Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

AJI Minta Polisi Serius Tangani Kekerasan Terhadap Jurnalis

AJI Minta Polisi Serius Tangani Kekerasan Terhadap Jurnalis Demo wartawan Solo. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepala Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Erick Tanjung meminta pihak kepolisian serius menangani sejumlah kasus kekerasan yang menimpa para jurnalis. Dalam pandangannya, selama ini polisi seakan tidak serius menangani kasus kekerasan yang menimpa jurnalis.

"Untuk Jakarta dari semua kasus kekerasan terhadap jurnalis baik itu pelakunya ormas (maupun) polisi tidak ada satupun naik ke proses pengadilan, hanya sampai penyelidikan dan tak pernah sampai penyidikan," kata Erick di Kantor LBH Jakarta, Jakarta Pusat, Minggu (4/8).

AJI meminta aparat penegak hukum bersikap profesional. Salah satunya, serius menangani kasus pidana kekerasan terhadap para jurnalis.

Orang lain juga bertanya?

"Tidak ada satupun naik ke proses penyidikan, apalagi pengadilan. Dan kami dorong untuk kedepannya naik ke proses pengadilan," tutup Erick.

AJI Jakarta menyoroti saat Aksi 21-22 Mei lalu. Ada 20 jurnalis yang mengaku mendapatkan kekerasan secara langsung oleh aparat kepolisian. padahal polisi seharusnya mengayomi dan melindungi tugas jurnalistik. Bukan melakukan tindakan represif terhadap para jurnalis dalam peliputan.

"Semua file-file dihapus. Itu ada pelanggaran UU Pers. Itu fakta yang terjadi," ucap Erick," jelas Erick.

Bertolak Belakang dengan Pencitraan di TV

Dia melanjutkan, kondisi itu justru bertolak belakang dengan pencitraan polisi yang selama ini disuguhkan ke publik. Dia lantas membandingkan perilaku personel polisi saat pengamanan aksi 21-22 Mei dengan pencitraan yang ditampilkan di salah satu program televisi.

"Ini sangat bertolak belakang dengan produk di TV yang dicitrakan sangat mengayomi publik," tegas Erick.

Direktur LBH Jakarta Arif Maulana menyesalkan program yang ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi yang seolah hanya menjadi sarana pencitraan institusi tersebut. Menurut aktivis hukum yang akrab disapa Arif itu, seharusnya program TV bisa mengambil peran lebih vital dibandingkan hanya mencitrakan polisi.

"Sayang sekali tayang-tayangan (itu) hanya berhenti di pencitraan polisi, tidak edukasi hukum," tutur Arif.

Menurut Arif, seharusnya acara yang mengklaim sebagai produk jurnalistik itu bisa menjalankan fungsi pendidikan. Terutama pendidikan hukum bagi masyarakat. Apalagi masyarakat masih minim literasi hukum. Menurut Arif, lebih baik program semacam itu memberi edukasi kepada masyarakat tentang hak dan kewajibannya di mata hukum. Contohnya, prosedur penggeledahan.

"Bagaimana si penggeledahan. Jadi orang tuh kalau mau digeledah, mau ditangkap itu ada (paham) ketentuannya. Ketika itu tidak sah dan kita (masyarakat) bisa menggugat," papar Arif.

Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dewan Pers: Kritisi Pemberitaan Gunakan Hak Jawab, Tidak Usah Main Kekerasan
Dewan Pers: Kritisi Pemberitaan Gunakan Hak Jawab, Tidak Usah Main Kekerasan

Ninik pun meminta kepada siapapun agar memahami dan bisa menghormati kerja-kerja dari jurnalis.

Baca Selengkapnya
Daftar Kasus Polisi Tembak Polisi di Indonesia, Terbaru AKP Dadang Iskandar Tembak AKP Ulil
Daftar Kasus Polisi Tembak Polisi di Indonesia, Terbaru AKP Dadang Iskandar Tembak AKP Ulil

Dalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak kejadian naas tersebut yang merusak citra Kepolisian Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Kongres AJI: Intimidasi Jurnalis Peliput Isu Lingkungan Masif
Kongres AJI: Intimidasi Jurnalis Peliput Isu Lingkungan Masif

Pada Juli 2023 misalnya, seorang jurnalis media asing yang meliput penambangan nikel di Halmahera Tengah menjadi korban intimidasi petugas keamanan perusahaan.

