Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aksi-aksi rakyat Indonesia lawan arogansi PM Australia

Aksi-aksi rakyat Indonesia lawan arogansi PM Australia Demo bakar foto Tony Abbott di Kedubes Australia. ©2013 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Australia pernah mengirim bantuan miliaran dolar, mayoritas berupa hibah, buat pembangunan rumah warga Aceh yang hancur diterjang tsunami pada 2004 lalu. Dana ini juga dipakai untuk mendirikan sekolah darurat serta infrastruktur utama seperti jalan raya.

Atas bantuan tersebut, Perdana Menteri Australia Tony Abbott meminta pemerintah Indonesia harus membatalkan eksekusi mati dua warga negaranya yang terlibat penyelundupan heroin di Bali. Dia mengungkit bantuan Australia yang sangat besar untuk rekonstruksi Aceh selepas diterjang bencana tsunami tahun 2004 lalu.

Kemurahan hati warga Negeri Kanguru, menurut Abbott, seharusnya dibayar Indonesia dengan memberi grasi pada kedua warganya, Andrew Chan (31 tahun) dan Myuran Sukumaran (33 tahun). Keduanya terbukti otak jaringan penyelundupan narkoba yang disebut 'Bali Nine'. Untuk menyelamatkan mereka, terpaksa bantuan kemanusiaan tersebut diungkit.

"Tolong jangan dilupakan saat Indonesia dihantam tsunami, Australia langsung mengirimkan bantuan kemanusiaan miliaran dollar. Australia akan selalu menolong Indonesia. Dan kami berharap Anda dapat membalas (kebaikan itu) pada saat ini," kata Abbott seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu (18/2).

Pernyataan tersebut membuat rakyat Indonesia geram. Berikut merdeka.com merangkum beberapa Aksi yang dilakukan untuk melawan arogansi dari Tony Abbott:

Kecam Abbott, mahasiswa Aceh dirikan posko koin untuk Australia

Sebagai bentuk protes terhadap pernyataan Abbott, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh bersama komunitas media sosial Twitter, @iloveaceh, membuka posko pengumpulan koin bertagar #KoinUntukAustralia.Posko perdana ini didirikan di Sekretariat KAMMI Aceh di kawasan Lamgugop, Banda Aceh. Terdapat sebuah papan pengumuman ukuran 1X1 meter bertuliskan posko Koin untuk Australia. Terdapat sejumlah uang koin pecahan Rp 100 hingga Rp 1.000."Ini bentuk protes dan penekanan kita atas pernyataan Tony Abbott yang mengungkit bantuan untuk Aceh pada saat tsunami Aceh," kata koordinator posko KAMMI Aceh, Martunus, Sabtu (21/2) di Banda Aceh.Tagar #KoinUntukAustralia menjadi topik terhangat dalam media sosial di Aceh dan banyak mendapatkan dukungan. Dari media sosial yang dicuit melalui akun @iloveaceh maupun dari @KAMMI_Aceh mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat."Kami tidak terima dengan pernyataan PM Australia dan meminta pemerintah agar segera mengeksekusi mati dua warga Australi," imbuh Martunus.Martunus mengaku, banyak masyarakat Aceh yang bertanya letak posko tersebut melalui medsos. "Kita juga akan mengajak seluruh komunitas di Aceh untuk bergabung mendirikan posko bersama aksi pengumpulan koin untuk Australia," tutup Martunus.Setelah rapat bersama, KAMMI berencana mendirikan posko bersama di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Pendirian posko di sini untuk mengajak seluruh rakyat Aceh ikut berpartisipasi melakukan aksi protes dengan mengumpulkan koin untuk Australia.

Tony Abbott, jangan asal bacot

Koalisi Pro Indonesia mengecam pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengungkit bantuan pihaknya kepada Indonesia atas musibah tsunami Aceh pada 2004. Pernyataan disampaikan karena ada dua warga Australia yang akan mendapatkan hukuman mati. Bahkan mereka menggelar aksi 'Tony Abbott jangan asal Bacot' di Bundaran Hotel Indonesia. Dan ada aksi mengumpulkan koin untuk mengembalikan bantuan Australia kepada Indonesia.Inisiator dan koordinator Koalisi Pro Indonesia Andi Sinulingga mengatakan, pihaknya mengecam keras penyataan Tony Abbott. Sebab permasalahan kemanusiaan dan narkoba tidak bisa disamakan."Kami tidak terima bantuan Aceh ditukar dengan warganya yang ternyata gembong narkoba. Dan kami minta Jaksa Agung untuk segera mengeksekusi hukuman mati," tegasnya di Bundaran HI, Minggu (22/2).Dia menilai, pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus bersikap tegas. Sebab ini bisa menjadi momentum untuk mengembalikan harkat martabat Indonesia. Terlebih, bukan kali ini saja Australia menghina Indonesia."Ini untuk bangkit. Kalau Australia mengancam kami (Indonesia) nggak butuh kok. Ini cermin kepemimpinan yang tidak beradab," ujarnya.Andi juga bingung dengan pernyataan Tony Abbott. Sebab permasalahan kemanusiaan tidak bisa dibandingkan dengan pelanggaran hukum."Jangan ajarin kami tentang kemanusiaan, Karena kami lebih ngerti tentang kemanusiaan. Lagi pula kami gak mintakan bantu waktu tsunami Aceh," katanya.

