AJI Jakarta: Mayoritas kampanye hitam menyerang Jokowi-JK

Merdeka.com - Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Jakarta dan matamassa.org mengungkap laporan pelanggaran kampanye yang diadukan. Sejak awal kampanye pada 4 Juni lalu, tercatat sebanyak 82 laporan yang masuk. Mayoritas kampanye hitam menyerang pasangan Jokowi - JK.

"Dari awal kampanye pilpres hingga hari ini menerima sebanyak 82 laporan. Laporan itu terdiri dari 36 laporan dugaan pelanggaran administratif, 21 laporan tindak pidana, dan 21 dugaan lain-lain," kata Ketua AJI Jakarta Umar Idris dalam diskusi yang digelar di Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis (19/6).

Bukti dari seluruh laporan itu dapat dilihat melalui www.matamassa.org atau melalui twitter @matamassa. "Semua laporan tersebut beserta bukti fotonya dapat diakses," bebernya.

Kampanye hitam yang dilaporkan seperti pasangan nomor dua didanai oleh pengusaha Cina, soal agama dan keturunan. "Laporan-laporan kampanye hitam seperti itu mengalir dari publik ke matamassa. Mayoritas laporan kampanye hitam menyerang pasangan Jokowi - JK. Namun terhadap siapapun itu dilakukan, kampanye hitam berbau SARA sangat disayangkan di tengah demokrasi yang sudah dicapai negara kita," jelasnya.

Selain laporan kampanye hitam, matamassa.org, lanjut Umar, juga banyak menerima laporan dugaan pelanggaran administratif. "Pelanggaran lain yang juga masuk ke Matamassa adalah laporan kampanye di sekolah, kampanye membawa anak-anak dan pemasangan alat peraga kampanye yang tidak pada tempatnya. Pelanggaran-pelanggaran administratif itu dilakukan oleh tim dari kedua pasangan capres," kata Umar.

Dugaan pelanggaran lain berupa stasiun TV yang menayangkan iklan dan program blocking time mendukung salah satu capres yang melebihi waktu yang diizinkan.

"Padahal batas maksimum pemasangan iklan kampanye di televisi maksimal 30 spot berdurasi 60 detik di setiap stasiun televisi setiap harinya selama masa kampanye. Stasiun TV juga tidak boleh menyiarkan salah satu pasangan calon dalam waktu yang sangat lama (blocking time)," ujar Veri Juanedy dari Perludem yang menjadi pembicara diskusi.