Akibat kabut asap, siswi sekolah dasar di Pekanbaru meninggal dunia
Merdeka.com - Kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Pekanbaru beberapa hari belakangan menelan korban. Salah satu korbannya, Muhanum Anggriawati, putri sulung dari Mukhlis, wartawan Harian lokal liputan kota Pekanbaru.
Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 171 Kulim Kecamatan Tenayan Raya kota Pekanbaru itu, meninggal karena gagal pernapasan akibat paru-parunya disesaki lendir atau dahak sebagai dampak pekatnya kabut asap. Sehingga gadis cilik yang cantik itu sulit dan gagal bernapas.
Meski sempat mendapat perawatan secara intensif di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru, namun Hanum, begitu kesehariannya dipanggil, akhirnya menghembuskan napas terakhir, Kamis (10/9) sekitar pukul 13.00 WIB.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Bagaimana paru-paru kotor menyebabkan sesak napas? Sesak napas juga merupakan tanda yang umum pada paru-paru kotor. Kondisi ini terjadi karena paru-paru tidak mampu berfungsi secara optimal dalam memberikan oksigen ke seluruh tubuh. Orang yang mengalami sesak napas akibat paru-paru kotor akan merasa sulit bernapas, terutama saat melakukan aktivitas fisik atau berada di tempat berpolusi udara.
-
Apa dampak polusi udara ke paru-paru? Polusi udara dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius, bahkan sampai berpotensi mengancam nyawa.
-
Kenapa kabut asap bahaya untuk jantung? Dalam jangka pendek, kabut asap dapat menyebabkan hipertensi dan stroke, sedangkan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan plek pada pembuluh darah atau arteriosklerosis.
"Sebelumnya, anak saya ini tidak pernah mengeluh. Namun pada Jumat lalu, anak saya pingsan lalu dibawa ke RSUD Arifin Achmad," ujar Mukhlis kepada sejumlah wartawan.
Mukhlis mengatakan, putri kesayangannya yang lahir pada 5 Agustus 2003 ini sudah seminggu mendapat perawatan di ruang ICU. Sejak masuk di ruang ICU sampai kemarin, Hanum belum juga sadar.
Sementara untuk penyembuhannya, tim medis sudah berbagai upaya melakukannya, termasuk memasang berbagai kabel di mulut, dada, kepala dan lain-lain. Yang bisa hanya tangannya saja bergerak, namun Hanum belum juga sadar.
"Saat masuk ke ruang, kami sudah mencemaskan saja anak kami akan dijemput oleh Allah SWT. Tapi setelah keluar ruangan, kita lebih ditakutkan lagi dengan biaya tagihan rumah sakit yang besar. Sakit kepala ini memikirkannya," keluh Mukhlis didampingi istri, anak dan keluarga dari istrinya.
Mukhlis mengakui, biaya berobat sangat besar. Sehari semalam, bisa menghabiskan uang Rp 5 juta. Itu baru untuk pembelian obat antibiotik dan obat lainnya sesuai resep dokter. Selama seminggu ini saja, total biaya perawatan anaknya sudah lebih dari Rp 28 juta.
Karena itu, Mukhlis menyarankan, sebelum ada anggota keluarga yang sakit dan bahkan sampai meninggal dunia, sebaiknya dijaga kesehatannya dan harus memiliki kartu jaminan kesehatan. Tujuannya, supaya dapat menghemat biaya rumah sakit seperti yang dialaminya.
"Bagi orang berduit, bisa merawat keluarganya ke luar negeri. Namun bagi masyarakat ekonomi menengah cuma mampu di RSUD. Bahkan lebih parahnya, bagi orang miskin lebih baik bertahan melawan asap sampai akhir kejadian. Intinya jika tidak dirinya yang meninggal, maka bencana asap yang akan hilang," tutur Mukhlis.
Terkait bencana asap, kata Mukhlis, pemerintah seharusnya lebih tanggap mengantisipasi sebelum banyak korban berjatuhan. Meski baru anaknya yang diketahui meninggal akibat dampak dari kabut asap yang menyerang paru-parunya, tapi orang yang masuk rumah sakit akibat pengaruh asap juga sangat banyak.
"Susah kalau kita atau keluarga sudah sakit. Untuk itu, jagalah kesehatan kita masing-masing seperti anak saya ini. Kepada pemerintah diharapkan dapat mengantisipasi asap supaya tidak ada asap lagi di Riau. Sehingga tidak bertambah korban nyawa akibat asap," harap Mukhlis. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran terjadi di SMA N 6 Bulungan, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaKorban sempat masih bernapas, kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKeluarga meyakini korban tewas bukan karena pembunuhan. Apalagi setelah melihat surat wasiat yang ditinggalkan korban.
Baca SelengkapnyaSiswi berinisial AR (11), murid kelas empat SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) tewas akibat luka bakar.
Baca SelengkapnyaKorban sempat mengeluh sakit gigi dan muntah-muntah, kemudian masuk di kelas untuk mendapatkan perawatan.
Baca SelengkapnyaPenemuan mayat seorang pemuda terbakar di kawasan Lanud Halim membuat gempar. Konon identitas pemuda tersebut merupakan anak seorang Pamen TNI AU .
Baca SelengkapnyaCecep pun langsung mengambil tabung APAR besar dibantu Gunawan selaku tukang bangunan.
Baca SelengkapnyaMenurut informasi dari pihak sekolah, pada saat kejadian, korban dan teman-teman sekelasnya hendak masuk ke kelas usai jam istirahat.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan kekasihnya yang datang ke indekos karena curiga teleponnya tak kunjung diangkat.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga ada kelalaian dari pihak guru yang menjadi pendampingi siswa selama di sekolah.
Baca SelengkapnyaDiduga, korban meninggal akibat menghirup gas helium yang sudah dipersiapkan sebelumnya
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca Selengkapnya