Kurang ajarnya Australia ungkit bantuan tsunami tunda eksekusi mati

Pengamat Internasional Zein Latuconsina mengatakan bahwa pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit bantuan tsunami Aceh hanya mempermalukan negara Kanguru sendiri. "Sebenarnya statement bahwa bantuan bencana tsunami sebagai utang itu secara tidak langsung menjelaskan karakter sebenarnya Australia sebagai negara," kata Zein Latuconsina saat dihubungi merdeka.com, Rabu (18/2).Menurut dosen hubungan Internasional IISIP ini, pemerintah Indonesia harus berpegang teguh mengeksekusi dua Andrew Cha (31 tahun) dan Myuran Sukumaran."Tetap mengedepankan hukum sebagai panglima. Sambil kembali merevisi hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia yang sebenarnya baru menuju ke arah normalisasi hubungan usai kasus penyadapan telepon mantan presiden SBY dan Ibu Ani," ujarnya.Dia menambahkan, hubungan bilateral Indonesia dan Australia akan memburuk lantaran adanya ancaman boikot pariwisata Bali dan mengungkit bantuan tsunami Aceh. Sikap Australia, kata dia, tidak sesuai dengan asas non intervensi. "Ini kurang ajar kayak tsunami bicara kemanusiaan dikaitkan putusan eksekusi itu keterlaluan," pungkasnya.

Australia bak pakai jurus mabuk karena ungkit bantuan tsunami

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menyesalkan pernyataan Tony Abbott yang mengungkit bantuan Australia kepada Indonesia pasca-tsunami Aceh, untuk pembatalan pelaksanaan hukuman mati atas dua warganya dalam waktu dekat."Pernyataan Tony Abbott itu patut disesalkan," kata Hikmahanto melalui keterangan tertulis di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis (19/2).Menurut dia, Tony Abbott memberi persepsi salah terhadap bantuan yang diberikan oleh Australia kala itu. Atas pernyataan Abbott itu, Australia seolah tidak tulus dan tak ikhlas dalam menyampaikan bantuan."Bantuan diberikan seolah untuk menciptakan ketergantungan Indonesia terhadap Australia. Ketika ada kepentingan Australia, ketergantungan itu yang digunakan," katanya menyesalkan.Hal itu dinilai akan menguatkan opini dari publik Indonesia bahwa bantuan dari luar negeri sudah dapat dipastikan terselip kepentingan, atau dengan kata lain 'tidak ada makan siang yang gratis (there is no free lunch)'.Selain itu, Tony Abbott juga belum menjabat Perdana Menteri atau pengambil kebijakan ketika Australia memberi bantuan ke Indonesia pasca-tsunami. Kemungkinan saat itu pemberian bantuan ke Indonesia dilakukan secara tulus."Namun sekarang telah disalah-manfaatkan oleh Abbott, seolah bantuan tersebut dapat ditukar dengan pembatalan pelaksanaan hukuman mati," tegas Hikmahanto.Hikmahanto juga menyesalkan dalam pernyataannya Abbott yang menyatakan ketika Australia memberi bantuan pasca-tsunami, ada warga Australia yang meninggal dunia. Sehingga seolah ingin adanya 'barter nyawa'."Tidak seharusnya nyawa warga Australia yang memberi bantuan di Aceh dibarter dengan nyawa dua warga Australia yang akan menjalani hukuman mati karena melakukan kejahatan yang serius di Indonesia," ujarnya.Meskipun demikian, menurut Hikmahanto, Indonesia harus bersikap memahami mengapa Tony Abbott mengeluarkan pernyataan kontroversial tersebut. Hal itu tidak lepas dari upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah Australia, di menit-menit terakhir menjelang pelaksanaan hukuman mati dua warganya."Jurus Dewa Mabuk pun dilakukan," ujarnya.Di samping itu, Hikmahanto menilai, konstelasi perpolitikan internal mengharuskan Abbott untuk memiliki keunggulan untuk berbuat agar dia dapat mempertahankan kursi perdana menterinya."Isu pelaksanaan hukuman mati di Indonesia telah dijadikan komoditas politik oleh para politisi Australia," nilai dia.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Amnesty International Soroti Kekerasan Polisi ke Massa Demo Penolakan RUU Pilkada
Amnesty International Soroti Kekerasan Polisi ke Massa Demo Penolakan RUU Pilkada

