Ajak siswa, polisi telusuri lokasi penganiayaan SMA 3 di gunung
Merdeka.com - Kasus tewasnya salah satu siswa SMAN 3 Setiabudi Arfian Caesary (16) dalam kegiatan pecinta alam di Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat masih masih diselidiki polisi. Hari ini penyidik bersama murid SMAN 3 menuju ke lokasi kegiatan guna melakukan pengecekan.
"Hari ini dari penyidik telah melakukan penelusuran TKP (tempat kejadian perkara), sudah berangkat. Membawa murid untuk menunjukkan lokasi-lokasi kegiatan mereka diduga penganiayaan terjadi. Sampai saat ini masih berlangsung," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Kamis (26/6).
Demi memperlancar pengecekan di lokasi kegiatan, kata Rikwanto, penyidik telah berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat. Lebih lanjut, siswa yang ikut itu dimintai keteranganya untuk kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Dimana Kiran bersekolah? Kiran, 18 tahun, baru lulus dari Sevenoaks School di Inggris.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Kapan anak sekolah mulai takut? Mulai dari usia lima tahun, anak-anak mulai memahami kerentanan mereka. Mereka mungkin merasa takut kehilangan orang tua atau mengalami cedera.
"Siswa yang ikut itu tahu dari tempat pertama datang, kemana saja, sampai terakhir selesai, sampai kembali," ucap dia.
Rikwanto menjelaskan, pengecekan di TKP ini bukan semata-mata melakukan rekonstruksi. "Bukan olah TKP tapi penelusuran TKP. Di sana sekalian melakukan pemeriksaan kepada siswa yang dirawat di RS Hasan Sadikin," tuturnya
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca SelengkapnyaGamma Rizkynata Oktafandy atau GRO (17) siswa SMKN 4 Semarang tewas terkena tembakan Aipda Robig.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation.
Baca SelengkapnyaKorban ancaman pembunuhan oleh orang tak dikenal itu merupakan perempuan.
Baca SelengkapnyaIrwan dalam rapat kemudian memperlihatkan bukti rekaman cctv, ketika anggota Polisi R mencoba melerai percobaan tawuran
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu menyebabkan siswa atas nama Gamma meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca Selengkapnya"Yang terlibat penyiraman air keras ini untuk menyerahkan diri kepada kami," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif.
Baca SelengkapnyaKorban perundungan sudah melaporkan peristiwa yang menimpanya.
Baca SelengkapnyaVideo berdurasi 34 detik itu, korban menerima pukulan bertubi-tubi dari pelaku
Baca SelengkapnyaPara pelajar dari dua SMA ini memang sudah berjanjian untuk tawuran
Baca SelengkapnyaTerdapat tanda-tanda perundungan hebat dan ada pendarahan dalam tubuh korban.
Baca Selengkapnya