Akibat Pergeseran Tanah, Dua Kampung di Lebak Minta Direlokasi
Merdeka.com - Pergerakan tanah terus terjadi setiap hari di Kampung Jampang Cikuning dan Kampung Jampang Neglasari Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga. Untuk itu warga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Lebak menyiapkan lahan relokasi. Pasalnya, dalam sehari keretakan tanah bertambah dua centimeter.
Pengulu Sardi (62) tokoh masyarakat setempat mengatakan, seluruh warga rela direlokasi dari tanah kelahiran ketimbang tinggal dalam rasa takut dan kekhawatiran. Pergerakan tanah ini satu arah ke sungai Cisimeut. Rumah-rumah yang dekat dengan sungai mengalami keretakan parah.
keretakan rumah milik warga bervariasi dari 5 sampai 50 cm. Bahkan, akibat pergeseran tanah ada keretakan di perkebunan warga ada bagian rumah ambles.
-
Kenapa broken home bisa berdampak pada kesehatan mental anak? Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan mengatasi perasaan mereka tentang perceraian orang tua.Mereka juga mungkin mengalami rasa kehilangan, ketidakamanan, dan kebingungan tentang kedua orang tua mereka.
-
Dampak apa yang dirasakan anak dari broken home? Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi emosi, kehilangan rasa percaya diri, atau kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa depan.
-
Apa yang membuat seseorang merasa cemas saat tidak ada akses gadget? Sindrom ini membuat seseorang merasa cemas secara berlebihan ketika tidak memiliki akses ke gadget mereka.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
-
Siapa yang terdampak dari broken home? Dampak dari broken home dapat terasa pada anggota keluarga, terutama anak-anak.
-
Siapa yang terdampak udara buruk? Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
"Kita siap direlokasi daripada memakan korban jiwa ya kami siap direlokasi. Soalnya kalau tinggal di sini kami khawatir," kata Sardi kepada wartawan, Selasa (12/2).
Akibat bencana alam ini, seluruh kepala tidak bisa beraktivitas lantaran, khawatir terjadi sesuatu terhadap anak istrinya saat mereka meninggalkan rumah. Semenjak terjadinya pergerakan tanah, para warga tidak bisa tidur nyenyak dan harus ronda memantau pergerakan tanah.
"Tiap malam semuanya gak tidur, pintu gak pernah dikunci supaya ketika tanah bergeser bisa langsung lari menyelamatkan diri ke luar rumah," jelasnya.
Pernyataan serupa juga disampaikan Ukat (63). Dia mengatakan, setiap turun hujan seluruh warga pergi ke luar rumah. Mereka berharap pemerintah segera melakukan tindakan supaya kekhawatiran dan ketakutan tidak berlarut-larut.
"Kalau sebagai masyarakat di sini itu mah terserah pemerintah. Pengen kita mah teliti dulu tanahnya," katanya.
Diketahui, akibat bencana alam pergeseran tanah tersebut sebanyak 104 rumah mengalami rusak dengan kategori berat dan ringan, empat diantaranya ambruk.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaJalan setapak, bangunan sekolah sampai lapangan bola kini berubah menjadi lautan.
Baca SelengkapnyaAda seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaTak peduli dengan kondisinya yang sakit, ayah wanita ini tetap tinggal di rumah yang dilanda banjir dan meminta putrinya untuk kembali ke perantauan.
Baca SelengkapnyaDisaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaWarga di kampung itu harus direlokasi setelah terjadi peristiwa longsor.
Baca Selengkapnya