Akan tertibkan hunian di Jl Kalasan Surabaya, petugas PT KAI bentrok dengan warga
Merdeka.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) 8 melakukan pengosongan tempat tinggal atau rumah di sekitar Jl Kalasan, Kelurahan Pacarkeling, Tambaksari, Surabaya. Upaya itu tak berjalan mulus karena mendapat perlawanan dari warga.
Warga yang tergabung dalam Aliansi Penghuni Rumah Negara (APRN) menolak pengosongan lahan tersebut karena merasa sudah puluhan tahun tinggal di sana. Mereka menilai, apa yang dilakukan dari PT KAI Daops 8 terhadap warga menyalahi aturan hukum yang ada.
Apalagi, jika dalih PT KAI beranggapan sudah menerima salinan putusan dari Pengadilan Negeri Surabaya.
-
Mengapa warga Latimojong menolak harga pembebasan lahan? Cones mengaku pasca kejadian tersebut keluarganya mengalami trauma. Bahkan, anaknya enggan berangkat ke sekolah. 'Anak saya trauma dan tidak masuk sekolah karena peristiwa kemarin. Untuk sementara kami menenangkan diri di rumah kerabat,' ucapnya.
-
Bagaimana cara PT MDA menyelesaikan masalah lahan warga Latimojong? Diana menegaskan PT MDA tidak pernah melakukan tindakan paksa.'Semua proses yang dijalankan oleh perusahaan telah sesuai dengan ketentuan hukum, termasuk upaya mediasi dengan melibatkan pemerintah desa dan pemerintah kabupaten setempat serta berkoordinasi secara intens dengan Satgas Percepatan Investasi kepada para penggarap lahan negara yang masuk lahan konsesi MDA,' tuturnya.
-
Di mana warga berebut air bersih? Pemandangan serupa juga terjadi di Blora, Jawa Tengah. Warga Desa Jepangrejo berebut air bersih bantuan dari BBWS Pemali-Juwana.
-
Kenapa warga berebut gunungan dan tenongan di Sadranan? 'Acara ini memang digelar setiap tahun. Di dalamnya ada buah, ada sego liwet. Warga yang mendapatkannya boleh makan di tempat atau dibawa pulang. Semua itu demi keberkahan di kampung kami,' kata Rahmat Arifin, tokoh masyarakat setempat.
-
Kenapa warga Kampung Wates menggotong rumahnya? Warga pun memilih meninggalkan tanah mereka dan membawa serta rumah, perabotan serta alat pertanian agar aman.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
"Padahal, apa yang disampaikan itu tidak benar," kata Sekretaris APRN Usman, kepada wartawan di lokasi, Kamis (28/12).
"Status tanah ini masih bersengketa, jadi apa yang dilakukan PT KAI itu sudah melanggar dan dianggap melawan hukum," kata pria yang juga sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Pacarkeling.
Dari dasar itulah, warga akhirnya melakukan perlawanan. Bahkan, mereka sempat menutup Jalan Raya Kalasan dan Pacar Keling sehingga menyebabkan terjadi kemacetan arus lalu lintas.
"Sampai kapanpun warga akan terus melakukan perlawanan, selama masih bersengketa. Karena lahan aset milik negara yang ditempati warga itu memang dititipkan kepada kita. Jadi kalau PT KAI tetap ngotot minta warga mengosongkan tempat tinggal, itu sama saja perampasan hak," ujar dia.
"Makanya apa yang dilakukan warga ini bentuk perlawanan, ketidakadilan dari PT KAI yang sudah merampas hak warga," katanya.
Bentrokan itu baru redam setelah polisi yang ikut mengamankan dan berupaya melakukan mediasi antara warga dengan PT KAI Daops 8. Polisi minta kedua belah pihak harus mundur jika tidak akan dilakukan tindak tegas dari pihak kepolisian.
Kedua belah pihak akhirnya mundur, dan dilanjutkan melakukan mediasi di Kantor Kecamatan Tambaksari.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah masih bersengketa dengan warga yang ingin menetap dan enggan meninggalkan wilayah IKN.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menyadari ada komunikasi yang tak tepat dalam proses relokasi ini. Sehingga memancing emosi warga.
Baca SelengkapnyaKampung Susun Bayam akan dibangun untuk meningkatkan potensi ekonomi, pariwisata dan budaya.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta telah menampung sekitar 450 warga korban kebakaran Manggarai di Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput.
Baca SelengkapnyaSelain itu, mereka juga mempertanyakan siapa yang akan menghuni Kampung Susun Bayam jika warga pindah ke Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaPlt Kepala Badan Otorita IKN, Basuki Hadimuljono blak-blakan, soal konflik lahan IKN dengan warga lokal
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaViral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaHotel Sultan kini kembali menjadi hak milik negara.
Baca SelengkapnyaMereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.
Baca SelengkapnyaPihak ahli waris tetap akan menutup sekolah hingga Pemkot Makassar mengganti rugi lahan tersebut
Baca Selengkapnya