Tolak Lurah Susan, mestinya juga minta nama kampung diganti
Merdeka.com - Lenteng Agung berasal dari Klenteng Agung yang merupakan tempat ibadah etnis Tionghoa. Ketika itu, wilayah tersebut lebih banyak ditempati oleh etnis-etnis Tionghoa.
"Kemudian, bangsa China membuat tempat peribadatan atau Klenteng di sekitar daerah tersebut dan tidak jauh dari Pondok Cina. Klenteng itu besar dan diagungkan oleh etnis China pada saat itu jadi dinamakan Klenteng Agung," ujar sejarawan Alwi Shahab.
Namun, seiring perkembangan zaman, etnis Tionghoa tersebut memilih pergi dari daerah tersebut karena telah banyak ditempati warga-warga asli Lenteng Agung.
-
Siapa yang bisa disebut pemimpin? 'Pemimpin adalah penjual harapan.' – Napoleon Bonaparte
-
Siapa pemimpin Rukun Kampung? Serean inilah yang kemudian menjadi penyambung birokrasi sosial antara warga kampung dengan pihak kelurahan atau desa.
-
Siapa yang bisa menjadi pemimpin? Pemimpin adalah individu yang memiliki otoritas formal atau informal untuk memimpin dan mengarahkan orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.
-
Bagaimana masyarakat memilih pemimpin? Dalam Pilkada, masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang dianggap paling cocok untuk memimpin dan mengelola daerah mereka. Pemimpin yang dipilih melalui Pilkada diharapkan dapat menjadi perwakilan dari keinginan dan aspirasi masyarakat, serta mampu memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
Menilik dari asal usul Lenteng Agung, masyarakat daerah tersebut sudah mengenal keragaman dari awal mula terbentuknya daerah tersebut. Kehidupan keberagaman yang damai di daerah tersebut juga menjadi salah satu ciri khas daerah yang terletak di ujung Jakarta Selatan ini.
Namun, belakangan ini sebagian warga Lenteng Agung menolak kehadiran Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli dengan alasan berbeda keyakinan dengan mayoritas warga yang dianutnya. Selain itu, warga Lenteng Agung juga meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama atau Ahok untuk mengevaluasi penempatan Lurah Susan di Lenteng Agung.
Namun demikian, tidak semua warga Lenteng Agung menolak keberadaan Lurah Susan.
Wati (39), warga RW 03 mengatakan warga Lenteng Agung harus bisa menerima perbedaan dengan adanya Lurah Susan yang berbeda keyakinan dengan mayoritas warganya. Seharusnya, para warga melihat kinerja Lurah Susan bukan malah menolak kehadirannya.
"Lurah kan sebagai pemimpin warga. Seharusnya, dia itu didukung sama warganya bukan ditolak," ujar dia kepada merdeka.com di Jakarta, Kamis (03/10).
Menurut dia, sejarah Lenteng Agung telah mengenal keberagaman. Selain itu, kerukunan umat beragama yang ada di Lenteng Agung sangat erat dan tidak ada persaingan bahkan pertikaian.
"Kami sama-sama selalu menghormati satu sama lain. Bukan hanya seagama bahkan yang berbeda agama pun harus seperti itu," tegas dia.
Warga lain juga menyatakan, kalau menolak Lurah Susan, mestinya juga konsisten minta nama kampung diganti.
Sementara itu, Dhika (38) warga RW 03 menyayangkan sikap warga Lenteng Agung yang menolak keberadaan Lurah Susan. Dia mengatakan warga Lenteng Agung harus melihat kinerja Lurah Susan terlebih dahulu, sehingga lebih obyektif menilai Lurah Susan pantas atau tidak untuk memimpin daerah tersebut.
"Jangan melihat dari agamanya. Kalau kinerjanya bagus kenapa didemo," kata dia. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang kepala desa cantik Indah Aprianti jadi sorotan karena berdebat dengan pria yang menolak pembangunan jalan di desanya. Berikut ini sosoknya.
Baca SelengkapnyaSosok Kepala Desa Sangrawayang Sukabumi curi perhatian. Ia sempat menolak kegiatan Pandawa Group membersihkan pantai.
Baca SelengkapnyaNina tampak marah-marah kepada warga dan membawa-bawa nama Lucky Hakim yang saat ini merupakan pesaingnya di Pilkada Indramayu.
Baca SelengkapnyaWarga diresahkan dengan aksi petugas yang mengaku dari kelurahan.
Baca SelengkapnyaPilkades diharapkan berjalan seperti sebelumnya tanpa keterlibatan partai politik.
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaMenurut anggota linmas, kejadian ini bermula dari pernyataan lurah setempat
Baca SelengkapnyaPetugas PPSU lainnya, Pipit Mulyaningsih menambahkan, Sekretaris Lurah kalau bicara selalu menyakitkan dan selalu berkata miskin ke PPSU.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.
Baca SelengkapnyaKegiatan bersih-bersih rutin dilaksanakan setiap hari Jumat yang disebut Jumsih.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca SelengkapnyaKasie di Kelurahan Kelapa Gading Barat ini juga memaksa 100 PPSU lainnya. Mereka pun mengaku tak bisa menolak karena hal itu merupakan perintah atasan.
Baca Selengkapnya