
-
Apa yang membuat warga Klaten antre air bersih? Warga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka Antrean warga terlihat di Kantor Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Dengan membawa sejumlah jeriken, warga mendatangi sumur bor sedalam 240 meter milik pemerintah desa setempat. Warga harus antre berjam-jam dan bergantian dengan warga lain untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih.
-
Bagaimana warga Lebak mendapatkan air bersih? Setiap harinya puluhan ibu-ibu di Kampung Rancabaok, Desa Tamanjaya, Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air. Walau kondisinya tidak jernih, aliran tersebut terpaksa digunakan karena tidak ada pilihan lain.'Nyari air ke kali sini, karena di rumah nggak punya air,' kata warga setempat bernama Sumiati, mengutip YouTube SCTV Banten, Rabu (31/7).
-
Bagaimana warga Sambeng dapatkan air di awal kemarau? Pada awal musim kemarau, warga mengandalkan sumber air yang terletak di pinggir desa. Namun karena musim kemarau berlangsung panjang, sumber air ikut mengering.
Dedi mengaku kesal dengan sistem pelayanan yang diberikan PDAM di Banda Aceh. Apa lagi pihak perusahaan daerah ini tidak menjelaskan kendala pasokan air ke rumah-rumah pelanggan macet.
"Kita tidak pernah mendapat pemberitahuan kenapa air di sini tidak lancar, harusnya kalau ada perbaikan atau apa kita selaku pelanggan bisa diberikan pemberitahuan terlebih dahulu, apalagi ini juga sangat berdampak untuk aktivitas warga sehari-hari," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan pelanggan lainnya, Gilang (37), warga Desa Emperom kecamatan yang sama. Gilang untuk memperoleh air bersih kerap harus menggunakan mesin pompa air untuk menyedot air dari pipa PDAM.
Bahkan dirinya kerap membeli air secara eceran untuk memenuhi kebutuhan air bersih, baik untuk diminum, memasak dan bahkan untuk kebutuhan mencuci dan mandi.
"Ini sangat menyulitkan kami pelanggan, apa lagi harus membeli air eceran," tegasnya.
Direktur PDAM Tirta Daroy, Junaidi saat dikonfirmasi menjelaskan terjadi kemacetan PDAM ini disebabkan sistem dan jaringan pipa yang dibutuhkan sering tidak sesuai. Idealnya untuk satu kawasan tempat tinggal yang ramai dibutuhkan jaringan pipa yang besar agar aliran tidak tersendat.
"Persoalan ini karena banyak warga masih menggunakan pipa yang kecil, pipa lama, sehingga terjadi macet, sementara kawasan perumahan itu sudah banyak pelanggan," kilah Junaidi.
Kendati demikian, pihaknya akan terus berupaya untuk memperbaiki jaringan pipa PDAM yang lebih besar untuk melancarkan distribusi air bersih. Saat ini hampir seluruh jaringan pipa PDAM di kota Banda Aceh sudah mengalami perbaikan ukuran pipanya.
"Kita akan terus melakukan perbaikan agar distribusi air bersih lancar," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
Baca SelengkapnyaWarga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaSaat ini sebagian warga mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaPendistribusian air bersih ini, lanjut Twedi, dilakukan atas laporan warga Cibarusah yang kesulitan mendapatkan air bersih di saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaSumber air yang biasanya dimanfaatkan mendadak juga mengering sejak kemarau.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaAir Kali Cihoe kerap dijadikan sumber mata air andalan bagi Warga Cibarusah saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau berkepanjangan membuat penjual air bersih keliling meraup keuntungan lebih.
Baca SelengkapnyaSetiap harinya puluhan ibu-ibu di Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air.
Baca SelengkapnyaSumur ini jadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat.
Baca Selengkapnya