Baca Selengkapnya
AJI Desak Polisi Usut Tuntas Penyerangan Jurnalis saat Ricuh Diskusi Generasi Muda Partai Golkar
AJI Desak Polisi Usut Tuntas Penyerangan Jurnalis saat Ricuh Diskusi Generasi Muda Partai Golkar

Ketua AJI Jakarta, Afwan Purwanto mengatakan kasus kali ini merupakan kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terus berulang menjelang tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
Fakta Terbaru Kasus Nurhadi Usai Dipiting Lehernya oleh Polisi Dua Tahun Silam, Alarm Jurnalis Korban Kekerasan Tak Boleh Diam
Fakta Terbaru Kasus Nurhadi Usai Dipiting Lehernya oleh Polisi Dua Tahun Silam, Alarm Jurnalis Korban Kekerasan Tak Boleh Diam

Setelah dua tahun berperkara di meja hijau, Nurhadi, jurnalis Tempo yang jadi korban kekerasan oleh polisi mendapatkan titik terang.

Baca Selengkapnya
Amnesty International Soroti Kekerasan Polisi ke Massa Demo Penolakan RUU Pilkada
Amnesty International Soroti Kekerasan Polisi ke Massa Demo Penolakan RUU Pilkada

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, aparat kepolisian kembali bersikap brutal kepada para pengunjuk rasa

Baca Selengkapnya
VIDEO: Janji Kejagung Beri Atensi Jaksa Periksa Berkas Pegi Kasus Vina Cirebon
VIDEO: Janji Kejagung Beri Atensi Jaksa Periksa Berkas Pegi Kasus Vina Cirebon

Menurut Harli, kasus pembunuhan Vina dan Eky harus ditangani secara profesional

Baca Selengkapnya
Sahroni Desak Penegak Hukum Tingkatkan Perlindungan untuk Insan Pers
Sahroni Desak Penegak Hukum Tingkatkan Perlindungan untuk Insan Pers

Kejagung dan Dewan Pers memperkuat kolaborasi dalam upaya melindungi jurnalis dari kekerasan dan intimidasi.

Baca Selengkapnya
Kelakuan Propam Tangani Pejabat Polda Sumbar Tembak Mati Kasat Bikin Geram Sahroni: Mestinya Langsung Diborgol!
Kelakuan Propam Tangani Pejabat Polda Sumbar Tembak Mati Kasat Bikin Geram Sahroni: Mestinya Langsung Diborgol!

Diketahui, informasi yang beredar yakni polisi yang melakukan penembakan dan korbannya adalah perwira menengah dan pejabat di polres tersebut.

Baca Selengkapnya
DPR Minta Polisi Beri Perhatian Khusus untuk Turunkan Angka KDRT
DPR Minta Polisi Beri Perhatian Khusus untuk Turunkan Angka KDRT

Komisi III DPR berharap tidak ada lagi informasi mengenai pembiaran terhadap laporan KDRT kepada polisi.

Baca Selengkapnya
DPR Sentil Polisi soal Kasus Pegi Setiawan: Jangan Lagi Rakyat jadi Kambing Hitam
DPR Sentil Polisi soal Kasus Pegi Setiawan: Jangan Lagi Rakyat jadi Kambing Hitam

Anggota Komisi III DPR RI Gilang Dhielafararez mengingatkan Polri agar tidak asal tangkap seperti kasus Pegi Setiawan.

Baca Selengkapnya
Dewan Pers Desak Kapolda Metro Turun Tangan Usut Pendukung SYL Tendang Wartawan Usai Sidang Vonis
Dewan Pers Desak Kapolda Metro Turun Tangan Usut Pendukung SYL Tendang Wartawan Usai Sidang Vonis

Kericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor

Baca Selengkapnya