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, aparat kepolisian kembali bersikap brutal kepada para pengunjuk rasa

Baca Selengkapnya
Menko Yusril Beberkan Teknis Pemindahan Bali Nine ke Australia
Menko Yusril Beberkan Teknis Pemindahan Bali Nine ke Australia

Namun begitu, Indonesia saat ini belum mengajukan permintaan pemindahan narapidana WNI kepada Australia.

Baca Selengkapnya
DPR Pertanyakan Pemindahan Napi Bali Nine ke Australia jadi Upaya Pemerintah Setop Hukuman Mati?
DPR Pertanyakan Pemindahan Napi Bali Nine ke Australia jadi Upaya Pemerintah Setop Hukuman Mati?

"Jangan kemudian, kita bebaskan yang ini (Bali Nine) kan ditahan di sana (Australia) cuma nelayan-nelayan yang menangkap ikan kecil-kecil."

Baca Selengkapnya
Prabowo Minta 5 Terpidana Mati Bali Nine Dipulangkan ke Australia Sebelum Natal
Prabowo Minta 5 Terpidana Mati Bali Nine Dipulangkan ke Australia Sebelum Natal

Yusril menerangkan, pihaknya telah berdiskusi dengan Pemerintah Australia terkait terpidana mati Bali Nine.

Baca Selengkapnya
Menteri Yusril: 5 Narapidana Bali Nine Bakal Dicekal Masuk Indonesia Seumur Hidup
Menteri Yusril: 5 Narapidana Bali Nine Bakal Dicekal Masuk Indonesia Seumur Hidup

Pencekalan tersebut juga berlaku bagi anggota Bali Nine yang menikahi WNI di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kemlu: Tak Ada WNI jadi Korban Penikaman Massal di Sydney
Kemlu: Tak Ada WNI jadi Korban Penikaman Massal di Sydney

"Dipastikan hingga saat ini, tidak ada informasi korban WNI dalam serangan itu,” tutur Judha

Baca Selengkapnya
Bukan Hanya Mary Jane dari Filipina, Prancis dan Australia Ajukan Permohonan Pemindahan Narapidana
Bukan Hanya Mary Jane dari Filipina, Prancis dan Australia Ajukan Permohonan Pemindahan Narapidana

Di Indonesia cukup banyak narapidana WNA yang dijatuhi berbagai jenis hukuman, mulai dari hukuman penjara terbatas, hukuman penjara seumur hidup, hingga hukuman

Baca Selengkapnya
579 Orang Jadi Korban Kekerasan Polisi saat Demo Tolak Revisi UU Pilkada
579 Orang Jadi Korban Kekerasan Polisi saat Demo Tolak Revisi UU Pilkada

344 orang mengalami penangkapan dan penahanan semena-mena.

Baca Selengkapnya
Lima Orang Tewas Ditikam Massal di Mal Sydney, Seorang Bayi dan Ibunya Jadi Korban
Lima Orang Tewas Ditikam Massal di Mal Sydney, Seorang Bayi dan Ibunya Jadi Korban

Insiden ini terjadi pada Sabtu (13/4) sore di Westfield Bondi Junction.

Baca Selengkapnya
Din Syamsudin di Aksi Bela Palestina: Aspirasi Politik Pasangan Capres dan Cawapres Disimpan Dulu
Din Syamsudin di Aksi Bela Palestina: Aspirasi Politik Pasangan Capres dan Cawapres Disimpan Dulu

Din Syamsudin mengimbau hal itu menyusul massa aksi yang nampak memberikan perlakuan berbeda kepada para tokoh yang hadir.

Baca Selengkapnya
OPINI: Indonesia Untuk Bangsa Indonesia
OPINI: Indonesia Untuk Bangsa Indonesia

Mewakili para orang tua pribumi Indonesia, kami ingin mengingatkan agar para putera puteri bangsa Indonesia dapat hidup aman, tenteram dan sejahtera.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menko Yusril Beberkan Sederet Syarat untuk Pemulangan Narapidana Bali Nine ke Australia
FOTO: Menko Yusril Beberkan Sederet Syarat untuk Pemulangan Narapidana Bali Nine ke Australia

Sederet persyaratan itu diungkapkan setelah Yusril bertemu Mendagri Australia Tony Burke untuk membahas pemulangan narapidana kasus narkoba 'Bali Nine'.

Baca Selengkapnya